Mochamad Freski Dino Fava
Penelitian ini mengeksplorasi sifat dan tingkat ketertinggalan di resor tepi laut Inggris dengan menganalisis basis data spasial dan temporal khusus yang dibuat. Penelitian ini menyoroti ketertinggalan sosial ekonomi yang meningkat yang dialami oleh penduduk resor ini selama dekade terakhir. Penelitian ini juga menyajikan tipologi baru dari lingkungan resor yang sangat tertinggal, menawarkan wawasan berharga untuk merumuskan respons kebijakan yang lebih tertarget. Faktor-faktor yang memperburuk situasi ini, termasuk DBCI (Indeks Kompetitivitas Resor Tepi Laut), serta implikasi dan solusi yang mungkin untuk mengatasi ketertinggalan ini, akan dibahas dalam artikel ini.
Pendahuluan
Resor tepi laut di Inggris selama beberapa dekade telah menjadi magnet bagi para wisatawan, tetapi ketidakseimbangan sosial ekonomi di antara wilayah-wilayah ini semakin meningkat. Kertinggalan sosial ekonomi dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana suatu kelompok atau komunitas mengalami tingkat kesejahteraan yang lebih rendah daripada kelompok atau komunitas lainnya. Meskipun menawarkan potensi besar dalam sektor pariwisata, resor-resor ini menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan taraf hidup penduduknya dan mempertahankan daya tariknya sebagai destinasi wisata yang unggul.
Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan basis data spasial dan temporal khusus yang mencakup data dari berbagai sumber, termasuk sensus penduduk, indeks multiple deprivation (IDM), dan data pemerintah lokal. Basis data ini digunakan untuk menganalisis tingkat ketertinggalan di 150 resor tepi laut Inggris.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertinggalan sosial ekonomi di resor tepi laut Inggris telah meningkat selama dekade terakhir. Secara keseluruhan, 40% dari lingkungan resor berada di 10% wilayah paling tertinggal di Inggris.
Tingkat Keberlanjutan dan Kompetitivitas
Perubahan dalam DBCI (Indeks Kompetitivitas Resor Tepi Laut) telah menjadi salah satu penanda utama ketertinggalan sosial ekonomi di resor tepi laut. Pengurangan daya tarik pariwisata, kurangnya investasi dalam infrastruktur, serta penurunan daya saing dalam sektor pariwisata telah memberi dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi regional.
Implikasi Perubahan Pola Wisata
Perubahan dalam preferensi wisatawan, terutama setelah pandemi, telah mengubah dinamika kunjungan ke resor tepi laut. Adopsi pola wisata yang lebih berkelanjutan dan peningkatan minat pada destinasi alami telah mengubah lanskap pariwisata.