Mohon tunggu...
Agung Bismoko
Agung Bismoko Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pendiri UKM Pankreas Politeknik Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengubah Karakter Negatif ke Karakter Positif

12 Februari 2014   11:28 Diperbarui: 4 April 2017   17:58 10689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

MERUBAH KARAKTER NEGATIF KE KARAKTER POSITIF

Saya salah satu penggemar para penjaja motivasi, yang  banyak sekali bermunculan sejak tahun 2005.  Mulai dari Anthony Robbins, Tung Desem Waringin, dan Mario Teguh.  Dan masih banyak lagi yang bermunculan kemudian.  Melihat fenomena ini harusnya sudah banyak orang di Indonesia yang sudah mengalami perubahan radikal dalam hidupnya.

Kenyataan dilapangan menurut para Motivator ini hanya sekitar 5% yang berubah lebih baik sejak mengikuti pelatihan yang dilakukan para Motivator ini.  Dan hanya 1% yang berubah bumi dan langit, baik gaya hidup maupun pendapatan.  Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa kurikulum dan metode pendidikan yang sama menghasilkan hal yang berbeda ?

Kesulitan terbesarnya ialah bahwa setelah membaca buku dan mengikuti pelatihan tersebut, ialah mereka kembali ke gaya hidup sebelumnya.  Menurut Islam, memang tidak semua orang diberikan kekayaan, namun para Motivator ini selalu menyakinkan bahwa setelah mengikuti pelatihan yang mereka jual hidup kita akan berbeda langit dan bumi.  Ternyata hidup para motivator inilah yang berubah bumi dan langit, karena mereka mendapatkan income dari pelatihan yang biayanya tidak masuk akal.

Gurunya Lu Zhi pernah berkata, “Pengembaraan Keluar dilakukan untuk mencari kekurangan kita, Sedangkan Pengembaraan Dalam dilakukan untuk mencari dan menemukan kelebihan-kelebihan yang ada didalam kita sendiri, Pengembaraan yang Kedua inilah yang lebih baik”

Kita selalu mencari kebenaran dari luar diri kita ternyata kebenaran itu ada pada diri kita sendiri.  Kita selalu mencari dunia, ternyata seluruh dunia ada ditelapak tangan kita.  Kita mencari Tuhan melalui mengunjungi para wali dan ulama, ternyata Tuhan ada lebih dekat ketimbang urat leher kita sendiri.  Kita mencari kebahagiaan ternyata kebahagiaan itu tergantung cara kita mengelola hatinya sendiri.

Saya mengenal sebuah keluarga yang merintis dari tidak punya apa-apa bisa menjadi kelas menengah.  Dari Rumah Kontrakan dan Motor butut hingga memiliki Rumah Sederhana dan 2 unit Mobil Baru.   Uniknya keluarga ini selalu mengeluh tidak punya uang.  Padahal  menurut 10 juta rakyat Indonesia yang berkategori miskin keluarga ini sudah jauh kebahagiaannya jauh antara panggang dan api.  Itu artinya, semakin besar pendapatan semakin besar pula cobaannya.

Saya mencoba menjawab permasalahan diatas dari sisi psikologi.  Merubah diri kita menjadi diri kita yang baru bukanlah hal yang mudah dilakukan, tetapi juga bukan pula hal yang sulit.  Begini, menurut Freud , diri kita saat ini adalah kumpulan pengetahuan, pengalaman , pelajaran kolektif yang terkumpul ingatan kita.  Dan secara artifisial, pengetahuan , pengalaman hidup dan seluruh pelajaran kolektif yang tersimpan dalam neuron-neuron di otak kita membuat suatu bentuk program karakter pribadi yang utuh yang membantu kita untuk mengambil keputusan untuk setiap kita berhadapan pada suatu masalah.

Sebagai contoh, anak yang semasa kecilnya biasa menangis dan diam setelah dibentak oleh orang yang lebih tua, pada saat dewasa ketika dibentak dengan kualitas suara, frekuensi dan kata kunci yang sama oleh orang lain maka program karakter pribadi yang utuh akan menjawab dengan reaksi yang sama yaitu menangis atau diam.  Contoh lainnya seorang anak yang diberikan kebebasan berekspresi oleh orang tuanya, ketika dibentak oleh orang lain atau mendapat tekanan akan menjawab dan mampu menyatakan ketidak setujuannya.

Semua yang ada dalam karakter pribadi utuh manusia sama halnya dengan sebuah program komputer yang artifisial.  Untuk menjadi pribadi yang baru seperti Anthony Robbins, Tung Desem Waringin, ataupun Mario Teguh, ialah dengan memasukkan Karakter pribadi utuh yang baru dengan mencontoh figur-figur yang kita inginkan. Biasanya untuk melakukan cuci otak, para motivator ini menyediakan audio motivasi yang dapat kita dengan berulang-ulang untuk membentuk keyakinan baru di dalam diri kita.  Namun setelah kita berhenti mendengarkan audio motivasi, biasanya kita bingung harus melakukan apa dan bingung harus bertindak apa.

Banyak pula yang berhasil, namun sudah pasti 95% orang gagal.  Bukan karena program yang ditawarkan para motivator ini salah, namun lebih cenderung berhenti belajar karena kesibukan para pelajar ini dalam bekerja dan banyak sejuta alasan lainnya.   Karakter pribadi utuh yang lama telah membuat bloking atas muculnya karakter baru.  Semua ini tanpa disadari manusia.

Jadi untuk membuat karakter kepribadian baru, kita harus merubah isi pikiran sadar kita dan pikiran bawah sadar kita.  Dan Pertama hal dasar yang tidak pernah diajarkan para motivator ini, ialah perubahan karakter anda menjadi karakter baru yang lebih baik musti seizin Alloh Swt.    Setelah mendapatkan izin....tentunya melalui sholat istharah dan sholat hajat barulah masuk tahap berikutnya.

Tahap Kedua pribadi yang ingin berubah ini harus mengosongkan fikirannya dulu dari karakter pribadi utuh yang lama.  Caranya dengan mengisi fikirannya dengan membaca Al’quran secara teratur dan buku ilmu pengetahuan setiap kali ada waktu luang.  Jadi setiap waktu luang usahakan untuk membaca buku, karena bila waktu luang dibiarkan kosong atau beristirahat, maka karakter pribadi utuh yang lama akan mengambil alih dan menghapus data baru yang masuk karena karakter pribadi utuh yang lama bersifat resisten.

Ketiga stop sama sekali menonton televisi, karena televisi tontonan televisi yang fiksi dalam pandangan kita ternyata oleh otak diterima sebagai pengetahuan yang nyata.  Tontonan Televisi secara nyata menambahkan asumsi baru dalam fikiran kita yang secara halusinasi kita anggap benar padahal secara nyata salah.  Misalnya kita menonton adegan ciuman dan sex diluar nikah dalam film-film barat, secara sadar kita menganggap itu hanya fiksi dan terlarang oleh pikiran sadar kita, namun oleh pikiran bawah sadar  kita menganggap film yang kita tonton itu suatu kebenaran.  Akibatnya bila kita dihadapkan dalam suatu kondisi lingkungan yang sesuai, frekuensi yang sesuai dan kata kunci yang tepat , ingatan itu terbuka, dan kita yang tidak setuju sex bebas diluar nikah secara tidak sadar justru menjadi pelakunya.

Keempat, Menghindari sama sekali orang-orang negatif dan orang-orang dari majelis kemungkaran yaitu orang-orang saling berkumpul dan saling menceritakan keingkarannya kepada Alloh Swt sambil tertawa-tawa dan bersenda gurau seolah keingkaran suatu hal yang lazim dan dosa bukanlah suatu aib yang harus dirahasiakan....! Maka kita tidak perlu mencela dan menghina orang-orang dalam majelis ini, cukup kita menghindarinya dan tidak terlibat dalam majelis kemungkaran ini.  Karena bila kita terlibat walaupun hanya dalam diskusi dengan orang-orang mungkar ini, secara pikiran sadar kita menolak tindakan mereka, namun pikiran bawah sadar kita menerima data yang masuk itu sebagai suatu hal yang mungkin dapat diterima sebagai karakter baru kita. Apalagi diterimanya informasi itu sambil senda gurau, semakin menyakinkan pikiran bawah sadar kita bahwa keingkaran kepada Alloh Swt mungkin dapat dimaklumi dan dosa adalah suatu hal yang perlu dibeberkan kemana-mana. Otomatis Artifisial Intelejensia kita bisa belajar hal-hal dan asumsi yang baru sehingga bisa merubah Karakter pribadi utuh kearah lebih negatif.

Kelima , Bergaul dengan orang-orang positif dari majelis agama dan pengetahuan.  Orang-orang ini akan menceritakan hal-hal baik yang dapat diterima oleh pikiran sadar kita dan pikiran bawah sadar kita.  Otomatis Artifisial Intelejensia kita bisa belajar hal-hal dan asumsi yang baru sehingga bisa merubah Karakter pribadi utuh kearah lebih baik.

Prinsip dasar dari Kelima hal diatas, ialah artifisial intelegensi kita adalah sistem autopilot.  Jadi tidak mudah mengarahkannya.  Kita hanya bisa memberikan pengaruh baik kepada artifisial intelengensi kita sehingga secara auto pilot akan mengarahkan kita ke hal-hal positif.  Misal bagaimana mungkin kita bisa menjadi orang baik, sementara pengetahuan untuk menjadi orang baik tidak punya.  Bagaimana seseorang berani mengambil resiko sebagai pengusaha sementara dalam otak dasarnya tidak ada pengetahuan yang utuh untuk berani bertindak sebagai pengusaha.  Yang bisa dilakukan untuk melakukan program ulang atas karakter pribadi utuh kita ialah mengarahkan fikiran kita terus menerus ke arah yang karakter pribadi yang kita inginkan.

Perubahan Karakter diakui sebagai hal yang sulit, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan.  Saya sendiri sedang melakukan perubahan karakter, menyebabkan saya terasing dari pergaulan.  Namun kadang kita perlu terasing untuk menemukan kepribadian kita yang sesungguhnya.  Dan ternyata setelah saya jalani kelima hal diatas, akhirnya saya temukan karakter pribadi utuh saya yang lama merupakan timbunan konflik masa lalu yang selalu saya ungkit-ungkit kembali sehingga saya tidak memiliki karakter pribadi utuh yang baru yang adaptif terhadap lingkungan yang baru. Kemudian saya memberi maaf kepada diri saya kemudian mengisi pikiran sadar dan pikirah bawah sadar kita dengan hal-hal baru yang positif.  Ini beberapa halusinasi dimasa lalu saya yang sekarang mulai berubah :

1.Saya temukan dalam asumsi dan halusinasi pikiran bawah sadar saya bahwa tidak apa-apa memakan harta haram yang sedikit, ternyata setelah saya melakukan kelima hal diatas saya menemukan bahwa memakan harta haram walaupun hanya sedikit jumlahnya dapat menghalangi datangnya harta halal dalam jumlah besar dikemudian hari.  Sehingga saya berhenti menerima harta haram mulai saat ini (setidaknya saya berusaha)  kata dalam kurung ini merupakan resistensi dari Karakter Pribadi Utuh saya yang lama.

2.Saya temukan dalam asumsi dan halusinasi pikiran bawah sadar saya bahwa dosa masa lalu yang terlupakan fikiran kita tidak akan dimintakan pertanggungjawabannya.  Ternyata setelah saya melakukan kelima tahapan diatas, saya temukan bahwa saya berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak lagi membuat dosa dengan cara apapun supaya saya tidak perlu dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat.

3.Saya temukan dalam asumsi dan halusinasi pikiran bawah sadar saya bahwa kalau kita lelah sepulang kerja, tidak perlu bermain dengan anak.  Ternyata setelah melakukan kelima tahapan diatas, saya temukan bahwa selelah apapun tubuh saya, begitu sampai rumah, saya harus bermain dengan anak saya karena anak saya sudah begitu lama menunggu saya pulang untuk bermain dengan saya.

4.Saya temukan dalam asumsi dan halusinasi pikiran bawah dasar saya bahwa berbohong kecil itu merupakan suatu hal yang lazim.  Ternyata saya temukan setelah melakukan kelima hal diatas bahwa berbohong suatu hal yang kecil dapat membuat kita menjadi pelupa dan lupa dimana meletakkan  barang-barang kecil seperti kacamata, handphone, dompet dan lain lain. (Saat ini saya berubah untuk mulai mengurangi bohong-bohong kecil) Kata dalam kurung merupakan resistensi dari karakter pribadi utuh saya yang lama.

Setiap orang memiliki program artifisial intelegen yang berbeda, sehingga setiap aksi dari eksternal diri kita akan diikuti oleh reaksi  dari internal yang berbeda pula.  Dan ada pula ada program artifisial intelengen yang tidak bisa dirubah dalam waktu cepat seperti trauma hidup di masa lalu.  Yang pasti setiap orang bisa berubah.  Namun harus menemukan hal-hal dalam artifisial intelegen yang harus dirubah dan menggantinya dengan asumsi dan pengertian yang benar baik secara sadar maupun bawah sadar.

Salah satu alasan saya berubah menjadi lebih baik ialah secara saya membaca buku “Negara Lima Menara” karangan Anwar Fuadi, dimana saya menemukan bahwa diri saya yang paling dalam ternyata merindukan kehidupan sebagai santri di Pesantren.  Sehingga Cara berfikir saya mengikuti cara berfikir “Alif Fikri” tokoh sentral dalam buku tersebut.  Kesulitan terbesar dalam merubah karakter pribadi kita ialah menemukan hot button dalam diri kita sendiri.  Hot Button hanya bisa dicari untuk ditemukan, dan jangan sampai hot button mendatangi kita, ketika mendapat musibah baru kita merubah karakter pribadi utuh kita.  Saya juga menemukan ternyata untuk mendapatkan pengalaman masa kecil di pesantren pada umur saya saat ini yang 36 tahun, saya cukup dengan membaca buku ini, seolah saya pernah punya pengalaman di pesantren, dan masa kelam saya di bangku SMA dan Kuliah yang negatif tidak lagi menghantui saya.  Secara aktif saya membuat ingatan baru yang positif dimasa lalu saya.

Perubahan Karakter Pribadi Utuh dari yang lama dan baru membuat saya menghadapi hidup dengan kacamata yang berbeda, tidak mudah marah dan lebih sabar.  Dan yang pasti membuat hidup saya dan keluarga menjadi lebih berbahagia.  Tentunya tidak serta merta merubah saya jadi memiliki gaya hidup yang berbeda pula seperti main golf ataupun naik mobil mewah seperti yang dijanjikan para motivator-motivator tersebut.   Yang pasti saya lebih berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun