Mohon tunggu...
Rafly Eka Putra
Rafly Eka Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Otomotif

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep tuhan menurut filsuf Plato

9 Januari 2025   17:57 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Plato

Plato Plato lahir pada tahun 428/7 SM dalam suatu keluarga terkemuka di Athena. Plato meninggal di Athena pada tahun 347 SM dalam usia 80 thun. Nama Plato yang sebenarnya ialah Aristokles, kemudian ia diberi nama baru oleh guru pelatih senamnya "Plato". Plato dalam bahasa Yunani berasal dari kata benda "platos" (kelebarannya/lebarnya) yang dibentuk dari kata sifat "platus" yang berarti (lebar). Dengan demikian, nama "Plato" berarti "si lebar". 

Apakah Plato meyakini adanya Tuhan? dijelaskan dalam sebuah Jurnat Jaffray : Jurnal Teology dan study pastoral bahwa ketuhanan plato sebagai jiwa alam semesta. Plato meyakini adanya tuhan karena Ia percaya tuhanlah yang menciptakan alam dan seisinya. 

Salah satu karya Plato yang berjudul Cratylus menjelaskan bahwa Tuhan tidak dapat dikenal dan tidak ada esensi-Nya yang dapat dikenali. Nama-nama yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat Tuhan tidak berarti manusia telah sungguh-sungguh mengenal-Nya. Tuhan bagi Plato yang dipahami sebagai jiwa alam semesta maksudnya ialah sebagai sumber terutama dari semua gerakan yang terjadi dalam alam semesta. Tuhan yang menggerakkan matahari dan bintang-bintang, mengatur gerakan semua benda langit berada dalam orbitnya masing-masing. Sebagai prinsip yang menggerakkan Tuhan disebut "jiwa" bagibenda-benda langit yang secara fisik adalah tubuh bagi Tuhan (Lodge, 1956:1.e1.).

Diharapkan dengan adanya wawasan tentang filsuf plato ini manusia tetap meyakini bahwa tuhan memang benar-benar ada dan pencipta alam beserta isinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun