Mohon tunggu...
Bi yani
Bi yani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Muhammadiyah Sendangtirta Berbah Sleman Yogyakarta

Saya lahir di Kulon Progo pada tanggal 1971. Pendidikan saya mengenyam pendidikan, SD dan SMP di Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. SMA di SMAN 4 Bhe Yogyakarta. Kuliah S1 di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus tahun 1997. Pendidikan terakhir saya S2 UIN sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mendampingi Anak Belajar Menyelesaikan Soal Numerasi

17 Januari 2022   23:05 Diperbarui: 17 Januari 2022   23:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Besok tanggal 18 - 29 Januari 2022 adalan latihan assesmen literasi dan numerasi pertama bagi siswa SD. se-Kabupaten Sleman. Untuk mempersiapkan hal tersebut, anak-anak dihimbau untuk mempersiapkan diri dengan belajar sungguh-sungguh. 

Anak ketigaku juga siswa SD kelas 6 di wilayah Kabupaten Sleman. Karena itu, malam sejak hari Senin sore sudah mulai belajar literasi. Dia membaca buku ringkasan IPA sendiri. Bila ada yang kurang paham, dia memanggilku untuk menjelaskan materi yang belum dia pahami. Ia belajar IPA sampai bakda Isya. Setelah itu, dia ingat ada pekerjaan rumah , disuruh mengerjakan soal numerasi. Cuma lima soal.

Sebenarnya saya sarankan untuk mengerjakan besok saja, karena keesokan harinya yang diassesmenkan literasi, lebih baik tidur saja. Justru tidak mau, dia bersikeras untuk mengerjakan PR . Wah,  ternyata anakku semangat untuk mengerjakan soal numerasi! Meski merasa kasihan padanya, akhirnya kudampingi mengerjakan PR numerasi.

Awalnya saya suruh baca sendiri, kemudian kutanyakan, bagaimana cara menyelesaikan soalnya Bila jawaban dia sudah benar caranya, maka saya suruh menghitung sesuai yang dia katakan. BNamun bila dia bingung atau kurang paham dalam memahami maksud soal, saya bacakan pelan-pelan, baru ditanyakan lagi. Bagaimana menurutnya, cara menyelesaikannya. 

Dari lima soal yang dia bisa sendiri cuma 2 soal, yang tiga soal perlu dipahamkan dahulu, setelah paham baru mengerjakan sesuai arahan saya.  Meski kudampingi namun tetap dia harus menghitungnya sendiri. Setiap selesai satu soal, saya cek jawabannya, bila sudah benar, maka saya suruh mengerjakan soal berikutnya.

Dari kelima soal, ada soal numerasi materi bilangan bulat tentang suhu yang tidak ditemukan jawabannya dalam option jawaban  pilihan gandanya. Saya baca berulang kali, namun tetap jawaban sama. Mungkin team pembuat soalnya yang keliru atau justru saya yang keliru. 

Pengalaman mendampingi anak belajar menyelesaikan soal numerasi, ternyata sanakku mengeluh tiap harus membaca soal yang kadang lumayan panjang, dan butuh pemahaman ekstra. Soal numerasi membutuhkan konsentrasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Anak benar-benar harus memiliki kesabaran dan juga kejelian dalam memahami dan menyelesaikan soal. 

Hal tersebut membuat Saya berpikir, bagaimana nasib anak yang orang tuanya kurang bisa memahami soal numerasi. Tentu anatara anak dan orang tuanya sama-sama bingung.  

Belum lagi, membayangkan saat anak harus mengerjakansendiri  latihan assesmen numerasi ataupun literasi di sekolah.  Selama pandemi, selalu didampingi orang tua dalam mengerjakan soal, namun setelah PTM 100% tentu menjadi pengalaman luar biasa bagi anak-anak.

Dia harus membaca sendiri, memahami sendiri, menerjemahkan soal numerik ke soal matematika biasa. Baru setelah itu menyelesaikan soal. Luar biasa, anak-anak harus berpikir tingkat tinggi agar bisa sukses. Mereka harus benar-benar mempersiapkan diri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun