"Kemenangan menjadi obat terbaik dalam menyembuhkan depresi, Luis Enrique (pelatih timnas Spanyol )
Seiring makin dekatnya gelaran Piala Dunia 2022, kinerja pelatih Spanyol, Luis Enrique, terus menjadi sorotan. Kritikan dan keraguan membayangi persiapan mereka. Dua laga terakhir Nations League A menjadi bahan perbandingan sejauh mana kesiapan mereka.
" Kemenangan menjadi obat terbaik dalam menyembuhkan depresi,"Â demikian ujar Enrique, mengomentari kemenangan timnya atas Portugal laga terakhir Nations League A pada Selasa, 27 September 2022. Sebuah pernyataan tentang betapa berartinya kemenangan kali ini bagi pelatih berusia 52 tahun itu.
Ya, pelatih Enrique dibuat depresi akhir-akhir ini. Kekalahan 1-2 atas Swiss pada hari Minggu lalu menjadi peringatan bahwa tim perlu perbaikan. Tak ayal kekalahan ini menimbulkan keraguan terhadap masa depan juara dunia 2010 ini.
Laga melawan tuan rumah Portugal kali ini menjadi sebuah pertaruhan bagi pelatih Enrique. Mantan pelatih Barcelona ini dipaksa harus bisa memaksimalkan laga keenam mereka di liga antar bangsa kali ini. Kemenangan menjadi harga mati demi memastikan satu tempat di final four pertengahan tahun depan.
Tak ingin mengulangi kekalahan di La Romareda, pelatih Enrique membuat kejutan dengan merombak komposisi line up. Tak tanggung-tanggung, Enrique merotasi tujuh pemain sekaligus.
Alvaro Morata yang sebelumnya absen kembali menjadi tumpuan di lini depan bersama Paolo Sarabia dan Ferran Torres. Sementara di barisan belakang hanya Pau Torres yang kembali dimainkan dalam komposisi empat bek. Tiga pemain baru lainnya adalah Dani Carvajal, Hugo Guillamon, dan Jose Gaya.
Perubahan paling mengejutkan terjadi di lapangan tengah. Pedri yang biasanya dimainkan sebagai starter, kali ini hanya menjadi cadangan. Demikian juga dengan Sergio Busquets dan Gavi. Mereka menjadi cadangan bagi Rodri, Koke dan Carlos Soler.
Pertandingan ini menjadi tak mudah bagi skuad La Furia Roja, julukan bagi timnas Spanyol. Meski lebih menguasai bola di babak pertama, namun serangan yang mereka bangun kurang efektif. Gol yang ditunggu-tunggu belum satupun tercipta.
Sebaliknya mereka justru dibikin kerepotan oleh beberapa kali percobaan pemain Portugal. Ronaldo, Diogo Jota dan Bruno Fernandes beberapa kali menciptakan peluang berbahaya ke gawang Spanyol. Beruntung kiper Unai Simon tampil gemilang dan sukses menggagalkan peluang-peluang tersebut.
Pelatih Enrique selanjutnya membuat lima perubahan di babak kedua. Lini tengah dan depan diperkuat. Sarabia, Ferran Torres, Koke,Guillamon, dan Soler ditarik keluar.