Mohon tunggu...
Bita Kumalasari
Bita Kumalasari Mohon Tunggu... Bidan - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelang Bangle/Sambetan, Ampuh Cegah Sawan?

6 Maret 2024   12:43 Diperbarui: 6 Maret 2024   12:56 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngawi, Maret 2024. Penyakit merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia. Kebiasaan berperilaku dan cara hidup manusia dapat menjadi penyebab penyakit baik dari zaman primitif maupun di zaman yang sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya.

Era modern saat ini ilmu kedokteran dan kesehatan berkembang pesat serta alat teknologi di bidang kesehatan semakin valid dalam mengungkap berbagai penyebab gangguan fisik yang dialami manusia. Namun fakta bahwa hebatnya terobosan alat medis di era digital pun, masih ada beberapa kelompok yang masih mempercayai kepercayaan tertentu tentang adanya gangguan lain yang menjadi penyebab penyakit itu berawal dari sawan.

Sebagian masyarakat masih percaya penyakit sawan beserta pengobatannya, sebagian percaya pada pengobatan modern, dan yang terbanyak menggunakan pengobatan modern berdampingan dengan pengobatan alternatif.

Dalam penelitiannya Rini Maysaroh (2013), masyarakat Jawa masih banyak yang memahami sebab akibat suatu gangguan dan penyakit akibat dari adanya unsur mistis, ghaib, dan tidak dapat dicerna secara logika ilmiah mengapa hal tersebut dapat menjadi suatu sebab terjadinya penyakit.

Sawan yang biasa diderita bayi atau balita diyakini masyarakat Jawa disebabkan oleh gangguan makhluk halus atau hal klenik lainnya yang sedang mengganggu Balita. Salah satu jenis sawan yang sering dialami oleh anak yaitu sawan jenazah terjadi karena ibu atau anggota keluarga lain melayat orang yang telah meninggal dan berakibat anak mengalami demam, rewel, sulit tidur anak diindentifikasi-kan mengalami gangguan sawan dari jenazah orang yang baru saja meninggal.

Fenomena gangguan sawan tidak hanya terjadi pada bayi atau anak-anak saja, melainkan juga dapat dialami oleh orang dewasa yang biasanya diakibatkan oleh adanya orang meninggal atau mengunjungi tempat-tempat mistis.

Hal ini pula menimbulkan pertanyaan besar bagaimana fenomena ini hanya terjadi di Masyarakat Jawa, lalu mengapa pula gangguan sawan tidak dijumpai di negara-negara Barat Eropa ataupun Amerika. Atau negara-negara Asia lainnya dan negara lainnya. Hal ini karena orang Jawa percaya kepada sesuatu kekuatan yang melebihi segala kekuatan di mana saja yang pernah dikenal, yaitu kasakten, kemudian arwah atau ruh leluhur, dan makhluk-makhluk halus seperti misalnya memedi, lelembut, tuyul, demit, serta jin dan lainnya yang menempati alam sekitar tempat tinggal mereka.  

Fakta fenomena sawan yang mengandung unsur-unsur klenik, dan berkaitan dengan hal-hal yang tidak terlihat memang sangat bertentangan dengan empirisme keilmuwan dunia Barat yang mengharuskan sesuatu dapat diuji secara ilmiah (N. A. Niamah,2022).

Terjadi fakta yang menarik yaitu penjualan gelang sawan yang laris baik di pasar online. Hal ini menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap fenomena sawan yang cukup tinggi. Gelang sawan yang laris di pasaran adalah gelang tolak bala yg terbuat dr rempah, minyak, dlingo bengle, adas waras dll yg didesain kekinian. Bahkan gelang sawan diperjual belikan dengan kisaran harga yang cukup terjangkau yaitu Rp.10.000 s/d Rp.20.000 dan bisa dipakai oleh semua kalangan.

"Ibu hamil, bayi dan anak-anak tidak perlu ribet bawa peniti kemana mana tinggal pakai gelang sawan/sambetan aja sudah praktis dan kece lagi", demikian isi kolom deskripsi yang disampaikan penjualnya.

Dalam medis dan ilmu kesehatan sendiri konsep kejadian penyakit bergantung jenis penyakit. Secara umum konsepsi ini ditentukan oleh berbagai faktor antara lain bakteri, virus, parasit, manusia dan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun