Saya berdiam di pojok, di atas goa, melihat pemandangan indah masjidil haram dari jarah jauh. Dulu, sebelum jam raksasa ada, pemandangan indah itu adalah ka'bah, namun sekarang, pemandangan indah itu adalah jam dan hotel super mewah. Ka'bah tertutup oleh bangunan megah di samping kanan kirinya. Zaman telah berubah. Adzan subuh bersahut-sahutan. Indah sekali.Â
Dalam hati berdoa, semoga shalat tetap Allah langgengkan hingga kiamat tiba, selama masih ada bumi dan langit, semoga masih ada orang-orang para hambaNya yang mendirikan shalat, inilah inti dari segala inti, ibadah dari segala ibadah.Â
Usai shalat, ada yang menarik perhatian saya. Saya bersama teman-teman, shalat berjama'ah subuh di atas bebatuan di jabal Nur, persis dekat sekali dengan gua hira yang sudah dipadati oleh banyak jama'ah dari banyak negara, termasuk Turki. Imam shalat dari salah satu pembimbing jama'ah travel ESQ.Â
Tausiyah. Ini yang menarik perhatian saya itu. Nasehat dari pembimbing travel ESQ. Dia menarik para jama'ah ESQ ke masa lalu dan menghubungkan dengan keadaan kekinian, saya mendengarkan saja dan lama-lama banyak dari mereka yang menangis. Gimana gak nangis, bukti ada di depan mata dan saat menerangkan tentang kisah Nabi, di sinilah dulu Nabi benar-benar mengalami semuanya.Â
Jadi bukan hanya teori. Tidak cukup sampai disitu, rupanya di mulut goa sedang ramai. Penasaran membuat saya pergi ke sana. Rupanya, teman-teman jama'ah dari Turki yang ramai dan dari India, mereka beramai ramai membaca shalawat atas Nabi Muhammad. Indah sekali, bahasanya dicampur-campur, tidak hanya bahasa arab.Â
Awalnya saya ingin ke depan, melihat dari dekat tempat Nabi dulu sujud dan menyendiri, namun, makin pagi, makin antri, niat saya urungkan, saya dan teman-teman akhirnya duduk di atas gua, menikmati pemandangan indah pagi hari kota Makkah dari puncak gunung. Rasa syukur terucap tulus : Alhamdulillah.Â
Nikmat yang begitu agung bisa menikmati keindahan alam pagi. Narsis-narsis. Ya, apalagi kalo bukan ini. Bahkan, ada beberapa teman yang mengambil view bareng para kera. Haha. Ya, beneran loh, di Jabal Nur ini banyak sekali kera liarnya, di sisi kanan kiri gunung. Saya kurang tau, apakah kera-kera ini sudah ada sejak zaman Nabi. Wallahu A'lam.Â
Ada penampakan. Hehe. Ini nih intinya, saat kami duduk-duduk santai di dekat warung kelontong masih di puncak gunung, mas irfan yang jago fotografi memperlihatkan penampakan itu, coba tebak apa? Ya, penampakan itu adalah gadis cantik dari negeri seberang, dari Turki. Ini saja sebenarnya penampakan itu.Â
Ya, lumayan buat merefresh hari minggu ini saat teman-teman menikmati liburan. walaupun libur, harus tetap produktif ya. Demikian catatan umroh kali dan semoga bisa terus menulis untuk berbagi. Semoga mengispirasi dan bisa umroh lagi. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H