Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Doktor UIN Malang. Ketua Umum JATMAN Banyuwangi. Dosen UIMSYA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Andy Syoekry Amal dan Mesir

30 Januari 2010   04:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:10 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_64545" align="alignnone" width="500" caption="Perjalanan Tiada Akhir "][/caption] Hari ini tanggal 30 Januari 2010 usiamu genap 40 tahun saudaraku. Di keluarga sehat Kompasiana ini sudah banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun dan menuliskan kado spesial untukmu. Aku juga ingin memberikan kado dicatatanku yang sederhana ini. Setelah ku pelajari, ternyata nama yang engkau miliki memiliki arti yang sangat dalam, namamu sangat indah. Namamu mengingatkanku pada perjuangan dua orang ksatria yang pernah mengharumkan nama Mesir. Namamu mengingatkanku pada Musa. Saat Musa kecil terlahir ke dunia, waktu itu bertepatan dengan ketakutan fir'aun atas munculnya seseorang yang akan menghacurleburkan kekuasaannya seperti yang diprediksikan oleh kahanatul ma'bad. fir'aun membantai satu persatu anak laki-laki yang lahir. Ibu musa bingung atas kelahiran putranya, ia tidak bisa bersembunyi. Seluruh kota Thiba telah dijaga ketat prajurit militer. Akhirnya Allah mewahyukan kepada ibu musa untuk membuang musa ke sungai nil. Musa kecil ditemukan oleh nevertiti fir'aun yang bernama asiyah. Musa tumbuh dengan sempurna di kerajaan megah ini. Pernah suatu ketika saat fir'aun yang bernama Ramsis II ini menggendong musa, tiba-tiba tangan mungil musa menarik jenggotnya, seketika fir'uan marah dan murka dan menyuruh punggawa-punggawanya untuk membunuh musa, "jangan-jangan anak ini yang nantinya akan merebut kekuasaanku", dia menjelaskan kepada salah satu menterinya. Namun, asiyah istri fir'aun memberi pilihan. "jangan terlalu gegabah paduka, dia masih kecil", akhirnya asiyah memberikan jalan tengah kepada fir'aun atas kemarahannnya. Musa kecil disuruh memilih antara memakan roti yang berada disebelah kanan dan api yang ada disebelah kiri, Musa mengulurkan tangannya ke sebelah kanan, namun Tuhan berkehendak lain, Dia memerintahkan jibril untuk menarik tangan musa dan memakan api. Kejadian inilah yang membuat musa tidak bisa bicara secara jelas dan nantinya Allah menjadikan saudarnya harun untuk membantu perjuangannya. Musa muda selalu memberontak semua keputusan-keputusan kenegaraan fir'aun. Diam-diam dia juga membela kaumnya yang tertindas yang bernama bani israel. Hingga akhirnya, pada suatu hari musa melihat pertikaian antara seorang pemuda bani israel dan pemuda qibti pengawal kerajaan. Musa hanya berusaha melerai dan memukul pemuda kibti yang menyebabkan kematiannya. Musa ketakutan dengan perbuatannya itu, ia lari dan meninggalkan kerajaan fir'aun. Musa tidak memiliki tujuan, ia hanya berjalan entah kemana. Sampai di suatu desa kecil, musa melihat segerombolan orang yang sedang mengambil air di sebuah sumur dengan antrian lumayan panjang. "mungkin di desa ini memang hanya ini sumber airnya", musa membatin. Ketika musa berjalan semakin mendekati para gerombolan orang itu, ia melihat dua sosok perempuan cantik yang berdiri agak jauh dengan orang-orang, dua perempuan itu sepertinya juga sedang antri menunggu giliran mengambil air. Musa mendekat dan menawarkan pertolongan. "kami memiliki ayah yang sudah tua dan tidak mampu lagi bekerja dan beliau tidak memiliki anak kecuali kami yang semuanya perempuan", salah satu perempuan itu menjelaskan ketika musa bertanya padanya kenapa bekerja padahal keduanya perempuan. Dengan cekatan musa membantu perempuan itu. Selesai mengambilkan air, musa termenung dibawah pohon, ia berfikir akan kemana lagi kaki ini dilangkahkan. Belum lama ia termenung, satu dari perempuan yang ia tolong tadi menghampirinya kembali. "ayahku ingin bertemu denganmu", permintaan sang perempuan dengan agak malu-malu. Musa berjalan di belakang sang perempuan, secara tidak sengaja tiba-tiba angin bertiup agak kencang dan musa melihat