Mohon tunggu...
Yosef M.P Biweng
Yosef M.P Biweng Mohon Tunggu... Guru - Guru pedalaman

Musafir sebagai guru di pedalaman Papua

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sekilas Sepintas Melintas Nyaris Tergilas dan Tersisih

28 Februari 2024   20:59 Diperbarui: 28 Februari 2024   21:28 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kata orang kita harus melawan lupa? Sebagian orang akan berkata, mungkin kita bisa melawan lupa, tetapi juga ada yang mengatakan tidak bisa? Pertanyaannya kenapa? Nanti jawab sendiri, karena kita memiliki pengalaman dan pergumulan yang berbeda. 

Yang saya maksudkan dengan pernyataan melawan lupa adalah kita harus bangkit untuk menjadi manusia sejati. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yang memberikan dampak besar dan positif untuk banyak orang, kita harus lawan untuk lupa, dan bersikap positif untuk membangun mindset yang baik dalam merespon setiap peristiwa-peristiwa di sekitar kita.

Perspektif yang berbeda


Kembali lagi ke persoalan DOB. Fakta yang menarik digali dan dibahas yakni DOB PPS (Provinsi Papua Selatan) dimekarkan untuk siapa? Jauh kita melihat kedalam yang bekerja di birokrasi Kantor Gubernur dan Instansi-instansi yang berada di bawah payung pemerintahan provinsi adalah 80% non-OAP dan 20% OAP? Bahasa gaul yang lagi tren adalah "ko tersinggung berarti ko terlibat "  

Banyak perguruan tinggi yang telah menghasilkan ribuan bahkan jutaan sarjana yang bisa bekerja di segala bidang, termasuk di birokrasi. Pertanyaan muncul lagi, kenapa masih terlihat banyak pengangguran yang sebenarnya memiliki peluang untuk bekerja, tetapi peluang itu diambil oleh orang-orang yang tidak sepantasnya berada di tempat yang bukan haknya. 

Muncul pertanyaan lagi, hak kesulungan dan hak kekhususan sebagai OAP itu letaknya dimana?  Dan lebih parahnya adalah ada para pejabat OAP yang tidak adil dalam memperlakukan OAP ketika membawa seberkas lamarannya ditolak dan berkasnya disimpan dalam laci meja. Dan itu saya pernah alami.

Sepenggal pengalaman. Saya waktu honor di salah satu kantor, ada seorang teman dan teman itu adalah teman bangku SMA,  membawa surat lamarannya dan saya menerima berkasnya. Saya lapor ke bos saya bahwa ini ada berkas lamaran kerja. Bos hanya bilang simpan dalam laci mejamu. Rasanya mau menangis tapi apalah daya. Beberapa hari kemudian, ada seorang non-OAP datang membawa berkasnya, dan saya lapor ke bos ini ada berkas lamaran. Bos ambil dan baca. 

Setelah itu  bos katakan nanti kalau orangnya datang, suruh masuk keruangan saya. Heran bin ajaib, tapi itu yang terjadi. Amat disayangkan.
Dari pengalaman ini saya menarik kesimpulan, ternyata bahwa ada pejabat yang tidak memberikan kesempatan kepada OAP, tidak tahu alasannya kenapa. 

Mungkin saya berpikir bahwa non-OAP bisa kerja ketimbang OAP. Sangat miris sekali. Semoga pejabat OAP lain tidak meniru tindakan yang tidak terpuji terhadap sesama OAP, apalagi generasi OAP. 

Ungkapan klasik yang cocok adalah kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi? Di dalam roda pemerintahan saja OAP sudah tersingkir, apalagi di luar roda pemerintahan, begitu bukan? Sudah tersinggir dalam dunia pekerjaan ditambah lagi tersisih secara ras.

Sekilas terlintas melintas melihat pejabat OAP yang sedang menduduki jabatan penting  hampir tidak ada kaderasi atau regenarasi OAP untuk menduduki jabatan di masa yang akan mendatang. Egoisme pejabat OAP rupanya terlalu tinggi, lupa bahwa negeri butuh generasi penerus untuk menjabat pada posisi-posisi strategis dan penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun