Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar Menulis Tanpa Ide

18 Januari 2020   20:18 Diperbarui: 18 Januari 2020   20:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kata yang kutemukan :
1. Lemari
2. Remote
3. Piring
4. Anak
5. Selimut
6. Bantal

cerita yang tersusun :

Aku baru pulang dari masjid sehabis Maghriban. Perut terasa perih dihantam lapar. Begitu masuk rumah kubuka LEMARI makan.

Astaga! tak ada satupun makanan di sana. Adanya mangkok kosong bekas menaruh makanan. Akhirnya dengan gontai aku melangkah ke ruang tengah. Kuraih REMOTE dan mulai mencari saluran siaran tv. Saat asik melihat tv, tiba-tiba kudengar suara PRAAANK !! dari ruang depan.

Dengan bergegas secepat macan tutul kulari ke sana. Kulihat PIRING pecah berantakan bersama kuah dan isi sop yang berserakan di lantai.

Kulirik ke arah pintu, ANAK bungsuku berjongkok meringis kesakitan memegangi lututnya yang berdarah. "Sini Nak. Papah tuntun kamu ke kamar," kataku mencoba menenangkan dirinya.

Begitu sampai kamar, kubaringkan anakku ke kasur dan kututupi tubuhnya dengan SELIMUT. Agar kakinya merasa nyaman, bagian bawahnya kuganjal dengan BANTAL.

Sambil menutup pintu kamar sebelum pergi,
kukatakan padanya :"Tenang Nak, 30 menit lagi Papah akan membawakan sop enak untukmu".
"Emang Papah bisa masak ?"
"Bisa dooong," jawabku mantap.

Setelah di ruang tengah kupencet nomor Go Food.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun