Debat yang digelar di Gran Melia bertema "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat". Kedua kandidat sama-sama mengangkat ekonomi kerakyatan. Jokowi lebih banyak menonjolkan kartu pintar dan kartu sehat, sedangkan Prabowo lebih menekankan pangkas anggaran negara yang bocor.
Seperti yang kita tau debat capres cawapres pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dengan Joko Widodo - Jusuf Kalla dianggap belum mampu mengubah sikap warga yang belum menentukan pilihan. Debat capres sebenarnya hanya mempengaruhi pilihan dari 20% pemilih di Indonesia. Pemilih rasional itu kurang lebih sekitar 20%, yaitu yang memilih karena program dari kandidat. Hanya saja kalau misalnya calon ini tidak membawa perdebatan yang berkualitas tentang positioning program dan juga sikap maka orang akan kembali memilih dengan berdasarkan variabel lain bukan variabel rasional.
Dalam debat pertama yang digelar KPU, dua pasangan capres masih tampak memiliki visi dan program yang sama. Hal itu disebabkan pertanyaan yang diajukan kepada capres tidak dipertajam. Prabowo menyebutkan pilkada menghabiskan biaya mahal, tetapi tidak ditanya apakah akan pemilihan kepala daerah akan dikembalikan ke DPRD. Demikian pula soal hukuman mati bagi koruptor yang sempat disampaikan oleh tim sukses Prabowo-Hatta, padahal itu bisa menjadi perdebatan yang menunjukkan sikap para capres.
Diharapkan dalam sesi debat selanjutnya para capres bisa diarahkan memaparkan sikap terhadap suatu masalah sehingga bukan hanya sekedar menyampaikan gagasan. Sebanyak lima debat akan digelar sebelum pemilihan presiden 9 Juli nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H