Pesepakbola asal Brasil, Neymar, resmi bergabung dengan Saudi Pro League bersama klub Al Hilal. Apakah langkah Neymar ini bagian dari ambisinya sebagai pesepakbola top dunia atau cerminan dari rasa frustasi?
Neymar adalah cerminan seorang pemain dengan ambisi besar. Apa yang dilakukannya dalam sepuluh tahun karirnya di Eropa belakangan ini menunjukkan betapa besar usahanya untuk menjadi yang terbaik. Maka ketika dirinya memutuskan berpindah ke liga Arab Saudi yang levelnya di bawah liga Eropa tentu saja menimbulkan pertanyaan.
Mantan pemain Barcelona dan juga Al Hilal, Jonathan Soriano kepada DAZN mengatakan bahwa keputusan Neymar pindah ke Al Hilal adalah cerminan dari rasa frustasinya setelah gagal bersinar bersama PSG.
"Neymar punya kualitas yang cukup untuk memenangkan Piala Champions. Setelah Messi dan Ronaldo tak ada, menjadi kesempatan bagi Neymar untuk memimpin sepak bola Eropa bersama Mbappe dan Haaland. Sayang, dia sudah menyerah dan lebih berorientasi pada uang," ujar Soriano.
Bukan tanpa alasan Soriano berkomentar demikian. Diusianya yang masih 31 tahun dan didukung kompetensinya yang luar biasa, sebenarnya Neymar masih mampu memimpin sebuah tim untuk bersaing di kancah sepak bola Eropa.Â
Apalagi Ronaldo dan Messi, dua sosok yang selama ini menghalanginya untuk bersinar sudah hengkang dari Eropa. Maka sungguhlah mengherankan ketika Neymar ikut-ikuatan pergi meninggalkan benua Eropa.
Ada apa dengan Neymar?
Meski digadang-gadang akan menjadi pemain yang paling bersinar, sejatinya karir sepak bola Neymar tidaklah mulus seperti yang dibayangkan.Â
Keputusannya menerima tawaran PSG enam tahun lalu yang diharapkan akan merubah peruntungannya ternyata jauh dari harapan. Neymar tetaplah Neymar yangÂ
Seperti diketahui, meski meraih sukses besar bersama Barcelona, sinar kebintangan Neymar tetaplah kalah dari ikon tim, Lionel Messi.Â