Perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Perbedaan itu adalah takdir Tuhan yang tak bisa dielakkan. Dalam ajaran Islam situasi seperti ini tertuang dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 48 yang artinya :
"Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan"
Perbedaan atau kondisi yang tidak sama ini khususnya perbedaan dalam hal agama yang dianut berpotensi memicu ketidaksepahaman dan perselisihan. Karena itu perlu disikapi dengan bijaksana. Dan toleransi atau tepatnya toleransi antar umat beragama menjadi solusi dalam menjembatani berbagai perbedaan tersebut.
Toleransi adalah sikap yang menghargai perbedaan dan menghapus sekat-sekat yang memisahkan. Toleransi merupakan kunci sukses dalam membangun hubungan baik antar personal dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam membangun toleransi hendaklah didasarkan pada rasa cinta dan kasih sayang sesama manusia. Karena itu rasa persaudaraan bagi masing-masing individu yang terlibat didalamnya hendaklah diperkuat. Sehingga nantinya nilai output berupa kerukunan hidup sebagai tujuan akhir bisa tercapai.
Bicara mengenai hubungan antar umat agama yang berbeda, penulis teringat pada kenangan semasa SMA di kota Padang dahulu.Tentang antusiasme seorang teman beragama Budha yang mau menghadiri dan membantu persiapan acara "Buka Bersama".
Penulis dulu punya teman sekelas beragama Budha dari etnis Tionghoa. Meski berbeda kultur dan keyakinan, hubungan kami cukup akrab dan dan kami tak pernah mempersoalkan perbedaan yang tampak.
Ketika akan mengadakan acara Buka Bersama, kami memutuskan mengundang teman tersebut karena sudah menganggapnya sebagai saudara. Dan karena sudah dianggap sebagai saudara,maka sang temanpun dengan senang hati menerima undangan ini.
Pada hari-H,sang teman tersebut yang merupakan rekan putri ikut mempersiapkan menu buka puasa bersama rekan-rekan putri lainnya. Acara berlangsung lancar dan kami semua berbahagia.