"Perhatikan apa yang disampaikan,bukan hanya siapa yang menyampaikan"
Bulan Ramadan tahun 2022 ini terasa istimewa bagiku. Ada sebuah pemandangan menarik manakala mengikuti shalat Tarawih di mesjid. Tentang seorang anak kecil yang menyelinap masuk ke barisan saf orang dewasa.
Azan Isya baru saja selesai dikumandangkan. Lima orang anak kecil yang kira-kira berumur tujuh atau delapan tahun duduk melingkar di barisan depan. Mereka melantunkan shalawat secara bergantian memakai pengeras suara.
"Shallallahu 'ala Muhammad
 Shollallah alaihi wasallam
Shallallahu 'ala Muhammad
 Shollallah alaihi wasallam"
Senandung shalawat terus bergema mengisi jeda antara azan dan iqamat sambil menunggu para jama'ah datang menuju masjid. Dan tepat sepuluh menit iqamat dikumandangkan dan selanjutnya shalat Isya dimulai.
Ada pemandangan menarik dihadapanku uanh berada di saf ketiga. Dari lima anak yang tadi mengucapkan shalawat,empat diantaranya langsung mundur ke barisan paling belakang bergabung bersama anak-anak lainnya.
Sementara yang seorang lagi masuk ke tengah-tengah saf bapak-bapak di saf kedua, tepat didepanku. Dirinya tidak ikut saf anak-anak di belakang.Apa pasal?Â
Aku bertanya-tanya sendiri pada diriku kenapa anak tersebut menempuh sikap berbeda. Aku mencoba menebak-nebak hingga akhirnya aku menarik kesimpulan bahwa anak kecil yang satu itu sedang memberi pesan pada kami yang bukan lagi anak-anak.
Ada tiga pelajaran yang bisa diambil dari sikap anak kecil yang menyelinap ke saf orang dewasa tersebut khususnya dalam hal beribadah.
1.Luruskan niat dalam beribadah.
Niat adalah pangkal perbuatan. Tanpa ada niat kita urung berbuat apa-apa. Jadi peran niat sangat penting,termasuk dalam beribadah.