Mohon tunggu...
Agung Bismoko
Agung Bismoko Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pendiri UKM Pankreas Politeknik Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Logika Hukum Ketika Mengutip Ayat-Ayat Al'Quran

12 Mei 2015   12:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:07 2508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibawah ini kami berikan Sudut Pandang yang berbeda antara Umat Islam dan Kristen.  Sudut pandang ini perlu dipahami sebelum Umat Islam ataupun Umat Kristen bisa mengutip Ayat-ayat Suci Al'Quran ataupun Alkitab dalam menguatkan pandangannya.

Dalam Sudut Pandang Islam Al’Quran ada perkataan Alloh Swt langsung kepada umat manusia dan bukanlah perkataan Muhammad .  Kitab ini sudah ditulis sejak awal, selalu dijaga melalui hafalan para sahabat Nabi.  Sementara Perkataan , tingkah laku, sifat-sifat Muhammad, dan ketetapan Muhammad diluar Al'Quran diabadikan dalam kitab hadis.   Tidak pernah bisa hadis nabi Muhammad diizinkan untuk masuk kedalam Al'Quran.

Dalam Sudut Pandang Kristen , Al'Quran adalah ucapan Nabi Muhammad, SAW.  Selalu dikatakan bahwa Al'Quran merupakan Saduran dari Taurat , Zabur, dan Injil, dan Nabi Muhammad selalu dikonotasikan sebagai nabi palsu.  Tidak pernah satu kalipun dalam pengetahuan saya ada Lembaga Gereja dan Lembaga Agama Non Muslim lainnya mengakui Al'Quran adalah langsung Firman Tuhan.   Jika Lembaga Agamanya tidak mengakui, bagaimana mungkin Pendeta dan umat agama non muslim tersebut bisa mengutip Ayat-ayat Al'Quran, terutama untuk mendiskreditkan Umat Islam.  Mengutip Berarti Mengimani dan mengakui Otoritas Alloh Swt terhadap dirinya sendiri.

Alkitab dalam Sudut pandang Islam merupakan Kitab Suci yang ditetapkan oleh Lembaga Gereja.  Alkitab  bisa ditambah dan dikurangi juga memiliki terjemahan berbeda tergantung Alirannya dalam Kristen.  Contohnya Gereja Katolik menerapkan 27 Kitab Perjanjian Baru.  Sementara Gereja Protestan tidak mengakui 6 kitab yang diakui Gereja Katolik.  Sementara Gereja Saksi Jehovah menganut aliran Monotheisme dalam Kristiani tentunya meskipun mengakui sebagian Alkitab versi Gereja , mereka memiliki terjemahan dan tafsi versi tersendiri yang berbeda dengan versi Alkitab umumnya.

Sementara dari Sudut Pandang Umat Kristiani, seluruh Alkitab adalah adalah Firman Tuhan, tidak ada perbedaan.  Tidak ada perbedaan derajat antara ayat yang Satu dengan Ayat yang lain.  Bagi Umat Kristiani, Al'Quran, Hadis dan Fatwa-Fatwa ulama Islam memiliki derajat yang sama.  Itu akibatnya banyak yang salah menginterpretasi Islam, karena menggunakan sumber-sumber yang lemah.  Padahal Jelas dalam Islam jika ajaran Hadis dan Fatwa Ulama bertentangan dengan Al'Quran itu artinya tidak boleh diikuti.  Sudut Pandang ini sulit untuk dimengerti oleh Umat Kristiani dan umat Non Muslim lainnya.

Sementara dalam Sudut Pandang Islam ada perbedaan derajat keutamaan antara Perkataan Tuhan kepada Manusia (Taurat, Zabur, Injil, Al'Quran), Perkataan, tingkah laku , Pendapat para rasul dan nabi (hadis Musa, Hadis Daud, Hadis Yesus, Hadis Muhammad), dan Perkataan Ulama-Ulama Yahudi dan Kristen (fatwa/pendapat/itjihad).  Ketika Umat Islam menolak Pendapat Paulus, Yohanes dan Petrus karena tidak sesuai dengan Injil, ini tidak dimengerti oleh Orang Kristen.  Karena bagi Orang Kristen, Paulus , Yohanes dan Petrus sudah ditetapkan sebagai Rasul dan santo/orang suci, sehingga tidak mungkin bisa berbuat kesalahan.  Jadi apapun ayat-ayat dari Paulus, Yohanes, Petrus dan ulama-ulama Kristen lainnya dalam Alkitab harus diterima sebagai sebuah kebenaran.

Dengan adanya penyetaraan Standar memahami Alkitab dengan kacamata Muslim memahami Al'Quran diatas barulah bisa dilakukan debat yang mantap dan matang antara Kristen dan Islam.

Sebaliknya Penyetaraan Standar memahami Al'Quran dengan Kacamata Kristen akan menyebabkan perang debat kusir yang tidak karuan.  Apalagi ketika Umat Kristen mendebat Umat Islam dengan Fatwa Ulama atau Hadis Nabi yang belum tentu sesuai dengan Al'Quran dan memiliki konteks yang berbeda-beda.  Selain itupun Hadis Nabi Muhammad ada tingkatannya, ada yang disebut hadis palsu, ada Hadis meragukan, dan Hadis shahih (benar). Umat Islam hanya berpegang pada Hadis Shahih.

Jika Umat Islam membuat sebuah Telaah Kritis terhadap Alkitab maka akan terjadi penjelasan seperti dibawah ini :

Kitab yang diduga paling dekat dengan Injil adalah dibawah ini , ditulis oleh ulama Kristen, tapi tetap saja tercampur antara Perkataan Tuhan, Hadis Yesus dan Fatwa Ulama Kristen :


  • Kitab-kitab sejarah - Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul

Sedangkan Kitab-Kitab yang merupakan Tulisan Ulama-Ulama Kristen adalah sebagai berikut


  • Surat-surat Paulus - Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika. 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon
  • Surat-surat non Paulus - Ibrani, Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, Wahyu

Kitab-kitab Paulus dan Non Paulus mungkin dapat dianggap sama dengan Kitab-kitab fatwa 4 khalifah Islam setelah Muhammad Meninggal.   Dalam Islam, sebagus apapun  Kitab Fatwa Para Ulama, tidak pernah bisa dimasukkan kedalam Al'Quran.

Khusus untuk Paulus, umat Islam memiliki catatan tersendiri, karena Kitab-kitab Paulus dianggap Bid'ah atau tertolak kalau berdasarkan standar Islam.  Paulus mengangkat dirinya sendiri menjadi Rasul berdasarkan Roma 1:1.  Meskipun Paulus mengakui dirinya adalah orang Yahudi dari Keturunan Bunyamin,  namun yang pasti kerasulan Paulus ini tidak diakui oleh Bangsa Yahudi.  Karena jika Kerasulan Paulus ini diakui oleh Bangsa Yahudi, tentunya Paulus bisa berdakwah di tempat ibadah orang Yahudi.

Pekerjaan Rumah terbesar gereja saat ini untuk membuktikan Kerasulan Paulus yaitu hubungan darah Paulus   dengan Nabi Ibrahim ataupun  dengan Keluarga Imran, keluarga terkemuka Pendeta dari Bangsa Yahudi.

Sementara Yesus memiliki ibu Maryam, yang merupakan anak dari Keluarga  Imran, keluarga terkemuka Pendeta Yahudi.  Pamannya Maryam adalah Nabi Zakaria,  Sepupu Maria adalah Nabi Yahya.  Sehingga Ketika Yesus menyatakan dirinya adalah Nabi, tentunya akan lebih mudah diterima oleh orang Yahudi dengan melihat asal-usulnya.  Dalam Alkitab pun Silsilah Yesus ditulis dengan jelas.   Dan Yesus pun biasa berdakwah di rumah peribadatan Yahudi karena memang Yesus tidak membawa agama baru.

Tidak bisa dipungkiri, dasar seseorang dapat diakui sebagai seorang nabi, akan dilihat dulu nasabnya bila leluhurnya tidak memiliki sambungan langsung dengan Nabi Ibrahim akan sulit sekali diakui sebagai seorang Nabi.

http://hukum.kompasiana.com/2015/05/07/urutan-urutan-sumber-hukum-dalam-kitab-suci-islam-kristen-dan-hindu-716436.html

Kemenangan Dakwah Kristen terhadap umat Islam, dikarenakan Umat Islam tidak memahami Konsep memahami Al'Quran.   Sehingga ketika diberikan hujjah-hujjah atau pendapat dari ulama-ulama Kristen yang ada di AlKitab membuat keimanan goyah.  Padahal kalau Umat Islam paham konsep dasar memahami Al'Quran, mereka akan dengan mudah menolak ayat-ayat Alkitab dari ulama-ulama Kristen karena tidak sesuai dengan cara Islam memahami Kitab Suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun