Mohon tunggu...
Bit Garden
Bit Garden Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Darurat Produk Lokal, Mahasiswa UI: Yuk, ke Bit Garden!

21 Desember 2017   11:31 Diperbarui: 21 Desember 2017   11:47 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Buah merah tua, tak manis, tak juga pahit. Sekali gigitan, merah sudah seluruh bibir. Ya, itulah buah bit merah. Tak sehambar rasanya, buah ini justru memberikan khasiat yang sangat banyak. Populer? Jelas! Loh, kok,tidak terlihat di Indonesia? Mau lihat? Yuk, lihat di Bit Garden!

Diah, namanya, adalah seorang mahasiswi Universitas Indonesia tingkat tiga yang tengah menjalani UAS pada Desember 2017 ini. Di tengah sibuknya persiapan ujian, Diah justru menambah kesibukannya dengan membuat rancangan bisnis budidaya buah bit. Iya, buah bit, yang kaya dengan vitamin C, serat, dan magnesium fosfor. Kenapa sih, harus buah bit?

"Sebenarnya banyak bangetmanfaat yang bisa didapat dari buah bit, mulai dari pembersihan ginjal secara alami sampai penyembuhan anemia. Sayangnya, buah ini masih belum yang tahu karena belum banyak tersebar di Indonesia. Padahal, dia (buah bit) bisa jadi pewarna merah alami juga, loh," ujar Diah saat diwawancara pada Rabu, 20 Desember 2017. Tak hanya itu, Diah juga menjelaskan banyaknya orang yang membutuhkan buah bit. Memang siapa sih, yang mau makan buah bit hambar itu?

"Buah bit memang jarang dimakan langsung, sih, kecuali untuk salad," ujar Diah. "Buah bit sendiri pasarnya di luar negeri ada banyak. Singapura, Malaysia, bahkan India saja siap untuk mengimpor buah bit dari Indonesia. Mereka butuh selain dijual dalam bentuk buah, juga untuk diolah kembali jadi produk lain. Sama seperti di Indonesia, selain ketidakpopulerannya, rasa hambarnya ini juga kurang diminati, khususnya oleh anak muda.  Makanya, kalau untuk remaja, kami nggak hanya menjual buah bitnya, tetapi juga produk olahan buah bit, seperti kue (tart) dan cookies (kue kering, red). Semacam Red Velvet dengan pewarna alami, lah."

Bisnis Bit Garden yang dibangun oleh Diah dan timnya memang merupakan bisnis yang melakukan budidaya buah bit sekaligus memproduksi makanan hasil olahan buah bit itu sendiri ke dalam bentuk kue tart dan kue kering. Di bawah naungan PT. Big Indonesia, Bit Garden yang dicanangkan untuk dibangun di daerah Kabupaten Cianjur ini akan menjadi satu-satunya budidaya bit di Indonesia yang menyediakan buah bit di sepanjang tahun. Hal ini bertujuan untuk mempopulerkan buah bit itu sendiri di Indonesia, termasuk rasa buah bit yang akan dipopulerkan melalui kue tart dan kue kering.

Dibanderol dengan harga rata-rata Rp55.000,- per kilogram, ternyata buah bit ini sudah terkenal di luar negeri. Sayangnya, di Indonesia, buah ini hanya menjadi buah alternatif bagi masyarakat karena sulitnya mencari distributor buah yang menyediakan buah bit di pasaran. Demi mempopulerkan buah ini di pasar Indonesia, tidak kurang dari 150 ton buah bit akan siap dipasarkan setiap tahunnya. Bahkan, perusahaan ini sudah mempersiapkan strategi untuk memperluas wilayah produksi sehingga mempermudah distribusi penjualan buah bit agar dikenal di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Diah menambahkan, untuk pengembalian modal 4 milyar, waktu yang dibutuhkan tidak sampai 3 tahun.

"Cepat, Mba (pengembalian modalnya). Tergantung ada atau enggaknya investor juga, sih. Makin banyak yang investasi, makin cepat kembali modalnya. Soalnya, pesaing di Indonesia, kan, sedikit. Itu pun (mereka) nggak bisa kayak kita, yang produksi dalam jumlah banyak, karena memang itulah keunggulan utama kita."

Wah, menarik ya, budidaya buah bit! Jadi,Pembaca sudah siap balik modal, belum?

(Rizka/Tim Bit Garden)

Informasi: bitgardenindonesia@gmail.com / ig: bitgarden.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun