Mohon tunggu...
Biyp
Biyp Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati permasalahan UMKM

simple, friendly

Selanjutnya

Tutup

Politik

Disrupsi Negara, Mungkinkah?

29 April 2018   17:29 Diperbarui: 29 April 2018   17:47 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip Tulisan Rheinald Kasali pada kolom ekonomi kompas 5mei 2017 tentang disrupsi: ..." disruption itu bukan sekedar fenomena hari ini (today), melainkan fenomena "hari esok" (the future) yang dibawa oleh para pembaharu ke saat ini, hari ini (the present). 

Pemahaman seperti ini menjadi penting karena sekarang kita tengah berada dalam sebuah peradapan baru. Kita baru saja melewati gelombang tren yang amat panjang, yang tiba-tiba terputus begitu saja (a trend break).

lebih lanjut prof Kasali menuturkan ...

Disruption sesungguhnya terjadi secara meluas. Mulai dari pemerintahan, ekonomi, hukum, politik, sampai penataan kota, konstruksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, kompetisi bisnis dan juga hubungan-hubungan sosial. 

Jadi disruptive politik bahkan negara adalah sebuah keniscayaan.

Gelombang ini melalui semangat kaum milenial, kedepannya akan segera memakan hal yg saat ini kita yakini sebagai konsep sebuah negara. 

Konsep in akan segera menjadi usang tergantikan oleh konsep Online State....

Tidak ada lagi negara dalam bentuk kaku harus dipimpin oleh segolongan orang atas nama kekuasaan, yg cenderung hanya memberikan previelge ke para politisi saja

Negara akan menjadi sangat stateless, boderless, tanpa terlalu banyak urusan politik yg tidak penting dan membuang energi

Kehidupan politik dan sosial dan semua akan diatur oleh sebuah sistem crypto states seperti crypto currency yg saat ini mulai mewabah...

Siapa yg akan menghentikan arus itu? Takkan ada satupun yg bisa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun