Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tiga Catatan untuk PSSI Terkait Isu Krisis Finansial di Tengah Kompetisi

19 September 2023   18:55 Diperbarui: 19 September 2023   18:58 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih PSM Makasar Bernardo Tavares. Foto : Muhammad Alif Aziz Mardiansyah/bolasport.com

Sementara bagi tim-tim yang tidak memenuhi syarat, PSSI harus berani memberlakukan sanksi berupa penurunan kasta sampai pembekuan kegiatan sementara seperti yang juga berlaku di liga-liga negara lain.

2. PSSI memberlakukan salary cap atau pembatasan gaji pemain.

Persoalan gaji pemain menjadi salah satu pemicu krisis finansial dalam persepakbolaan Indonesia. Hal ini terkait sikap klub yang berani jor-joran menawarkan gaji tinggi pada para pemain. Padahal pemasukan klub amat terbatas.

Ya, gaji para pemain saat ini sudah mencapai angka yang fantastis. Tahun lalu dalam sebuah acara podcast, mantan manajer Persebaya Candra Wahyudi pernah menyebutkan angkanya pada kisaran 200-300 juta untuk pemain asing dan 130-150 juta untuk pemain lokal. Ini belum termasuk berbagai bonus.

Angka-angka diatas tentunya bukanlah angka yang sedikit. Bila tidak didukung pendanaan yang memadai akan menimbulkan defisit pada neraca keuangan klub dan bukan tidak mungkin akan memicu kebangkrutan sebuah klub.

Karena itu, pemberlakuan salary cap atau pembatasan gaji pemain menjadi sesuatu yang perlu dilakukan PSSI. Setiap klub harus dipaksa bersikap realistis guna menjaga kesehatan keuangan mereka agar drama-drama seperti tunggakan gaji pemain atau tim yang kolaps di tengah kompetisi tak lagi terjadi.

3. PSSI perlu mempertimbangkan lagi pelaksanaan kompetisi dua wilayah.

Wilayah Indonesia yang sangat luas dan persebaran tim yang tidak merata menyebabkan biaya operasional sejumlah tim menjadi membengkak karena sejumlah tim harus menggunakan pesawat terbang saat melakoni laga tandang. Khususnya bagi tim-tim luar Jawa.

Situasi seperti ini tentu saja akan memberatkan bagi sebagian klub. Karena itu wacana pembagian kompetisi menjadi dua wilayah menjadi sesuatu yang  bisa dipertimbangkan sebagai langkah menghemat pengeluaran tim.

Penyelenggaraan kompetisi dua wilayah sendiri sebenarnya bukan sesuatu uang asing bagi kita. Sekitar dua dekade silam kita pernah punya kompetisi dengan format ini. Tepatnya diawal penyatuan Perserikatan dengan Galatama pada tahun 1994 silam. Dan kompetisi sempat berjalan beberapa musim sebelum diubah kepada bentuk satu wilayah.

Yang jelas, format kompetisi dua wilayah pada dasarnya bukan sesuatu yang sulit untuk kembali diterapkan. PSSI sudah punya pengalaman sebelumnya. Tinggal menyusun regulasi dan menyesuaikan dengan kondisi terkini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun