Mohon tunggu...
Bisnis Digital 2022D
Bisnis Digital 2022D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Untuk Keperluan Mata Kuliah Manajemen Operasi yang di ajar Renny Sari Dewi, S.Kom., M.Kom.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covolutional Neural Network 2D untuk Mendeteksi Sleep Apnea pada Anak Menggunakan Aliran Udara dan Oksimetri

20 November 2023   14:50 Diperbarui: 20 November 2023   14:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis oleh Habib Muhammad Hidayaturromadlon

Pendahuluan

Convolutional Neural Network (CNN) telah menjadi salah satu teknik yang paling dominan dalam pengembangan aplikasi kecerdasan buatan, terutama dalam pengolahan citra dan pengenalan pola. CNN memiliki kemampuan untuk mempelajari fitur-fitur hierarkis dari data, membuatnya sangat efektif dalam memproses data visual. Dalam konteks medis, CNN telah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam deteksi dan diagnosis gangguan tidur, seperti sleep apnea. Dalam artikel ini, saya akan membahas penggunaan CNN dalam mendeteksi sleep apnea pada anak-anak menggunakan sinyal aliran udara dan oksimetri. Saya akan mengevaluasi kemampuan jaringan untuk memperkirakan keparahan OSA pada anak-anak dan mempertimbangkan pendekatan deep learning untuk mengotomatisasi identifikasi apnea dan hipopnea.

Penggunaan CNN Dalam Mendeteksi Sleep Apnea Pada Anak-Anak Menggunakan Sinyal Aliran Udara Dan Oksimetri.

Penggunaan CNN dalam mendeteksi sleep apnea pada anak-anak menggunakan sinyal aliran udara (AF) dan oksimetri (SpO2) telah menjadi topik penelitian yang menarik. Studi ini menunjukkan bahwa CNN dapat digunakan untuk memperkirakan keparahan OSA pada anak-anak dengan tingkat akurasi yang tinggi. CNN telah terbukti mampu mengatasi perbedaan antara OSA pada anak-anak dan dewasa, serta mampu menghasilkan hasil yang lebih baik daripada pendekatan sebelumnya. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa arsitektur CNN yang diusulkan mencapai kemampuan diagnostik yang tinggi dalam dua basis data independen, mengungguli pendekatan sebelumnya yang menggunakan sinyal SpO2 saja atau pendekatan klasik lainnya. Dengan demikian, penggunaan CNN dalam analisis sinyal aliran udara dan oksimetri dapat berguna untuk mengembangkan alat diagnostik berbantu komputer yang dapat diandalkan untuk OSA pada anak-anak.

Evaluasi Kemampuan Jaringan Untuk Memperkirakan Keparahan OSA pada Anak-Anak dan Mempertimbangkan Pendekatan Deep Learning untuk Mengotomatisasi Identifikasi Apnea dan Hipopnea.

CNN telah menunjukkan kemampuan diagnostik yang tinggi dalam mendeteksi OSA pada anak-anak. Penggunaan CNN dalam analisis sinyal aliran udara dan oksimetri telah menghasilkan hasil yang lebih baik daripada pendekatan sebelumnya, dengan tingkat akurasi yang tinggi dan kemampuan diagnostik yang superior. Studi-studi ini menunjukkan bahwa pendekatan deep learning, khususnya CNN, menjanjikan dalam meningkatkan akurasi dan efisiensi diagnosis OSA pada anak-anak. Meskipun demikian, masih diperlukan validasi lebih lanjut dan penelitian lanjutan untuk memperluas penggunaan struktur CNN alternatif dalam mendeteksi OSA pada anak-anak. Hal ini menunjukkan potensi dan tantangan dalam penerapan teknik deep learning dalam bidang kesehatan, khususnya dalam diagnosis gangguan tidur pada anak-anak.

Kesimpulan

Penggunaan Convolutional Neural Network (CNN) dalam mendeteksi obstruktif sleep apnea (OSA) pada anak-anak menggunakan sinyal aliran udara (AF) dan oksimetri (SpO2) telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. CNN telah terbukti mampu mengatasi perbedaan antara OSA pada anak-anak dan dewasa, serta mampu menghasilkan hasil yang lebih baik daripada pendekatan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur CNN mencapai kemampuan diagnostik yang tinggi dalam dua basis data independen, mengungguli pendekatan sebelumnya yang menggunakan sinyal SpO2 saja atau pendekatan klasik lainnya

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun