Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Abu Simbel, Ramsis II, dan Nefertari

11 Juni 2010   12:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_164494" align="alignnone" width="500" caption="Empat patung Ramsis II dan patung kecil istrinya disebelah lututnya (dok. pribadi)"][/caption] Setiap orang yang pernah ke Mesir akan sangat rugi kalau tidak mengunjungi tempat wisata sejarah andalan negeri farainah ini. Letaknya di sebelah selatan Mesir dan hanya berjarak sekitar 40 km dari negerinya orang kulit hitam Sudan. Abu Simbel walaupun tempatnya menyendiri diujung negara Mesir, tempat ini menjadi tempat yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang mengambil paket trip wisata Luxor Aswan. Abu Simbel adalah dua bukit yang diukir berbentuk patung fir'aun Ramsis II yang berjumlah 4 patung dan patung istri tercintanya yang bernama Nefertari. Dalam sejarah fara'inah, ada dua fira'un yang membangun situs ma'bad untuk istrinya yakni Ramsis II untuk Nefertari dan Akhneten untuk Nefertiti. Jika Ramsis II membangun situs peribadatan di Aswan, Akhneten membangun di kuil Akhneten di Luxor. Perjalanan saya ke Abu Simbel bersama travel Nadi Wafidin waktu lalu bertepatan saat siang hari. Dalam satu hari hanya ada dua perjalanan untuk menuju Abu Simbel yakni jam 3 malam dan jam 12 siang. Letaknya yang sangat jauh dari pusat kota Aswan dan jalannya yang sangat sepi tanpa kehidupan di sekitarnya menjadikan jalan menuju Abu Simbel sangat rawan, sehingga setiap bus travel yang menuju ke sana harus mendapat pengawalan ketat pihak keamanan khusus Mesir. Dari kota Aswan menuju Abu Simbel memakan waktu sekitar 4 jam, itu dengan kecepatan 120 km/jam. Jalan yang sangat lurus dan sepi menjadikan kecepatan 120 seperti biasa saja. Anehnya, lamanya perjalanan dengan lama waktu mengunjungi situs Abu Simbel sangat tidak seimbang. Setiap travel yang menuju ke sana hanya boleh santai menikmati peninggalan sejarah sekitar 40 menit sampai satu jam. Saking padatnya para wisatawan yang ingin menuju ke Abu Simbel, pemerintah Mesir juga menyediakan pesawat lokal Egypt Air, tetapi biayanya lumayan mengocek kantong, sekitar 900 pound, jumlah ini setara dengan 1.800.000 rupiah, padahal sangat dekat. Di Aswan sendiri kami menginap di hotel Sarah yang bersebelahan dengan sungai nil padang pasir. Saya benar-benar merasakan keanehan sungai nil Aswan ini. Air yang mengalir begitu jernih tetapi kanan kiri dikelilingi oleh padang pasir, hal ini berbeda dengan pemandangan sungai di Indonesia yang kanan kirinya banyak ditumbuhi pepohonan rindang. Abu Simbel dalam sejarahnya dibangun pada tahun 1224 SM dan selesai sekitar 20 tahun setelahnya. Awalnya kuil Abu Simbel terletak ditengah sungai nil sebelum dibangunnya danau buatan Nasr. Akibat seringnya banjir di kawasan sungai nil dekat Abu Simbel, pada tahun 1959 atas bantuan dana internasional dar i PBB, Abu Simbel dirancang bangun di pinggir sungai nil sekitar 200 meter. Keberhasilan rancang bangun ulang Abu Simbel merupakan salah satu keberhasilan terbesar yang dilakukan oleh para arkeolog. Biaya bongkar pasang Abu Simbel menghabiskan dana hanya sekitar 40 juta dollar. Perlu diketahui juga bahwa fir'aun Ramsis II memiliki sekitar 200 istri dan banyak selir, dan istri yang paling dicintainya konon adalah Nefertari yang patungnya berada di sebelah lututnya. Nefertari berasal dari orang Nubi, sebuah daerah yang melingkar di sisi Aswan. Mereka memiliki bahasa sendiri yang sangat berbeda dengan bahasa arab yang dipakai orang Mesir, tetapi sampai saat ini saya belum tahu, apakah bahasa Nubi masih ada kaitannya dengan bahasa Mesir kuno yang berbentuk herogliph, pertanyaan ini sudah pernah saya utarakan pada seorang kawan yang kuliah di Ain Syam university jurusan sejarah Mesir dan dia belum bisa menjawab. Ternyata memang sejak dulu orang Mesir gemar memahat batu dan gunung. Saat ini banyak sekali jalan-jalan di Mesir yang memiliki ruang bawah tanah, mulai dari pembangungan metro bawah tanah, penjara-penjara militer bawah tanah, jalan lalu lintas bawah tanah hingga persembunyian bawah tanah. Pada masa lalu, para fir'aun juga gemar membuat jalur bawah tanah termasuk diantaranya kuburan masal para raja yang berada di Valley of the Kings yang nantinya juga insya Allah saya catatkan liputan sederhananya. Itulah Abu Simbel. Kecintaan fir'aun Ramsis II kepada sang istri Nefertari menjadikan dirinya harus membangun sebuah kuil khusus untuk sang istri. Abu Simbel juga menjadi simbol kebanggaan dan kesombongan dirinya sebagai raja yang menguasai Mesir saat itu. Dengan banyaknya peninggalan kuil-kuil yang dibangun pada masa kepemimpinannya, Ramsis II sering dijuluki sebagai bapak pembangunan. Demikian sekelumit jalan-jalan saya beberapa waktu lalu ke Abu Simbel. Kalau ada yang mau ke Mesir dan butuh seorang teman, insya Allah saya siap menemani...hehe. [caption id="attachment_164496" align="alignnone" width="500" caption="Kuil dari Ramsis II untuk istrinya; Nefertari (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_164497" align="alignnone" width="500" caption="Abu Simbel dari arah sungai nil (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_164498" align="alignnone" width="500" caption="Gagahnya Ramsis II (doc. pribadi)"][/caption] Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun