" Berbuat baik janganlah ditunda-tunda, (Bimbo) "
Manusia diciptakan untuk menebar kebaikan di muka bumi. Karena itu tak ada alasan untuk tidak berbuat baik.
Ramadan yang baru saja kita lalui telah mengajarkan kita untuk banyak-banyak berbuat baik. Melatih kepekaan jiwa dan mendorong niat di hati untuk selalu dan selalu menebar kebaikan dalam kehidupan.
Berbuat baik artinya kita melakukan apa saja yang disukai Sang Pencipta dan disenangi orang-orang yang diimplementasikan dalam kepedulian dan keikhlasan hati untuk memberikan yang terbaik untuk orang lain.
Praktiknya bisa dalam bentuk menyedekahkan harta benda, memberi sumbangan ide dan pemikiran, memberi pertolongan tenaga dan banyak lagi. Pokoknya apapun yang bisa memberi perasaan bahagia bagi orang lain.
Sejatinya, tidak sulit bagi kita untuk berbuat baik. Tinggal meluruskan niat dan memantapkan hati.
Selain itu secara naluriah manusia itu sebenarnya punya kecendrungan untuk suka berbuat baik. Jadi tak ada alasan bagi kita untuk tidak berbuat baik.
Namun dalam praktiknya sering muncul godaan yang membuat kita suka menunda-nunda untuk berbuat baik.
Ya, seringkali terjadi dimana kita menunda-nunda diri untuk berbuat baik.Â
Misal, kita menarik lagi tangan yang hendak mengulurkan sedekah, kaki yang berjalan surut ketika sebelumnya berniat hendak pergi memberi pertolongan, atau hati yang tiba-tiba saja enggan untuk memberi pertolongan.
Godaan-godaan seperti itu sering muncul begitu saja dan kita terbujuk untuk mengikutinya. Seolah kita tak punya daya untuk menyingkirkannya.
Meski demikian, kita tak boleh menyerah. Sebesar apapun godaan yang datang harus kita lawan. Teguhkan niat dan mantapkan hati agar keinginan kita untuk berbuat baik bisa terealisasi.
Ada tiga hal yang perlu kita renungkan agar rayuan untuk menunda-nunda berbuat baik tidak terus menghantui.
1. Memahami urgensi berbuat baik
Berbuat baik itu sesuatu yang penting. Sesuatu yang tak boleh tak ada dalam kamus kehidupan kita. Karena itu, jangan pernah mengabaikannya.
Ada dua alasan yang menguatkan betapa pentingnya kita berbuat baik dalam kehidupan.
Satu, karena berbuat baik itu merupakan perintah Allah.
Ya, berbuat baik merupakan perintah Allah. Hal itu termaktub jelas dalam banyak penjelasan ayat dalam Alquran. Salah satunya dalam surat Al Baqarah ayat 195 dimana disebutkan bahwa kita diperintahkan berbuat baik karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Dua, fitrah manusia yang menyukai berbuat baik.
Secara fitrah manusia sebenarnya suka untuk berbuat baik. Hal ini bisa dibuktikan dari suara-suara dari dalam hati kita yang terdalam yang selalu mengajak kita kepada kebaikan.
Maka dari itu, berbuat baik sejatinya sifat yang melekat pada diri setiap orang. Dan bilamana sifat ini hilang, pasti ada faktor pemicunya.
Dua keterangan diatas sudah bisa menjawab betapa pentingnya berbuat baik. Karena itu jangan pernah ditunda-tunda lagi untuk melakukannya.
2. Jangan berpikir untung dan rugi ketika hendak berbuat baik.
Ketika hendak berbuat baik, seringkali muncul godaan untuk memikirkan apa manfaat yang bisa kita peroleh bila kita berbuat baik. Dan seringkali terjadi kita bersedia berbuat baik bila memberikan keuntungan bagi diri kita. Sementara bila tidak menguntungkan, kita urung melaksanakannya.
Perlu kita sadari bahwa sebenarnya dari setiap perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya akan kembali kepada kita. Penjelasan tentang hal ini bisa kita lihat dalam keterangan ayat-ayat Alquran.Â
Diantaranya terdapat dalam surat Al Isra ayat 70. Disana disebutkan bahwa jika kita berbuat baik, maka perbuatan baik kita itu sejatinya adalah untuk diri kita sendiri.
Dalam surat Ar Rahman juga disebutkan bahwa balasan untuk orang yang berbuat baik adalah kebaikan pula.
Dari dua keterangan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kita tak pernah merugi atas setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Namun kita sering tak menyadarinya. Karena itu jangan pernah untuk berhitung untung rugi ketika hendak berbuat baik.
3. Menunda berbuat baik adalah sebuah kerugian.
Menunda berbuat baik itu sebenarnya adalah sebuah kerugian. Karena bisa jadi kita tak akan mendapat kesempatan kedua untuk melakukannya lagi. Karena itu, jangan pernah membuang kesempatan.
Misal, ketika banyak harta, jangan ragu untuk bersedekah. Karena bisa jadi kita besok hari tidak punya banyak harta lagi sehingga kita tak mampu untuk bersedekah.
Begitu pula untuk kebaikan-kebaikan lainnya. Jangan berpikir untuk menunda melakukannya agar kita tak kehilangan kesempatan.
Nabi sendiri pernah mengatakan dalam hadisnya yang diriwayatkan Tabrani bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, sementara orang yang hari ini sama dengan kemarin mereka itu merugi.Â
Artinya, kita harus selalu mengisi hari-hari kita dengan perbuatan baik agar waktu yang kita lewati tak terbuang sia-sia.
Tak ada yang lebih penting dalam hidup ini selain berbuat kebaikan. Karena itu lakukan segera. Jangan berpikir untuk menunda-nundanya. Karena menunda-nunda berbuat baik adalah sebuah kerugian besar.
(EL)
Bukittinggi, 25042024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H