"Istafti qolbak wa in aftaa laka an-naas"
Dengarkan nasehat hatimu, walaupun semua manusia menasehatimu
Malam tadi saya bertemu ngopi bersama tiga sahabat dengan latar belakang yang berbeda-beda, mas FR sebagai salah satu pagawai di kantor pemerintahan, mas NW mantan kepala Bank BPTN yang saat ini memiliki usaha catering, dan mas MF sebagai owner wisata Taman Dolan di Batu. Mulai jam 8 malam kami ngobrol sharing pengalaman hidup masing-masing sampai jam 1 dinihari. Sengaja saya samarkan nama mereka, karena di catatan ini saya ingin hanya berbagi kisah yang semoga bisa mengambil manfaat darinya.
Dimulai dari mas FR yang sudah 16 tahun sejak beliau umur 22 tahun menjadi pegawai pemerintahan. Beliau sering merasakan mutasi tugas kerja antar pulau. Pernah juga ditugaskan di Dompu, Banyuwangi, Lombok, termasuk beberapa wilayah di luar pulau hingga sampai saat ini. 16 tahun menjadi pengalaman yang tidak pendek dalam dunia pemerintahan.
Satu kebiasaan baik yang selalu beliau lakukan ketika ditugaskan ke sebuah daerah adalah mencari ulama' yang berada di wilayah tersebut. Saat di Lombok, beliau mencari pemuka agama di sana, sampai bertemu dengan seorang Kyai yang hingga saat ini masih tersambung shilaturahimnya yang bernama Kyai Marzuki, seorang ulama' yang berasal dari Lombok Timur di dekat gunung Rinjani. Setiap langkah yang akan beliau jalani selalu dikonsultasikan kepada Kyai Marzuki saat berada di Lombok.
Beliau dalam waktu dekat memiliki sebuah keinginan adalah ingin melakukan usaha entrepreneur dari jerih parah pekerjaan selama ini dan resign di usia muda, memiliki usaha sendiri sepertinya dirasakan lebih ada seninya dan memberikan manfaat buat orang banyak, sehingga tidak lagi merasakan mutasi-mutasi pekerjaan di luar pulau dan bisa merasakan indahnya bisa berkumpul bersama keluarga tiap harinya Â
Keinginan ini beliau targetkan paling tidak dua sampai tiga tahun ke depan dan selain usaha entrepreneur, juga ingin aktif dalam memberikan sumbangsih kegiatan social di masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab moral keagamaan yang diyakini.
Selanjutnya adalah Mas NW bercerita tentang perjalanannya selama 18 tahun berkarir di dalam dunia perbankan, tepatnya di Bank BPTN. Jabatan terakhir beliau adalah menjadi kepala cabang Bank BPTN membawahi wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Salah satu alasan beliau resign dari pekerjaan di Bank adalah urusan ketenangan hati. Sebenarnya bagi beliau, tidak ada yang salah dengan pekerjaan perbankan, tetapi ada sesuatu yang mengganjal di hati beliau ketika setiap beliau harus dimutasi ke beberapa pulau.
Hampir sama dengan alasan mas FR, mas NW bercerita bahwa selama ini ada waktu yang hilang dari kebersamaan dengan keluarga apalagi bersama anak-anak. Seringkali bekerja di Bank harus kerja berangkat pagi dan pulang larut malam karena harus menyelesaikan dan merekap laporan-laporan yang ada, apalagi kalau sudah akhir bulan, walaupun secara teori jam kerjanya 8 jam, faktnya berbicara lain.Â