[caption id="attachment_88741" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (OHAMMED ABED/AFP/Getty Images)"][/caption] Maaf saya menuliskan ini dalam keadaan marah bercampur takut. Barusan, baru beberapa menit pihak militer Mesir  melepaskan saya setelah mereka puas mengintrogasi saya dan ke enam sahabat saya di markaz mereka. Militer mendatangi kami di rumah kami satu kompi beserta para pimpinannya. Semua membawa senjata laras panjang lengkap. Seisi rumah digeledah. Semua barang di buka satu persatu. Laptop dan hp disita oleh mereka. Dokumen-dokumen yang ada di laptop saya di obrak-abrik. Kami dibawa ke dalam mobil layaknya para tahanan. Di dalam mobil saya, asif dan Omar ditodong oleh satu kompi dengan senjata laras panjang diarahkan ke kami, seakan mereka sudah siap untuk melepas senapan itu sewaktu-waktu. Oh..masih adakah orang yang mengatakan Mesir masih aman ???!!! Di dalam markaz militer, entah sudah berapa ratus pertanyaan yang diarahkan ke kami, ke saya. Mulai dari pertanyaan yang mengada-ngada dan tidak pernah terfikirkan oleh saya. Mulai dari tuduhan kami ikut gerakan demonstrasi untuk menurunkan presiden. Wahai Pak DUBES...terus terang, SAYA INGIN PULANG, SAYA SUDAH TIDAK BETAH DI MESIR. Tolonglah, kalau berniat evakuasi jangan setengah hati seperti ini. Apa harus nunggu korban-korban berikutnya yang harus ditangkap militer. Apa harus nunggu ada yang mati dari kami baru melakukan evakuasi secara besar-besaran. Ya Allah...saya ingin menangis. Salam Bisyri Ichwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H