Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Doktor UIN Malang. Ketua Umum JATMAN Banyuwangi. Dosen UIMSYA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Keluar Piramida

14 November 2010   12:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12897378041662813062

[caption id="attachment_75257" align="alignnone" width="600" caption="Dekat pintu keluar piramida yang ramai (foto : Bisyri)"][/caption] Selalu ramai tak terkecuali musim panas dan saat ini adalah musim dingin. Pintu belakang menuju parkiran dekat dengan tempat nongolnya Spinx di kawasan berjajarnya piramida itu memang enak untuk duduk-duduk, melihat orang-orang para wisatawan yang sedang melihat. Sore hari, banyak para polisi yang kebagian menjaga kawasan wisata ini yang mulai membubarkan, menyuruh kami untuk keluar dari kawasan piramida. Sekitar jam 5 sore, semua kawasan harus sudah steril dari para turis dan piramida itu hening kembali, menjadi kuburan sebagaimana fungsi sebenarnya. Penjaja souvenir tidak mau mengalah, dengan sedikit waktu yang masih tersisa, mereka mulai mendekati setiap orang yang lewat. "one dollar…one dollar", begitu mereka seringnya berteriak sambil menunjukkan replika piramida kecil, spinx kecil atau kepala fir'uan dan nevertiti ataupun nevertari. Ada yang membeli atau sekedar say hello agar para penjual itu senang karena barang dagangnnya merasa dilihat walau tidak dibeli. Ada juga yang kurang pas dengan harganya lalu pura-pura meninggalkan pedagang itu, ketika harganya dikurangi sedikit, dia kembali lagi dan membelinya. Biasanya yang seperti ini seorang turis perempuan. Walau duduk, pedagang itu tetap saja mencoba mendatangiku, sesekali ada yang menyapa dengan "nyi hao", banyak yang mengira kalo turis dengan wajah seperti diriku orang China, padahal mata tidak sipit-sipit amat. Orang arab termasuk Mesir memang paling susah kalau membedakan wajah orang asia, termasuk kami-kami orang Indonesia yang kebanyakan berada di Al-Azhar. Apalagi aku, yang tidak hanya sebagai mahasiswa, tetapi juga mengambil posisi sebagai pekerja. Dengan menggunakan mobil suzuki melewati pasar-pasar tradisional mulai dari Attaba hingga Ramsis dan Tahrir, tidak hanya satu kali aku disapa dengan sebutan "nyi hao". Aku saja baru tahu bahasa ini ketika privat kursus bahasa inggris dengan guru cewek China. Dia memperkanalkan kepadaku dengan nama Yang Fan. Sayang, sejak aku keluar dari privat itu, aku belum pernah bertemu lagi dengannya. Ada satu hal yang kadang membuatku ingin tersenyum setiap kali bertatap dengannya, cewek China suka sekali berkaca mata. Kata seorang teman karena dia ingin menutupi mata sipitnya. haha. Aku masih duduk di dekat pintu keluar kawasan piramida. Banyak turis yang mulai keluar dari area. Ada yang menggunakan mobil pribadi dengan plat merah muda. Plat merah muda di Mesir berarti itu mobil pariwisata. Ada juga yang menggunakan mobil dengan plat warna biru yang menunjukkan mobil pribadi. Lucunya, mobil sekeren Hilux yang keluaran Toyota itu, oleh Mesir di kasih plat merah yang berarti "naql" atau masuk dalam kategori mobil khusus untuk bekerja atau tumpangan saja, bukan golongan mobil pribadi (malaky), ada juga turis yang membawa mobil itu. Pedagang asongan di dekat pintu keluar piramida hanya mereka yang menjual souvenir saja, tidak aku temukan penjual asongan makanan. Tapi memang sulit ditemukan pedagang asongan di sini. Mungkin memang belum membudaya sebagaimana pedagang asongan di kota besar di Indonesia. Sebenarnya aku haus, tapi adanya di dalam sini kafe. Aku agak menahan saja dan menanti untuk membeli pepsi di luar pintu keluar saja. Saat ini, ingin melihat suasana sore senja dengan piramida yang dari jauh seperti menantang langit di sana. Masyarakat Mesir memang seharusnya bersyukur dengan bangunan piramida-piramida itu dan juga spinx yang dibangun fir'aun walaupun dengan membudakkan ribuan orang. Lihat saja, berapa devisa yang masuk ke kas negara saat ini dari peninggalan itu. Ratusan ribu dollar jumlahnya. Dan yang pasti, wisata sejarah itu tidak ada saingannya, berbeda dengan wisata alam atau pantai, negara lain bisa saja menyaingi ketika mereka mampu memenej negaranya dengan baik, seperti Dubai misalnya, dulu tidak diperhitungkan, coba lihat sekarang seperti apa. Sebelum memutuskan untuk keluar dari kawasan piramida, rupanya seorang kawan ada yang tidak bisa menahan hasratnya ketika seorang pedagang souvenir itu mendatangi dan menawarkan barang dagangannya. "one dollar", lagi-lagi harganya satu dollar yang jika dipoundkan seharga 5 pound egypt. Aku tidak membeli tapi melihat dari jarak dekat. Sekali lagi aku tersenyum, terlihat jelas di sana tulisan dari stiker kecil di bawah barang-barang dagangan souvenir itu, tulisannya begini "made in China". Haha. "Shiniy kuwayyis", sambil menjempolkan tangan, orang Mesir suka menjawab dengan perkataan ini ketika sudah tahu kedok dari barang dagangnnya. "China itu bagus". Bagiku sebenarnya bukan karena barang itu buatan China, tetapi aku 'mengguyu' mereka karena hanya untuk barang seperti ini saja, mereka harus diserbu oleh China. Tapi memang aku akui, apasih produk di dunia ini yang tidak kena serbuannya China. Usai membeli barang-barang souvenir made in China itu, kami keluar dari pintu belakang kawasan piramida. Pintu belakang ini tidak kalah ramainya dengan pintu depan tempat masuknya para turis yang ingin menikmati piramida dan spinx. Yang pasti, polisi wisata selalu banyak di sana. Sore hari menjelang malam, musim dingin tidak pernah berbohong, hawa saat ini memang benar-benar dingin, untungnya aku sudah menyediakan jaket tebal. ------------------------------------------------------------------------ Catatan 'nggeremeng' tentang pintu belakang Piramida Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun