Keberuntungan selalu datang tanpa diduga. Yang pasti, keberuntungan akan mendatangi siapa yang berhak memiliknya. Seperti halnya kisah keberuntungan seorang Kepa Arrizabalaga, kiper yang baru saja bergabung dengan Real Madrid.
Bagai mendapat durian runtuh, Kepa Arrizabalaga akhirnya mewujudkan mimpinya bergabung dengan raksasa Spanyol, Real Madrid, di awal musim kompetisi 2023/2024 ini. Hal ini menjadi sebuah kejutan tak direncanakannya sebelumnya. Apalagi bila dikaitkan dengan peristiwa lima tahun lalu yang membawa kekecewaan besar baginya.
Ya, lima tahun lalu Kepa sebenarnya tinggal selangkah lagi untuk menjadi bagian dari Madrid. Setelah menjalani dua musim yang gemilang bersama Athletic Bilbao, Kepa mendapat tawaran untuk bergabung dengan Madrid pada Januari 2018 sebagai kandidat pengganti Keylor Navas, kiper utama Madrid kala itu.
Sayang, kepindahannya urung terlaksana. Kuatnya penolakan dari ruang ganti, baik oleh sang pelatih, Zinedine Zidane maupun sejumlah pemain senior yang masih menginginkan bersama Navas.
Pada akhirnya Madrid mengontrak Thibaut Courtois, kiper Chelsea yang dinobatkan sebagai kiper terbaik dunia tahun itu. Sementara Kepa sendiri berlabuh Chelsea sebagai pengganti Courtois.
Masa-masa Kepa di Chelsea penuh pasang surut. Setelah sempat menuai sukses dengan mengantar Chelsea sebagai pemenang trofi Europa League 2019, perannya mulai surut ketika kiper kelahiran Ondarroa ini terlibat konflik dengan pelatih Maurizio Sarri dan membuat beberapa blunder fatal yang merugikan tim.
Dan posisi Kepa akhirnya benar-benar tergeser ketika klub mendatangkan Edouard Mendy dari klub Perancis, Rennes. Oleh Frank Lampard, pelatih Chelsea kala itu, Mendy didapuk sebagai kiper utama sehingga Kepa harus puas sebagai kiper cadangan. Mirisnya, situasi ini terus berlanjut ketika Thomas Tuchel mengambil alih komandan tim pada awal tahun 2021.
Masa-masa di bawah kepemimpinan Tuchel sebenarnya merupakan masa penuh keemasan bagi Kepa. Bersama pelatih asal Jerman tersebut, Kepa bersama klubnya, Chelsea memenangkan sejumlah trofi bergengsi mulai dari Piala Champions, Piala Super Eropa hingga Piala Dunia Antar Klub.
Meski demikian, semua kesuksesan itu tetap saja tak memberi kepuasan baginya. Status sebagai kiper cadangan membuat dirinya tak berarti.
Ya, Kepa kehilangan banyak menit bermain. Baik di liga domesrik maupun antar klub Eropa, Kepa hanya beberapa kali dimainkan. Hal ini tentu saja membawa pengaruh buruk bagi perkembangan karirnya.