"Coba dibuat rundown kegiatan selama masa periode kepemimpinan Ansor Banyuwangi saat ini untuk program kontra radikalisme. Mulai dari tahun 2021 hingga 2024, nanti kita bisa MOU antara Ansor Banyuwangi dengan Polresta Banyuwangi yang secara teknis bisa dilaksanakan oleh Kasat Intelkam untuk mencegah pergerakan radikalisme di Banyuwangi", Pak Syamsul, sebagai perwakilan dari Intelkam Polresta memberikan arahan ke kami saat aku bersama tim Wakil Ketua Deradikalisasi PC GP Ansor Banyuwangi menyambangi kantor Kasat Intelkam Polresta pada hari rabo lalu.
Saat rapat kerja Ansor Banyuwangi di vila kantor desa Tamansari, Licin, salah satu program yang telah aku siapkan bersama tim waka deradikalisasi yang isinya adalah Mas Alex, Gus Rizan, Gus Ulil, Gus Arif, Gus Rizki dan tentu aku sendiri, adalah berupa kerja sama dengan tim intel dari Polresta dan militer Kodim kabupaten Banyuwangi.Â
Bagaimanapun merekalah yang mengetahui secara detail wilayah titik-titik rawan penyebaran radikalisme yang ada di Banyuwangi, sehingga kami perlu shilaturahim kepada mereka untuk bisa berkolaborasi bergerak bersama mencegah dan memberantas radikalisme di bumi Blambangan ini.
"Kepala intelkam Polresta Banyuwangi siap ketemu dengan kita tim waka deradikalisasi Ansor Banyuwangi pada hari rabo jam 2 siang Gus", Mas Alex membagikan tangkapan layar WA yang berisi begitu welcomenya pihak intelkam Polresta Banyuwangi untuk bisa berkolaborasi dengan Ansor Banyuwangi. Setiap tim waka deradikalisasi aku kasih kabar secara WA pribadi, untuk memastikan siapa saja yang siap dan sanggup untuk berangkat ke Polresta kabupaten Banyuwangi hari rabo nanti.
"Saya siap menjadi sopir anda Gus", Gus Rizki begitu bersemangat untuk berangkat. Padahal dia adalah seorang guru sekaligus PNS dan tentu hari rabo bukanlah hari untuk weekend dan libur. "Tidak ada jam mengajar Gus?", tanyaku. "Sekarang masih musim corona Gus, sehingga jadwal mengajar masih bisa dikondisikan. Rabo nanti, saya kondisikan dulu, insya Allah dhuhur sudah bisa selesai dan saya bisa ikut berangkat shilaturahim ke intelkam Polresta". " Siap Gus", jawabku.
Gus Rizan dan Gus Ulil kebetulan ada acara. Tim yang lain belum ada jawaban, sehingga aku tidak terlalu berharap untuk mereka bisa hadir. Yang terpenting, ada yang mewakili untuk bisa hadir shilaturahim yang pertama ini ke Polresta. Wakil ketua bidang Deradikalisasi merupakan waka baru di tubuh Ansor Banyuwangi, sehingga mau tidak mau, aku bersama tim harus bergerak lebih cepat untuk memperkenalkan waka ini kepada khalayak ramai, terutama kepada pihak yang selama ini memang spesialis di bidangnya yakni pihak intel, mulai dari kepolisian dan militer. Nah, shilaturahim kepada pihak intelkam polresta Banyuwangi harapannya menjadi awal yang baik nantinya.
Rabo siang, aku menunggu info dari Gus Rizki. Mas Alex sudah menghubungi, "kita ketemu di Rogojampi Gus", katanya. "Gus Rizki mau ketemu Mas Alfian Mas, hendak mengambil jaket Ansor yang dia pesan", kataku. Setelah itu Gus Rizki gantian menghubungiku. "Ketemu di markas Matan Banyuwangi yang Gus", pintanya. "Siap Gus, saya sudah di markas Matan Banyuwangi sekarang", jawabku singkat, yang membuat Gus Rizki akhirnya langsung meluncur menemuiku.
"Mampir ke tokonya Mas Alfian di Rogojampi ya Gus", Gus Rizki membuka percakapan saat dirinya menyopiri mobil yang kami bawa. "Anda share lokasi ke Mas Alex Gus, biar kita ketemu di sana, sekalian kita mampir menjemput Mas Thatet di Tepanrejo". Kami berjalan agak cepat, karena di markas Matan Banyuwangi aku menunggu sekitar setengah jam, Gus Rizki harus menyelesaikan urusan di sekolahnya terlebih dahulu. Mas Thatet dari tadi menghubungiku, bertanya "kapan geser ke Banyuwangi Gus?", dan jawabanku selalu sederhana, "sebentar lagi Mas. Masih menunggu Gus Rizki pulang sekolah".
Di tengah perjalanan ke Rogojampi, Mas Alex mengirimkan fotonya. Gagah dengan memakai jaket Ansor Banyuwangi. Aku menjawab kiriman fotonya, "Jaketnya ganteng Mas". Seperti biasa dia mengirim foto perempuan yang tertawa terbahak-bahak atas respon dari jawabanku. Seketika aku punya keinginan untuk membeli jaket seperti yang dipakai oleh Mas Alex. Sampai di toko Mas Alfian, aku ikut masuk. Penjaga tokonya memperlihatkan 10 jaket yang sudah menjadi pesanan para pengurus PC Ansor Banyuwangi dan masing-masing sudah ada namanya.
Gus Rizki jauh-jauh hari pada saat setelah rapat kerja di Tamansari juga sudah memesannya, sehingga dia langsung mengambil bagiannya yang ada di antara 10 jaket itu. "Kok ada satu yang tidak ada namanya Mas?", tanyaku kepada penjaga tokonya Mas Alfian. "Coba saya telpon Mas Alfian", katanya.Â