Mohon tunggu...
Benny Junito
Benny Junito Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat

Benny Junito: Direktur Eksekutif Marapi Consulting & Advisory dan Ketua Yayasan Gambar Bagus, berpendidikan 'Bachelor of Arts (BA)' ilmu politik dari Deakin University Australia, berpengalaman bekerja sebagai Tenaga Ahli Wakil Ketua DPR RI (2015-2019), Asisten Polititk dan Informasi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta (2002-2013)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gempa Politik & Efek Kaesang

25 September 2023   12:55 Diperbarui: 27 September 2023   17:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PDIP rupanya masih alami gempa politik kecil yang beruntun, dimulai dari turunnya elektabilitas bacapresnya Ganjar Pranowo (GP) akibat kegagalan Piala Dunia U20, kemudian disusul dengan bergabungnya partai Golkar dan PAN ke koalisi Prabowo Subianto (PS), dan yang terakhir putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep (KP), bergabung ke PSI. KP lebih memilih memulai karir politik di PSI, daripada PDIP dimana tempat bapak dan kakak-kakaknya sudah berhasil berkarir politik.

Namun yang terpenting bagaimana efek KP pada elektabilitas PSI. Kalau menengok sejarah Partai Demokrat (PD), anak bungsu JKW bisa berpotensi menaikan elektabilitas PSI walau mungkin kenaikannya tidak sebesar PD saat pertama Susilo Bmbang Yudhoyono (SBY) masuk partai berlambang mercy ini yaitu meningkat dari 2% ke 7%, hal ini diantaranya karena SBY saat itu adalah calon presiden. 

Walau Kaesang belum menjadi kandidat pemilu, namum karena pilihannya mendapat restu dari JKW yang popularitasnya tinggi 80%, mungkin survei elektabilitas PSI bisa naik dari rata-rata 1% menjadi 3% setelah Kaesang bergabung. Bukan tidak mungkin elektabilitas PSI akan terus naik lagi kalau KP menjadi pimpinan partai & ikut Pilkada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun