Mohon tunggu...
Bisma Ridho Pambudi
Bisma Ridho Pambudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Institut Teknologi Bandung

Senang menulis tentang pendidikan, sosial, budaya, sains dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Perkembangan Astronomi di Indonesia

11 Desember 2024   12:06 Diperbarui: 11 Desember 2024   17:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Galaksi Bima Sakti dari NASA/JPL-Caltech (sumber: https://science.nasa.gov/universe/galaxies/)

Perkembangan astronomi di Indonesia sejatinya sudah dimulai sejak tahun 1950-an, tepatnya sekitar tahun 1951. Saat dimulainya pembangunan Observatorium oleh Pak Bosscha dan beberapa teknokrat Belanda. Tujuan awal pembangunan Observatorium ini adalah untuk mengisi kekosongan dalam kegiatan pengamatan langit, terutama untuk langit-langit di belahan Bumi bagian Selatan. Jadi, astronomi di Indonesia bukan hanya sebatas dalam pengamatan awal Ramadhan ataupun Idul Fitri, tapi lebih jauh daripada itu. Meskipun, pengamatan hijriyah juga akan terus dilakukan.

Observatorium Bosscha kemudian diberikan kepada pemerintah Indonesia setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya, yaitu pada tahun 1959 dan setahun setelah itu Program Studi Astronomi ITB didirikan dibawah naungan Institut Teknologi Bandung.

Perkembangan keilmuan astronomi di Indonesia juga tidak terlepas dari cita-cita para pendiri bangsa Indonesia agar Indonesia dapat menjadi salah satu laboratorium dunia di bidang sains dan teknologi serta berdaulat di darat, laut, dan udara. Maka dari itu,digagaslah pembentukan lembaga yang berfokus dalam riset nuklir dan antariksa. Untuk lembaga yang berfokus dalam riset nuklir, dibentuk Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) sedangkan untuk riset antariksa dibentuk Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN). Bahkan, LAPAN pernah meluncurkan roket pertamanya yaitu Roket Kartika 1. Ini yang membuat Indonesia dihormati oleh dunia, terutama oleh negara-negara Asia.

Pada periode itu sejatinya hanya Indonesia yang memiliki lembaga riset yang independen untuk riset dalam fokus tertentu. Namun, sejak terjadinya krisis politik dan ekonomi, perkembangan keilmuan dan riset ini mengalami hambatan, terutama krisis yang terjadi dan berdampak langsung untuk Indonesia. Kondisi ini bertahan hingga reformasi, walaupun sebelum reformasi Bangsa Indonesia pernah menerbangkan pesawat pertama yang dibangun sendiri sepenuhnya oleh Putra-Putri Bangsa.

Pasca Reformasi, Astronomi di Indonesia kembali mengalami perkembangan walaupun perkembangan yang terjadi tidak semasif negara-negara lain. Hal ini sebenarnya cukup masuk akal dikarenakan riset dan penelitian tentang Astronomi merupakan riset yang high cost, high risk, high technology sehingga membutuhkan dana riset yang tidak sedikit serta resiko kegagalan yang cukup besar. Tetapi, hal itu bukan hambatan untuk suatu keilmuan dapat berkembang. Salah satu ujung tombak perkembangan Astronomi di Indonesia adalah Program Studi Astronomi di ITB dan Pusat Sains Antariksa yang sekarang berada di bawah BRIN.

Astronomi ITB sendiri sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, terutama dalam 5 tahun terakhir ini. Selain karena faktor eksternal seperti kehadiran SpaceX dan faktor ketahanan suatu negara, terutama negara maju yang memiliki divisi antariksa, faktor internal seperti konsistensi dalam perbaikan kurikulum juga sangat memengaruhi. Hampir setiap tahun mahasiswa di Program Studi Astronomi ITB ikut serta dalam agenda-agenda riset Internasional, baik sebagai presenter maupun publisher artikel bertaraf Internasional (Mahasiswa ITB menjadi pembicara di ajang Internasional).  Kontribusi aktif dari mahasiswa Astronomi juga dapat dilihat dengan semakin aktifnya Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB sudah sangat banyak membuat program dan kegiatan yang menarik. Meliputi kegiatan penelitian seperti mengikuti lomba-lomba karya tulis ilmiah dan menyediakan kanal lomba untuk tingkat SMA/sederajat maupun melakukan pengamatan bersama masyarakat untuk membumikan keilmuan astronomi. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat di laman resmi HIMASTRON ITB disini.

Kegiatan pengamatan bersama masyarakat (sumber: https://www.himastronitb.org/dokumentasi)
Kegiatan pengamatan bersama masyarakat (sumber: https://www.himastronitb.org/dokumentasi)

Konsistensi ini akan terus dilakukan seperti kolaborasi antara Program Studi Astronomi ITB dengan lembaga lembaga lain seperti Program Studi Sains Atmosfer dan Kebumian di Institut Teknologi Sumatera, ikut serta dalam pengembangan Observatorium Timau di NTT (Observatorium Timau) serta pembangunan Pusat Sains Teknologi dan Inovasi Keantariksaan turut menjadi akselerator perkembangan keilmuan Astronomi. 

Bahkan, PSTIA ITB sudah membuat perencanaan riset dan inovasi hingga 20-40 tahun kedepan sehingga arah perkembangan inovasi Astronomi ITB sudah terpetakan dan tentunya tidak akan terlepas dari kondisi eksisting serta membuka kolaborasi dengan keilmuan lain. Walaupun dampak nyata yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia mungkin belum sepenuhnya dirasakan, tetapi perkembangan astronomi akan sangat berdampak terutama untuk kemajuan teknologi yang akan digunakan oleh masyarakat Indonesia serta kedaulatan bangsa Indonesia terutama di udara dan antariksa. 

Selain lembaga-lembaga formal yang mayoritas diisi oleh Astronom Profesional, di Indonesia juga berdiri banyak lembaga yang diinisiasi oleh astronom-astronom amatir yang tentunya juga memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan di bidang Astronomi. Beberapa lembaga astronom amatir seperti langitselatan.com, infoastronomy, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta dan lain-lain juga membantu perkembangan astronomi di Indonesia terutama untuk melakukan edukasi di tengah masyarakat Indonesia.

Tantangan terbesar dari perkembangan Astronomi di Indonesia adalah masih cukup banyak masyarakat yang mempercayai bahwa Astronomi sama dengan Astrologi sehingga masih dibutuhkannya edukasi publik yang harus semakin meluas. So, mari kita sama-sama membumikan keilmuan astronomi sehingga masyarakat Indonesia akan semakin mencintai ilmu pengetahuan, karena dengan berkembangnya keilmuan astronomi, maka tentu Bangsa Indonesia bisa berdaulat di darat, laut dan udara!

sumber: 

Himastron ITB

Wikipedia Astronomi di Indonesia 

Langit Selatan 

Perjalanan Observatorium Bosscha - Institut Teknologi Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun