Musim durian telah tiba, saatnya kita memuaskan selera. Jangan lupa kucuik katannya. Agar kenikmatan menyantap durian lebih terasa.
Kucuik, atau kucuik katan, demikian orang Minang menyebut nama penganan ini. Penganan berbahan beras ketan yang dibungkus daun pisang dan dikukus bersama santan dan diberi sedikit pandan untuk memperkuat aroma wanginya.
Penamaan kucuik sendiri berasal dari kata dikucuik yang artinya diikat. Sesuai dengan bentuknya yang diikat dengan bentuk mengerucut dalam daun pisang ketika memasaknya. Selain kucuik, penganan ini juga dikenal dengan nama atun, otun atau sipuluik katan.
Kenapa harus ada kucuik sebagai teman makan durian ? Jawabannya adalah sensasi yang dihadirkan kucuik itu sendiri.
Ya, dengan teksturnya yang lembut dan rasa manis, legit dan gurih dari paduan ketan dan santan memberi sentuhan rasa yang benar-benar memanjakan lidah dan menghadirkan kepuasan tersendiri ketika dipadukan dengan manisnya daging buah durian.
Sementara cara menikmatinya sama seperti ketika Anda makan nasi pada umumnya. Ambil sedikit bagian dari kucuik dan sedikit bagian dari daging durian. Suaplah ke dalam mulut dan rasakan sensasi rasanya yang membangkitkan selera.
Bagi orang Minang sendiri belum lengkap rasanya kenikmatan menyantap durian tanpa berteman kucuik katan. Ya, keberadan durian dan kucuik katan diibaratkan sepasang kekasih yang selalu hadir bersama dan saling melengkapi.
Bila musim durian tiba biasanya para penjual durian juga menyediakan kucuik sebagai teman bersantap durian bagi pembeli yang hendak menikmatinya di tempat ataupun dibawa pulang.
Hmmm, cukup menarik bukan ? Datanglah ke Sumatera Barat saat musim durian tiba. Biasanya pas akhir tahun. Di banyak ruas jalan utama, Anda akan menemukan para penjual durian yang juga menyediakan kucuik untuk disantap.
Atau bila Anda ingin memasaknya sendiri juga bisa. Caranya cukup mudah.