Mohon tunggu...
Birully Walidain
Birully Walidain Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi traveling, berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Limbah Kotoran Sapi menjadi Pupuk Organik Membawa Keberuntungan bagi Masyarakat di Lembur Pakuan Subang

1 April 2024   13:23 Diperbarui: 1 April 2024   15:10 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Limbah organik ternak sapi selama ini hanya dibuang dan ditumpuk begitu saja bahkan kebanyakan masyarakat membuangnya disaluran air karena dianggap limbah tersebut tidak bermanfaat sama sekali. Hal ini tentu menjadi masalah dan berdampak buruk bagi lingkungan tersebut karena dapat menyebabkan aroma yang sangat menyengat dan dapat pula mencemari air sumur masyarakat ketika musim penghujan tiba, karena saat musim penghujan tiba air hujan dapat meresap kedalam air sumur masyarakat.

Membuang kotoran sapi begitu saja tanpa dimanfaatkannya sebagai pupuk organik merupakan pemborosan sumber daya yang merugikan lingkungan juga potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan. Selain itu pembuangan kotoran sapi yang tidak terkelola dengan baik dapat dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia, ekosistem, dan sumber daya alam, tanah yang tercemar berdampak negatif pada hasil panen dan pendapatan petani, berdampak luas pula bagi sosial-ekonomi seperti menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar dan meningkatkan risiko penyakit.

Namun berbeda halnya apabila kotoran sapi ini dikelola dengan baik sebagai peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Dengan memanfaatkan kotoran sapi secara efisien dan berkelanjutan dapat membantu mengurangi kerugian ekonomi yang disebabkan oleh pembuangan limbah yang tidak terkelola dengan baik, menciptakan peluang ekonomi baru yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan petani dan  masyarakat.

Kisah inspiratif dalam pengelolaan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik ini berasal dari warga Lembur Pakuan Sukadaya Desa Sukasari, Kabupaten Subang, Jawa Barat yaitu Dedi Mulyadi dan Aswin sang penggagas perubahan perkampungan tersebut. Mulanya, Kang Dedi membangun kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga agar lebih bermanfaat. Sampah organik dibuat menjadi pupuk, sementara anorganik dikumpulkan untuk diolah atau dijual ke pengepul. Berjalannya waktu Kang Dedi mulai masuk ke ruang pertanian. Dimulai dengan mengembalikan kesuburan tanah yang sudah mulai jenuh oleh berbagai pupuk dan pestisida kimia. Bersama dengan Aswin, Kang Dedi mulai mengubah pola ratusan hektar lahan pertanian padi menjadi organik. Disaat bersamaan Kang Dedi Mulyadi mulai mengembangkan peternakannya bukan untuk mencari keuntungan dari daging nya justru menjadikan kotoran dan kencing sapi sebagai produk utama peternakan. Adapun upaya yang ia lakukan, di antaranya dengan mengolah kotoran sapi dari peternakannya menjadi pupuk organik dan biogas yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat Lembur Pakuan. Ini menjadi ikhtiarnya membangun ekosistem kemandirian energi di kampungnya.

Dedi Mulyadi bersama Aswin memulai aksinya dengan langkah pertama yaitu mengumpulkan kotoran sapi dan dimasukkan kedalam gentong tertutup, didalam gentong tersebut kotoran sapi difermentasi terlebih dahulu dengan memberikan bakteri (biakan murni yang berasal dari tanah) dan jamur, setelah 15 hari kotoran sapi tersebut bisa digunakan. Kotoran sapi yang telah difermentasi selama 15 hari sudah siap dipanen sebagai pupuk organik. Pupuk tersebut ditaburkan ke sawah pada padi usia 15 hari dan 30 hari.

Hasil padi yang diberikan pupuk organik dan anorganik terlihat berbeda. Hasil padi yang diberikan pupuk organik ini menghasilkan warna daun yang tidak terlalu hijau tetapi batangnya kokoh dan hasil panen nya lebat dan tidak mudah jatuh sehingga menghasilkan beras yang sehat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hanya dari kotoran sapi kita dapat mengubah hubungan lingkungan dengan ekonomi. Lingkungannya menjadi bersih, sehat, terbebas dari pestisida dan ekonomi meningkat karna pengurangan pembelian pupuk anorganik yang mahal. Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan kualitas tanah dan tanaman secara keseluruhan. Pupuk organik secara bertahap memperbaiki struktur tanah, menyediakan nutrisi yang lebih seimbang, dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dayng pada akhirnya dapat menghasilkan hasil pertanian yang lebih berkualitas. Selain itu, penggunann pupuk organik yang murah memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para petani melalui pengurangan biaya produksi, peningkatan efisiensi, peningkatan kualitas hasil pertanian dan diversifikasi pendapatan juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dengan mendorong pengembangan industri pupuk organik yang berkelanjutan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun