Salam Olahraga
Menyimak perjalanan sepakbola negeri ini menjelang turunnya Nurdin H hingga saat ini, dimana Sepakbola negeri ini bukannya menggapai prestasi tapi malah lbih kepada keributan tiada hentinya, yang dilakukan oleh orang dalam sendiri atau oleh pihak luar.
Waktu sudah membuktikan jika Organisasi tidak solid maka yang terjadi hanyal gonjang ganjing kegaduhan, disinilah peran Pemerintah agar tidak terjadi kegaduhan, yg terjadi Pemerintah juga membuat kegaduhan ..... PSSI dibutuhkan Ketua yang mempunyai leadership yang kuat tidak mudah di intervensi dan selalu harus akomodatif terhadap Pemerintah dan Anggota.
Akan saya jabarkan periode PSSI sejak Nurdin hingga La Nyala,
1. Era Nurdin Halid
PSSI dibawah kendali beliau menjadikan PSSI digandrungi masyarakat terutama sejak Piala Asia 2007, hingga banyaknya tumbuh subur SSB di seantereo Indonesia. Dan pada masa itu juga PSSI mencanangkan sepakbola Profesional dengan memperkenalkan ISL, tapi dalam perjalannnya sudah kita ketahui banyaknya mafia skor dan banyak korban akan mafia ini  termasuk Persebaya, dan klub2 yang dianak emaskan salah satunya adalah Pelita jaya, yg mengakibatkan Persebaya 'terdegradasi'.Â
Sebelum tahun 2007 beberapa klub menjadi kampium ISL karena permainan mafia yaitu PSIS, Arema, Persik, Persebaya dll, itulah wajah sepakbola kita pada masa Nurdin Halid, juara sudah ditentukan sebelum kompetisi dimulai. Menjelang jatuhnya Nurdin dari tapuk Ketua PSSI adalah kelompok 78 yang menyuarakan akan tidak kebecusan Nurdin dalam mengelola sepakbiola negeri ini dan kita ketahui pada akhirnya Nurdin tumbang oleh Kelompok 78.
2. Â Era Djohar Arifin Husein (Jilid 1)
Setelah tumbangnya NH dari tampuk Ketua PSSI, Kelompok 78 mengangkat Djohar menjadi Ketua PSSI yang baru, disana ada Arifin Panigoro dan Halim Machfud. Pada saat kelompok 78 muncul dan menggoyang NH, saya sangat anti dengan namanya KUDETA, krena akan menjadi preseden buruk, sekali ada kudeta pasti akan  ada kudeta lanjutan dan ini akan menjadi bahaya laten. Apa yg saya takutkan akhirnya muncul juga ternyata Kelompok 78 menolak akan program kerja PSSI, dimana PSSI memasukkan klub2 IPL di kasta tertinggi, ini awal yang memicu perpecahan kedua kalinya di tubuh PSSI.Â
Saya bisa pahami mengapa Arifin memasukkan ex Klub2 IPL???, karena Klub tersebut di biayai oleh Bank Saudara (Arifin sebagai pemilik) yang masih menunggak ke Bank tersebut, karena Arifin tidak mau rugi mkany dimasukkan Klub tersebut di level atas kompetisi, disinilah adanya perlawanan dari kelompok 78. Pada saat itulah muncul sosok yang disegani sekaligus sebagai leader yaitu La Nyala Matalitti dan beliau sebagai exco PSSI tnpa persyaratan sesuai Statuta, karena masyarakat sedang euforia tumbang nya NH maka persyaratan La Nyala tidak dipersoalkan (baru dipersoalkan setelah La Nyala menjadi Ketua PSSI). Singkat cerita terjadilah 2lisme kepengurusan adanya PSSI dan KPSI (Kelompok 78). dan disinlah terjadi 2lisme kompetisi yang menyebabkan terjadi tunggakan gaji disejumlah Klub ISl maupun IPL.
3. Era Djohar Arifin Husein (Jilid 2)