Kalo dihitung berapa kali saya sowan ke Piramid, terus terang saya udah lupa. Mulai yang ada fotonya dan yang males foto-fotoan. Hehe. Tapi kali ini saya anggap beda. Karena saya pergi ke Piramid bareng guru saya, Mas Ippho Santosa.Â
Ada satu perkataan menarik yang saya tangkap dari beliau, "Kalo seandainya fir'aun waktu itu baca syahadat, wah, sungguh powerful ya", sambil canda. Saya jawab sekenanya, "Kalo gitu, cerita al-qur'an akan lain mas, hehe". Walaupun beberapa waktu lalu muncul beberapa isu akan adanya piramid-piramid baru di negara selain Mesir, tetap saja, kata piramid sudah dikunci oleh Mesir.Â
Saat orang mengatakan piramid, otak mereka langsung diprogram, bahwa piramid itu ya di Mesir, tidak yang lain. Bahkan konon katanya piramid yang ada di Garut lebih tua dari yang ada di Mesir. Wah! Kali ini pas musim panas dan kami berangkat ke piramid satu mobil. Kedua teman saya membawa serta keluarganya.Â
Dari seluruh satu mobil yang ikut, hanya saya yang belum punya istri. Hehe. Hanya belum aja. Its okey. Doakan saja, semoga bisa lekas nyusul. :) Kami sampai di piramid masih lumayan pagi. Alhamdulillah urusan-urusan beres dengan cepat.Â
Pemeriksaan kartu mahasiswa yang biasanya akan ada bumbu eyel-eyelan dengan petugas dari Mesir, kali ini lancar-lancar saja. Kami bisa langsung masuk ke dalam.Â
Tapi ceritanya lain ketika udah nyampek dalam kawasan piramid. Bagi saya, piramid adalah tempat wisata di Mesir yang paling kurang nyaman untuk dikunjungi, karena para pedagangnya suka memaksakan kehendak untuk membeli barang dagangan mereka. Maksanya ini yang sering membuat kami kurang sreg. Anyway, kalo ngomongin masalah piramid.Â
Saya selalu teringat dengan nama fir'aun. Entah berapa ratus kali nama ini disebutkan dalam al-qur'an. Bahkan sampai saat ini saya masih penasaran, kenapa saat Allah menyebutkan kisah dalam al-qur'an, hampir semuanya terjadi di negeri Mesir dan pemain yang paling sering disebut adalah Nabi Musa dan raja Fir'aun sebagai tokoh antagonis.Â
Ya, sebenarnya di buku-buku dan kitab-kitab udah banyak sekali disebutkan mengenai ibrah atau pelajaran dari kisah Nabi Musa dan Fir'aun ini, tapi tetap saja, pokoknya sampai ini saya masih penasaran aja. Hehe. Kenapa dan kenapa.Â
Dan saya yakin suatu saat saya akan menemukan jawaban yang meyakinkan. Kebetulan juga, saya mengambil jurusan tafsir qur'an di universitas al-azhar. Jadi insya Allah dikit-dikit akan mempelajarinya. GR dulu aja. :) Saat teman-teman masih di belakang.Â
Saya dan mas Ippho berjalan cepat dan kami naik melalui tangga dari batu-batu piramid yang guede-gede. Subnallah! bibir spontan terucap, begitu agungnya Allah kasih kekuasaan kepada fir'aun yang walaupun dia membangkang kepada-Nya untuk membuat piramid segede ini. Satu batu saja, gedenya lebih dari 10 kali lipat dari tubuh saya. Bisa dibayangkan kan. Hehe.Â
Kalo teman-teman pernah menonton salah satu film hollywood berjudul "10.000BC", teman-teman akan tau seperti apa imajinasi pembangunan piramid ini. Di dalam film itu ditayangkan bahwa pembangunan piramid menggunakan hewan purba sejenis gajah yang sangat besar untuk menarik batu-batunya ke atas dan untuk menata batu-batunya, mereka menggunakan ratusan ribu para budak.Â