Keberuntungan itu datang sekali-sekali bukan berkali-kali. Jepang tampil antiklimaks dan gagal naik kelas.
Naik kelas, ya naik kelas. Keseblasan Jepang ingin naik kelas dalam keikutsertaan mereka pada Piala Dunia 2022 ini. Mereka tak mau berstatus hanya sebagai penggembira. Hasil positif selama kualifikasi dan kesuksesan sejumlah bintang mereka di kompetisi Eropa memberi mereka keyakinan.
Harapan sempat muncul. Mengawali perjalanan mereka di Piala Dunia kali ini, wakil dari Asia ini sukses menaklukan dua favorit juara, Jerman dan Spanyol di babak penyisihan dan tampil sebagai juara grup. Hasil ini mengagetkan banyak orang dan Jepang pun digadang-gadang akan terus membuat kejutan.
Selain itu Jepang sendiri juga ingin menorehkan sejarah baru dengan menembus babak perempat final Piala Dunia untuk pertama kalinya. Ya, dalam tiga kali kesempatan sebelumnya, Jepang selalu gagal. Turki, Paraguay dan Belgia telah menghadang laju mereka
Laga melawan Kroasia selanjutnya  pada babak 16 besar di Al Janoub Stadium hari Senin, 5 Desember 2022 menjadi ujian guna membuktikan kualitas mereka. Bila lulus, itu artinya Jepang sudah pantas untuk naik kelas dan bisa disejajarkan dengan sejumlah kekuatan sepak bola dunia lainnya.
Tapi seperti yang dikatakan orang bijak bahwa keberuntungan itu hanya datang sekali-sekali, bukan berkali-kali. Dan ternyata keberuntungan justru tak memihak Jepang dalam laga krusial ini.
Jepang yang dituntut untuk menang guna memastikan tempat di fase berikutnya malah tampil antiklimaks. Tim berjuluk Samurai Biru ini kalah lewat adu pinalti 1-3 (1-1).
Sempat unggul lewat gol Daizen Maeda pada dua menit menjelang berakhirnya babak pertama. Jepang harus kebobolan lewat gol sundulan cantik Ivan Perisic di sepuluh menit pertama babak kedua. Selanjutnya kedua tim gagal mencetak gol hingga berakhirnya babak tambahan 30 menit.
Serangan yang kurang efektif dan buruknya penyelesaian akhir menjadi penyebab kedua tim gagal menambah gol. Namun secara permainan, Kroasia yang mengandalkan Luka Modric, Ivan Perisic dan juga Marko Kovacic bermain lebih unggul. Umpan-umpan yang mereka mainkan lebih terukur dan beberapa kali membahayakan gawang Jepang yang dijaga Shuichi Gonda.
Sementara Jepang lebih banyak mengandalkan serangan balik. Meski sesekali menyerang namun mereka mampu memberi kejutan bagi kiper Kroasia.