Universitas Jember mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kranjingan, Kabupaten Jember, pada 20 Agustus 2024. Kegiatan ini diikuti oleh dua mahasiswa dari Fakultas Pertanian, yang bertujuan memperkenalkan teknologi ramah lingkungan kepada petani setempat.
MahasiswaSalah satu kegiatan utama adalah pelatihan penggunaan Agen Pengendali Hayati (APH) sebagai alternatif pengganti pestisida kimia. APH ini terdiri dari dua bahan utama, yaitu Beauveria bassiana dan Pseudomonas fluorescens.
Beauveria bassiana (BB) merupakan cendawan yang efektif menginfeksi serangga hama pada tanaman tanpa merusak tanaman itu sendiri ataupun hasil tanamannya.
-
Pseudomonas fluorescens (PF) adalah bakteri antagonis yang berguna dalam mengendalikan patogen penyebab penyakit tanaman, sehingga membantu meningkatkan kesehatan tanaman.
“Kami mengembangkan isolat murni dari Lab APH Tanggul, yang diperbanyak menggunakan media air rebusan kentang dan kedelai,” ujar dosen pembimbing, Wagiyana. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang dapat merusak lingkungan.
Setelah melalui proses inkubasi selama 14 hari, APH yang siap digunakan kemudian dikemas dan dibagikan kepada para petani dalam sesi penyuluhan. "Kami juga mengajarkan cara mengolah limbah tempe dan memanfaatkan barang bekas, seperti galon plastik, untuk membuat APH jenis Beauveria bassiana dan Pseudomonas fluorescens,” jelas Alicia Putri, salah satu mahasiswa yang turut terlibat.
Mahasiswa Dukung Pertanian Berkelanjutan
Selain pelatihan, mahasiswa juga mempromosikan pertanian organik dengan terjun langsung dalam proses budidaya padi tanpa pupuk kimia. “Kami ingin berkontribusi dalam menjaga kualitas lingkungan sekaligus mengurangi dampak perubahan iklim,” kata Eni Budi, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Kranjingan.
Respon Positif dari Masyarakat