Menguraikan Kompleksitas Daerah Aliran Sungai: Pendekatan Statistik terhadap Prediktabilitas
Reza Dinda Agustin
Bagaimana prediktabilitas aliran sungai bervariasi dengan karakteristik cekungan. Dalam jurnal ini, para penulis memperkenalkan sebuah indeks kompleksitas cekungan yang didasarkan pada model kompleksitas statistik terkecil yang diperlukan untuk memprediksi aliran sungai harian cekungan dengan andal. Indeks ini kemudian dihubungkan dengan karakteristik iklim, vegetasi, dan tanah dari cekungan tersebut. Dalam jurnal ini, aliran sungai harian dimodelkan menggunakan model k-nearest neighbor dari aliran sungai yang tertinggal. Model ini memprediksi aliran sungai langkah waktu berikutnya berdasarkan kejadian aliran sungai serupa dari masa lalu. Selain itu, para penulis juga melakukan analisis regresi linear untuk mengeksplorasi hubungan multivariat antara karakteristik cekungan dan kompleksitas cekungan.
Penelitian dan Konsep Yang Merujuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas cekungan meningkat dengan ariditas dan musiman. Selain itu, kompleksitas cekungan lebih rendah untuk cekungan yang memiliki lereng yang lebih curam dan memiliki vegetasi yang berubah lebih cepat (GNDVI yang lebih tinggi). Akhirnya, cekungan yang lebih mudah mengalir, yaitu yang terkait dengan porositas yang lebih rendah dan/atau WRC yang lebih curam, memiliki kompleksitas yang lebih tinggi meskipun korelasi tersebut relatif lemah. Dalam jurnal ini, para penulis juga membahas tentang konsep-konsep kompleksitas dan kejadian aliran kritis yang ada dalam hidrologi. Beberapa interpretasi kompleksitas yang ada dalam jurnal ini meliputi interpretasi kompleksitas dalam hal nonidentifiabilitas parameter model, jumlah parameter model, jumlah waduk dalam struktur model, informasi konten data, atau kekayaan dinamika nonlinier yang mendasar.
Kesimpulan
bahwa prediktabilitas aliran sungai bervariasi dengan karakteristik cekungan. Para penulis memperkenalkan sebuah indeks kompleksitas cekungan yang didasarkan pada model kompleksitas statistik terkecil yang diperlukan untuk memprediksi aliran sungai harian cekungan dengan andal. Indeks ini kemudian dihubungkan dengan karakteristik iklim, vegetasi, dan tanah dari cekungan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas cekungan meningkat dengan ariditas dan musiman. Selain itu, kompleksitas cekungan lebih rendah untuk cekungan yang memiliki lereng yang lebih curam dan memiliki vegetasi yang berubah lebih cepat (GNDVI yang lebih tinggi). Akhirnya, cekungan yang lebih mudah mengalir, yaitu yang terkait dengan porositas yang lebih rendah dan/atau WRC yang lebih curam, memiliki kompleksitas yang lebih tinggi meskipun korelasi tersebut relatif lemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H