kedua betis perempuan itu. "ahh..!", musa meminta izin untuk berjalan didepan sampai akhirnya memasuki rumah bapak tua. "selamat datang anak muda..", sahut si bapak. Musa bercerita panjang tentang perjalanan hidupnya bersama seorang raja yang mengaku Tuhan yang bernama Ramsis II. "Bagaimana kalau engkau bekerja untukku anak muda ?, gajimu adalah menikahi salah satu putriku. Paling lambat 8 tahun itu sebagai maharmu". Musa mengangguk dengan permintaan si bapak. Setiap hari musa bekerja mengambil air di sumur tempat dua orang perempuan mengambil air. Musa juga belajar arti hidup kepada ayah perempuan yang ternyata adalah seorang nabi, beliau adalah nabi Syu'aib yang kisahnya sangat apik disebutkan dalam al-qur'an. Hingga akhirnya Allah mengutus dan menjadikan Musa sebagai nabi yang berdakwah kepada umatnya. Musa mendapatkan tugas suci mengajak manusia Mesir untuk tidak menyembah manusia. Musa berdakwah kepada fir'aun bersama sahabatnya harun. Dengan segala lika-liku dan tantangan yang dihadapi. Musa dan harun tidak pernah gentar dengan Ramsis II, walaupun dulu musa adalah anak angkatnya. Baginya kebenaran tidak mengenal kata bapak dan anak. Kebenaran adalah kebenaran. Musa selalu berpegang pada "qul al-haqqa walau kana murran", "katakan yang benar itu benar walaupun terasa pahit". fir'aun yang sudah merasa diatas angin tidak membuat nabi musa dan nabi harun ciut nyali. Bagi keduanya, kekuatan yang mereka miliki adalah kekuatan Tuhan. Sampai akhirnya Allah memutuskan kemenangan nabi musa dan nabi harun dengan menenggalamkan Ramsis II di laut merah. Namun ternyata dengan berakhirnya kekuasaan Fir'aun, perjuangan musa dan harun tidak berakhir. Umatnya bani israel yang selama ini ia bela, yang selama ini ia perjuangkan kebebasannya ternyata merupakan umat yang suka melupakan jasanya. Tapi nabi musa dan nabi harun tetap teguh dan kuat dalam melaksanakan titah suci dari Ilahi Rabbi hingga keduanya dipanggil keharibaanNya. ####### Saudaraku, karena namamulah aku menulis kisah ini. Namamu adalah "andy syoekry Amal". Dalam bahasa arab andy sering diucapkan dengan 'indy yang berarti "bagiku", kata soekry terdiri dari dua kalimat, yang pertama syukrun dan yang kedua ya' mutakallim dan jika artikan mengandung makna "syukurku" dan amal berarti "kerja nyata". Jika digabungkan maka namamu berarti "bagiku syukurku adalah kerja nyata". Nabi musa dan nabi harun telah membuktikan hal itu, sejak kecil musa sudah dibuang oleh ibunya, musa hidup glamour disebuah istana megah yang saat itu menjadi kerajaan yang menguasai dunia, tapi musa tetap bersyukur kepada Allah dan bekerja nyata menyebarkan kebaikan. Musa mampu menjadikan dirinya sebagai "khalifatullah fil ardi". Musa tetap bersyukur ketika harus hidup sederhana selama 8 tahun untuk menimba ilmu di rumah nabi syu'aib dan harus bekerja yang imbalannya adalah hanya seorang istri. Musa dan harun sekuat tenaga berjuang melawan bengisnya fir'aun. Bagi musa dan harun, "bagiku syukurku adalah kerja nyata", bagi musa dan harun syukurnya adalah tindakan nyata. Tuhan tidak akan pernah diam dan tidak akan pernah tidur terhadap semua perjuangan mereka. [caption id="attachment_64546" align="alignleft" width="300" caption="Andy Syoekry Amal"][/caption] Inilah kisah itu saudaraku, namamu sungguh indah. Maafkan diriku, aku tidak bisa memberikan ungkapan istimewa padamu, aku hanya bisa memberikan 'kaca' kisah musa dan harun ini. Sebuah 'kaca' perjuangan yang semoga saja kita bisa mengaca kepadanya. Di umurmu yang ke 40 ini, engkau tentu sudah menjadi pribadi yang matang. Untuk kata terakhirku, selamat berjuang saudaraku. Sebagai mana yang aku tahu, aku yakin, bagimu rasa syukurmu adalah tindakan nyata. Engkau selalu memberi dan memberi di kompasiana ini. Engkau tidak pernah lelah untuk memberi. "bagiku syukurku adalah kerja nyata". ------- Maafkan aku sekali lagi, karena aku terlambat mengucapkan selamat untukmu, internet dirumahku mati sejak tadi malam..:) ########## Saudaramu, Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun