Jalan S. Parman, Jakarta Barat
Jalan S. Parman adalah salah satu jalan utama di Jakarta Barat yang membentang dari perempatan Grogol (dulu bundaran Grogol, tapi karena jadi biang macet, bundarannya di hancurkan) sampai ke daerah Slipi.Panjang jalannya sekita 4 km, melewati daerah-daerah diantaranya Slipi, Palmerah, Tanjung Duren dan Tomang.Nama S. Parman sendiri diambil dari Siswondo Parman, seorang petinggi TNI yang jadi korban penculikan G-30S PKI dan dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Revolusi.Kabarnya dia adalah ahli intelejen dan menjadi salah satu tangan kanan A. Yani dan karena itu dia dimasukan ke daftar penculikan oleh PKI.Kabar yang lain mengatakan bahwa saudara kandungnya malah menjadi salah sati petinggi PKI, organisasi yang bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan dirinya.Betul tidaknya silakan baja buku sejarah sendiri.
[caption id="attachment_377561" align="aligncenter" width="576" caption="Jalan S. Parman Jakarta Barat ke arah Grogol, foto diambil dari Taman Anggrek"][/caption]
Foto ini manggambarkan jalan S. Parman dari daerah Taman Anggrek ke arah Grogol waktu senja.Bisa dilihat Mal Ciputra (atau juga dikenal dengan Citra Land Mall, atau CL) dengan atap dan antena warna hijau di sebelah kiri.Di seberang CL ada dua universitas bergengsi di Jakarta, Trisakti dan Tarumanegara.Orang-orang yang gengsian menyebutnya U.S.C, supaya bunyinya seperti universitas-universitas di Amrik.Tapi kepanjangannya bukan University of Southern California yang terkenal itu, tapi Universitas Seberang CL.Setelah kampus Tarumanegara II dibuka disebelah CL, nama USC tetap saja bisa dipakai, Universitas Samping CL.
Citraland sendiri mulai dibangun sekitart tahun 1991 dan mulai beroperasi tahun 1993.Pada waktu itu, CL adalah rajanya mall di Jakarta Barat, tidak ada saingan.Sekarang saingan dating dari Mal Taman Anggrek (TA) dan yang terbaru dari Central Park (CP).
[caption id="attachment_377563" align="aligncenter" width="576" caption="Foto Apartemen Central Park, Jakarta, foto diambil dari Taman Anggrek"]
Foto diatas menggambarkan gedung koleksi CP, sebuah kompleks multi-fungsi, mall, gedung perkantoran, apartemen dan hotel, foto diambil dari Taman Anggrek.
[caption id="attachment_377564" align="aligncenter" width="576" caption="Pertunjukan kembang api gratisan di Central Park"]
Pantai Mutiara
[caption id="attachment_377565" align="aligncenter" width="576" caption="Apartemen Regatta, Pantai Mutiara, Jakarta"]
Foto ini adalah foto aprtemen Regatta di daerah Pantai Mutiara, dibuat dengan model kapal layar dengan menghadap ke arah laut Jawa.Kabarnya, kalau dibalik, apartemen ini akan terlihat seperti mercusuar kalau dilihat dari laut – bener ngganya, ya coba saja sewa perahu sendiri. Katanya musti siap2 rogoh kantong sekitar Rp. 3M buat beli apartemen standar (2 kamar) – sebagai perbandingan, kalau duit itu dipake beli bami special GM yang terkenal itu, maka seorang bisa makan bami GM 3x/sehari selama 124 tahun – jadi sampe meninggal pun, belum habis itu bami special GM.
Ngomong-ngomong soal bami, dulu saingan bami GM adalah bami gang Kelinci. Masih ingat, waktu CitraLand Mall pertama dibuka, bami gang Kelinci punya gerai yang besar, tepat dibelakang toko buku Gramedia, malah ada jalan tembusnya - habis makan kenyang bami gang Kelinci, bisa langsung masuk toko buku. Gerai bami gang Kelinci selalu penuh waktu jam makan, apalagi Sabtu-Minggu, mau masuk musti daftar dulu dan ngantri. Itu dulu, sekarang, ngga jelas kenapa, pamornya turun. Malah gerai di CitraLand jadi kecil-mungil, mau makan ngga perlu antri dan ngga ada lagi pintu tembus ke toko buku Gramedia.
Bundaran HI
Orang Jakarta siapa yang tidak tahu Bunderan HI dengan patung selamat datangnya yang ada ditengah-tengah bundaran?Foto ini diambil dari area kolam renang terbuka Hotel Mandarin Oriental.Sempat didatangi oleh petugas keamanan hotel dan diusir (dengan sopan).
[caption id="attachment_377566" align="aligncenter" width="576" caption="Foto Bundaran HI, dengan latar belakang Grand Hyatt"]
Ngomong-ngomong soal tugu selamat datang, tugu ini dibangun atas perintah Bung Karno, dan patung ini dibuat untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Jakarta dalam rangka pesta olah raga Asian Games ke IV tahun 1962.Baru tahun 2018 nanti, setelah lebih dari ½ abad, Indonesia akan menjadi tuan rumah lagi.Asian Games ke IV juga menandakan pemasukan bulutangkis sebagai salah satu cabang yang dipertandingkan dan Indonesia menduduki posisi ke 2 setelah Jepang di klasemen medali.Ini adalah prestasi terbaik Indonesia, karena setelah itu Indonesia tidak pernah lagi di posisi the best 5, tragisnya lagi, setelah tahun 1990, Indonesia tidak pernah lagi ada di 10 besar.
Pelabuhan Sunda Kelapa
[caption id="attachment_377567" align="aligncenter" width="576" caption="Kapal tradisional phinisi yang berlabuh di Sunda Kelapa waktu senja"]
Salah satu pelabuhan tertua di Indonesia, lebih dari 500 tahun, yang sekarang masih menjadi pangkalan kapal tradisional phinisi.Dulu sempat menjadi salah satu pelabuhan utama dan penting di Indonesia dan sejarahnya tidak bisa dilepaskan dari sejarah dan perdagangan kota Jakarta. Waktu jayanya, pelabuhan ini kerap dikunjungi oleh kapal-kapal pedagang dari Jepang, Timur Tengah, Tiongkok, India dll. Tapi setelah Tanjung Priok dibuka di awal abad 19 untuk melayani volume yang besar, Sunda Kelapa mulai kehilangan pamornya dan hanya digunakan untuk aktivitas terbatas saja. Uniknya, sampai sekarang aktivitas bongkar muatnya masih pakai cara tradisional, pake tangan, badan dan trolley, ngga pake crane modern seperti di Tanjung Priok.
Seperti halnya dengan nama Jakarta, Sunda Kelapa beberapa kali berubah nama; dari Jayakarta (diberikan oleh Fatahillah), menjadi Batavia (diberikan oleh J.P. Coen dari V.O.C. Belanda) dan lalu menjadi Jakarta ketika Jepang mengambil alih dari Belanda. Sekitar tahun 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi.
Gedung Dasaad Musin, kota tua Jakarta
[caption id="attachment_377568" align="aligncenter" width="576" caption="Gedung Dasaad Musin Concern, kota tua Jakarta. Sengaja diambil hitam putih biar tambah serem kelihatannya...."]
Salah satu gedung tua di daerah Kota Tua Jakarta, yang keadaannya sudah menyedihkan.Tapi dengan keadaan menyedihkan tersebut, foto diatas malah memberi kesan serem.Kabarnya gedung ini dibangun di pertengahan 1800-an oleh Dasaad Musin, seorang campuran Indonesia and Filipina, yang sempat jadi konglomerat pribumi waktu jaman Jepang dan kemerdekaan di bidang tekstil, perdagangan, mesin dll – seiring dengan program Bung Karno yang ingin mengedepankan bisnis pribumi dan lepas dari ketergantungan bangsa asing.Tapi seiring dengan jatuhnya Bung Karno, dan politik perdagangan di era OrBa yang pro bisnis orang2 Cina keturunan, bisnis Dasaad Musin mundur dan semakin mundur setelah dia meninggal.