[caption id="attachment_178462" align="alignnone" width="500" caption="Para 'hantu' gentayangan dari danau suci di kuil Karnak (Doc. pribadi)"][/caption] Malam minggu di Mesir tak ubahnya seperti malam Jum'at di Indonesia. Tidak ada yang istimewa, semua tampak biasa saja, apalagi channel di televisi rata-rata malah menyajikan film-film yang berbau misteri dan hantu yang mengerikan dan ada juga yang menggelikan karena tidak seseram film hantu seperti yang biasa nongol di bioskop tanah air Indonesia. Dengan melihat hal itu, saya justru teringat dengan permintaan beberapa rekan kompasianer yang menanyakan tentang hantunya fir'aun. Saya baru ingat kalau beberapa waktu lalu memiliki pengalaman tentang penampakan 'hantu' sewaktu saya berwisata ke Luxor dan Aswan yang pada zaman dulu menjadi pusat kerajaan Mesir kuno. Ketika mencari dokumen di komputer akhirnya saya menemukan foto itu sebagai bukti kalau 'hantu' fir'aun itu benar adanya. Semua foto-foto yang merekam 'hantu' itu berada di kuil yang saat ini menjadi museum terbuka terbesar dan terluas di seluruh dunia. Kuil itu bernama Karnak yang di dalamnya memilki banyak kuil yang dipersembahkan kepada beberapa dewa yang berbeda termasuk diantaranya dewa Amun. Luas kuil mencapai 247 hektar. Kebetulan pada waktu datang ke kuil Karnak tepat saat malam Jum'at dan saat itu kami memilih waktu jam 10.00 malam dan bertepatan dengan acara sound and light yang memakai bahasa arab. Semua pengunjung barasal dari orang Mesir asli, kecuali kami tentunya. Beberapa orang Mesir mengajak ngobrol bersama kami dan heran, baru kali ini ada turis yang mendatangi kuil Karnak pada malam Jum'at, karena biasanya turis datang ke kuil ini selain malam Jum'at karena bahasa yang digunakan bukan bahasa arab. Pertunjukan dimulai setelah membeli karcis di loket dengan harga 30 Le untuk pelajar asing, padahal untuk orang lokal Mesir hanya 2 Le (setara dengan Rp. 4000). Ketika sound system mulai dibunyikan, para pengunjung mulai berhamburan menuju gerbang kuil Karnak yang menjulang tinggi. Suara musik dengan alunan menyeramkan mulai diperdengarkan. Perlahan tapi pasti kami para pengunjung dengan seksama menyimak cerita dari sound system yang menceritakan tentang sejarah berdirinya kuil Karnak. Di samping mendengarkan penjelasan dari suara, para 'hantu' mulai bergentayangan di dinding-dinding kuil. Pertama kali yang muncul adalah 'hantu'nya tuhan Amun yang bersebelahan dengan 'hantu' Ramsis II. Kebetulan saat tepat memasuki gerbang kuil, sudah berdiri dua patung besar berhadapan yang didedikasikan untuk kedua 'hantu' itu. Terus terang bulu kuduk saya mulai berdiri. Suara menggelegar yang disertai dengan 'hantu-hantu' yang tersebar di seluruh dinding kuil membuat suasana semakin menyeramkan. Ternyata bukan hanya saya yang merasa takut, seorang bocah kecil Mesir yang tepat berada di samping saya mulai histeris dan menutup matanya, padahal saya tahu, tempat kuil saat ini sangat gelap, hanya ada lampu-lampu khusus untuk menyinari para 'hantu' dinding. Seorang ibu Mesir di dekat saya juga berteriak ketika sebuah suara muncul, "ana ilahu amun", "aku adalah tuhan amun". Beliau tiba-tiba berteriak sambil membaca syahadat berkali-kali, saya kurang tahu maksud dari ibu itu, dalam perkiraan saya, ibu itu takut kalau terjerumus dalam lembah kemusyrikan akibat menonton suara tanpa rupa yang disertai oleh para 'hantu' yang berkeliaran di semua dinding kuil yang mengaku sebagai tuhan. Beberapa menit kemudian, para penjaga kuil yang terdiri dari para militer melepas tali yang menghalangi langkah kami. Kami berlari menuju sumber suara berikutnya. Suara itu muncul dari Obelix yang menjulang tinggi yang dulunya merupakan peninggalan dari parouh Tuthmosis I (1504 - 1492 SM) yang merupakan ayah dari Hatshepsut, sang fir'aun perempuan. Puncak dari acara ini terletak saat berlari menuju danau suci yang berada tepat di tengah-tengah kuil. Di sana disediakan banyak kursi layaknya sebuah kursi stadion atau kursi untuk pertunjukan teather. Kebetulan saya dan beberapa teman termasuk orang yang pertama kali mendapatkan tempat duduk itu. Dari sini kami bisa melihat dengan jelas pemandangan yang sangat aneh dan sangat memukau. Dari kursi di atas danau itu pula, pertunjukan para 'hantu' fir'aun memperlihatkan wujudnya kembali. Para prajurit dengan pakaian khas Mesir kuno, para permaisuri termasuk Nevertari, Nefertari dan Cleopatra juga memperlihatkan wujudnya. Semua hadir di hadapan mata kepala saya sendiri. Kamipun seperti berada di dunia mereka, bukan hanya sebagai penonton, suara yang sangat jelas dari 'hantu' itu mengajak kami untuk bernostalgia masuk ke kehidupan zaman purbakala. Tidak terasa, waktu dua jam yang diberikan untuk menonton pertunjukan para 'hantu' telah berakhir. Kami merasa kurang untuk menontonnya kembali. Saya bahkan hingga kini berkeinginan untuk melihat 'hantu-hantu' itu lagi. Adu satu hal yang membuat saya salut tentang kisah sejarah yang dijelaskan di kuil Karnak ini yakni perjalanan sejarah disebutkan apa adanya, mulai dari Mesir yang menganut agama politeisme hingga berakhir dengan monoteisme pada masa Akhnatun. Itulah 'hantu' para fir'aun itu yang merupakan efect dari lampu-lampu yang diatur secara canggih. Untuk mengobati penasaran kompasianer soal ini, dibawah ini saya lampirkan jadwal pemutaran acara sound and light di kuil Karnak, juga saya temukan foto-foto spektakuler saat acara yang telah diabadikan di youtube. Selamat menikmati. Jadwal acara sound and light : Show 1st show 2nd show 3rd show 4th show Monday English French German Spanish Tuesday Japanese English French - Wednesday German English French - Thursday Arabic English French - Friday English French Spanish - Saturday French English Italian - Sunday German English Italian French Show "Winter" 6:00 P.M. 7:15 P.M. 8:30 P.M. 9:45 P.M. Show "Summer" 8:00 P.M. 9:15 P.M. 10:30 P.M. 11:45 P.M. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan [caption id="attachment_178464" align="alignnone" width="500" caption="Penampakan 'hantu' dinding (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_178467" align="alignnone" width="500" caption="Hantu tuhan Amun (doc. pribadi)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H