Mohon tunggu...
Rudi Purwanto
Rudi Purwanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

PNS, Bekerja di sebuah lembaga Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo 60 % Jokowi 40 %

27 Mei 2014   21:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Prabowo sekali pun di gambarkan dalam berbagai survey sebelum deklarasi capres 2014 di 20 Mei 2014 masih tertinggal sekitar 12 % dari Jokowi. Namun dalam survey Siful Murjani Research(SMRC) misalnya menyebutkan bahwa tren yang terjadi justru Prabowo mengalami kenaikan dan Jokowi mengalami penurunan dan kemungkinan akan mencapai titik pertemuan tidak lama lagi. Hal ini karena masa yang 40 % persen yang tadinya masih belum menentukan pilihan akhirnya menjatuhkan pilihannya

Dan melihat begitu gegap gempitanya suara dukungan untuk Capres Prabowo dan datarnya dukungan untuk capres Jokowi maka kemungkinan besar jika sekarang di tanggal 27 Mei 2014 di adakan survey kembali menyangkut elektabilitas capres kemungkinan besar Prabowo sudah berada pada posisi lebih unggul dari pada Jokowi. Namun hampir di pastikan tidak ada lembaga survey yang mau mengangkat hal ini dan akan membiarkan survey dengan data lama sebelum deklarasi dan sebelum jelas partai apa mendukung siapa

Dimulai dari acara pendeklarasian dua pasang capres nampak sekali beda aura dari dua pasang capres ini. Prabowo nampak demikian berwibawa dan membawa kesemarakan, beda dengan suasana pencapresan Jokowi yang nampak datar, dingin, penuh kekakuan. Bisa jadi hal ini di sebabkan oleh masih belum satu hatinya tim di dalam pencapresan Jokowi, karena masih ada semacam ketidakikhlasan atas pencapresan Jokowi dan JK.

Kemudian bergabungnya banyak tokoh tokoh besar dalam tim kampanye Prabowo yang pengaruhnya di masyarakat tidak dapat di pandang sebelah mata, misalnya Ketua NU Kiayi Said Agil dan Mahfud MD. Dua tokoh NU inilah sebenarnya yang telah membuat suara PKB naik dalam pileg 2014. Melalui kampanye yang mereka lakukan di layar televisi mendukung PKB maka suara PKB dapat naik sangat signifikan setelah kehancuran suara pada pileg 2009 akibat penghianatan terhadap Gus Dur oleh Muhaimin. Maka janji 12 juta suara dari Muhaimin pasti hanya akan menjadi pepesan kosong belaka karena 2 tokoh utama yang membuat suara PKB naik(Kiayi Said Agil dan Mahfud) kini justru mendukung Prabowo. Turut juga bergabung Rhoma, yang sebenarnya pengaruhnya tidak signifikan namun telah mendapat pemberitaan massif sebagai factor penarik suara besar bagi PKB sehingga bisa jadi pada pilpres 2014 banyak yang akhirnya benar benar bergabung ke Prabowo karena factor Rhoma Irama. Belum lagi dengan dukungan tokoh semacam Marwah Daud dan artis semacam Ahmad Dani, Anang, Rafli dan banyak lagi yang lain. Dan pada akhirnya gong dukungan paling besar yaitu jika akhirnya SBY benar benar memberikan dukungan kepada Prabowo, setelah kesombongan Bu Mega yang tidak menyambut sama sekali tawaran dari SBY beberapa waktu lalu setelah pidato Prabowo di depan purnawirawan yang kemudian berbuah kritik SBY terhadap capres yang ingin nasionalisasi aset dan kembali ke UUD 1945. Pada saat itu sebenarnya sangat nyata SBY akan ke Jokowi, namun kini keadaan telah berbalik seperti berbaliknya Golkar di detik akhir. Semua karena tidak adanya keluesan dalam berpolitik, karena politik adalah seni. Dan publik akan tertawa jika ada yang berulangkali menyatakan senang dengan koalisi yang tanpa transaksi padahal di belakang layar berlaku sebaliknya.

Mengenai isu isu negatif Prabowo Hatta jauh lebih sedikit dalam hal perolehan poin. Hal ini misalnya Prabowo terus saja di isukan dengan isu negatif menyangkut penghilangan aktivis di tahun 1998. Kasus ini sebenarnya sudah lama sekali karena Prabowo telah maju di pilpres 2009 yang justru di gandeng oleh Megawati, maka jika PDIP kembali mengangkat tema ini orang awam sekali pun akan bertanya apakah PDIP sudah lupa ingatan dengan masa lalunya. Sementara itu Jokowi jika orang mau jujur maka sangat banyak sekali dalam masa singkat kepemimpinannya yang bisa di pertanyakan dan bisa menjadi bahan kampanye negatif(bukan kampanye hitam), misalnya soalnya ketidakamanahannya dan ketidaktepatannya terhadap janji yang sudah di ucapkannya dari meninggalkan Solo, meninggalkan Jakarta, mengingkari janji untuk focus di Jakarta. Kenapa sifat amanah dan janji sangat penting, karena dua hal inilah adalah hal dasar yang harus di punyai seorang pemimpin. Belum lagi jika kasus Transjakarta benar benar melibatkan orang dekat sang capres, dan pemimpin adalah pihak yang paling harus bertanggung jawab terhadap kesalahan anak buahnya, tidak bisa menjawab saya sedang blusukan di Tanah Abang waktu keputusan pembelian bus tersebut di ambil. Lalu tentang Prabowo tidak beristri atau di usir keluarga. Bukankah hal itu sampai terjadi karena Prabowo menolak mengusir mahasiswa dan rakyat yang menguasai gedung DPR/MPR yang ingin menjatuhkan Pak Harto sang Mertua demi menghindari pertumpahan darah. Dan jika saya menjadi beliau pasti saya akan melakukan hal yang sama, tidak apa kehilangan istri atau di usir keluarga istri demi kepentingan lebih besar. Dan kenapa dengan tidak mempunyai Istri, bukankah Pak Soekarno yang mempunyai banyak istri juga terbukti bisa memimpin negeri ini dengan sangat baik, dan bisa jadi dengan ketiadaan istri akan jauh lebih fokus dalam memimpin negeri ini. Demikian juga pilihan anak untuk berkarier dalam dunia modeling , hal ini menunjukkan betapa demokratisnya beliau, termasuk dalam mendidik anak.

Prabowo nampak menarik sekali dalam pembawaan kepemimpinannya, tegas cakap dan berwibawa, suaranya menggelegar mampu membangkitkan kesadaran akan kekuatan yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Berbeda dengan Jokowi yang bicaranya kurang penekanan dan cenderung datar serta kurang mampu memotivasi warga. Bangsa Indonesia bangsa besar maka sangat penting sekali kemampuan pemimpin dalam membangkitkan semangat setiap rakyat dalam mengarungi perjalanan bangsa kedepan. Dan diri kita selaku bangsa adalah pemilik segenap kekayaan, maka sangat aneh jika pemimpin justru sibuk mencari restu dari orang asing untuk mendapatkan dukungan dari mereka. Hampir dapat di pastikan pemimpin begini tidak akan memiliki kemandirian dalam kepemimpinannya.

Maka tidak aneh jika kemudian di banyak tempat dan banyak forum Prabowo Hatta nampak memimpin dalam dominasi seputar dukungan seputar pencapresan, maka dengan sangat yakin saya menyebutkan nampaknya Prabowo akan memenangkan Pilpres 2014 dengan proporsi 60 % dukungan untuk Prabowo-Hatta dan 40 % untuk Jokowi-JK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun