Mohon tunggu...
Juan Alviaro
Juan Alviaro Mohon Tunggu... -

Wiraswasta, Mengamati kebijakan publik, Jalan-jalan... follow saya di twitter @juanalvio ... Respect!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hati-hati Capres "Political Balloons"

15 Mei 2014   15:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Amien Rais pernah berkomentar soal Jokowi. Menurut Amien, Jokowi tidak sehebat yang di dengar di media selama ini. Dasar penilaian Amien terhadap Jokowi adalah pengalamannya di bidang politik. Amien mengatakan, Jokowi adalah sosok yang dibesarkan oleh media. Lama-kelamaan, kata Amien, pamor Jokowi akan surut. Amien, menyebut Jokowi sebagai "political ballon". "Kalau gelembungnya terlalu cepat, akan kempes juga. Ada hukum alam, sesuatu yang cepat digelembungkan, begitu kempes, ya sudah selesai," kata Amien.

Solo itu masih kumuh, gelap, agak miskin. Solo itu kemiskinannya tertinggi di Jawa Tengah. Karena itu, Amien mengaku heran mengapa Jokowi dinobatkan sebagai salah seorang wali kota terbaik di dunia kala itu. Amien juga mengkritisi Jokowi yang begitu berhasil dari segi pencitraan. Begitu banyak pemberitaan yang menyatakan kesuksesan Jokowi.

Popularitas seorang calon presiden tak menjamin keberhasilan dalam mengemban tugas negara. Calon-calon potensial lain justru tidak dilirik dengan alasan tak populer. Jika itu terjadi, tidak jarang menimbulkan kekecewaan karena yang bersangkutan tidak bisa menjalani tugasnya dengan baik. Meski pemilihan presiden berlangsung setahun mendatang, namun calon terkuat seharusnya segera diasah di depan rakyat untuk mengukur kemampuannya sebagai pemimpin selama lima tahun ke depan.

Mengingat  Joseph Estrada (mantan Presiden Filipina) juga dipilih mutlak. Bintang film Filipina. Setiap sore, masyarakat melihat filmnya, dikeroyok tujuh orang menang, ditembak tidak pernah kena. Kini  Joseph Estrada, terbukti bersalah dalam korupsi masif dan dihukum penjara seumur hidup. Sebuah pengadilan khusus anti korupsi di Manila, Filipina, memutuskan ia bersalah atas skandal bernilai puluhan juta dollar dalam pajak dan sogokan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun