''Katanya, kita itu boleh berteman dengan siapa aja, asal orang tua suka'' ''Katanya, aku bebas berekspresi, asal rok masih di bawah lutut'' ''Katanya, kita bebas memilih, asal tergantung pilihannya'' Sebagian besar dari kita mungkin sudah tahu kalimat iklan di atas tadi. Yap, kalimat tersebut sering kita dengar di berbagai stasiun TV. Iklan salah satu operator HP ini membuat saya menjadi berpikir tentang kata-kata kebebasan tersebut. Memang sih, di dunia ini jarang ada yang bebas, kecuali dengan seperangkat aturan yang mengikuti kebebasan tersebut. Kalau mau bebas ya macam Tarzan itu (kalau ada yang mau). Kembali kepada iklan Think Again ini, saya mencoba mengaitkan kebebasan iklan itu dengan kebebasan ala pemikiran saya. Mari kita renungkan. Seandainya si iklan Think Again ini membebaskan kita (dalam iklan dikatakan bebas buka 10 situs, FULL SPEED selama setahun...) tentu kita bersyukur sekali (sesuatu banget ya, alhamdulillah). Masalahnya adalah kalimat selanjutnya (dalam iklan sekali lagi dikatakan, bebas buka 10 situs, FULL SPEED selama setahun, hanya 50 RIBU). Hello??? 50 ribu?? berarti kalau saya isi pulsa 10 ribu gak bisa dong layanan internet FULL itu tadi?? yah, berarti gak bebas dong?? Coba pikir lagi, dalam iklan si Think Again ini menyerukan kebebasan tanpa pilihan.. Harusnya mau isi berapapun bisa bebas dong? Kan gak ada pilihan? Atau mungkin, si iklan Think Again ini harusnya mengatakan ''Always ON, Only 50.000'' atau ''Pilihan yang menyenangkan untuk segala kebebasan, hanya 50 RIBU'' Atau saya yang terlalu berpikir polos? :) Semoga tulisan ini turut membantu kita untuk berpikir lebih kritis dalam menghadapi iklan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H