Penulis beberapa kali mendengar komentar-komentar miring yang meremehkan keberadaan virus Corona. Komentar seperti"Virus Corona itu sebenarnya tidak ada, itu hanya akal-akalan saja" sering kali penulis dengar sehari-hari.
Bahkan parahnya lagi ada yang membawa-bawa agama yang mengatakan berdosa bila percaya dengan adanya virus Corona. Akibatnya mereka dengan santai melanggar protokol kesehatan yang dianjurkan.
Pengingkaran akan kebenaran, seperti itulah kira-kira benang merah yang dapat kita tarik atas penolakan sebagian orang dalam menyikapi kedua peristiwa yang tak kasat mata ini. Peristiwa Isra'Mi'raj dan serangan virus Corona. Sebuah sikap yang menunjukkan betapa sempitnya logika berpikir dan wawasan seseorang.
Bagaimana dengan kita? Kita bisa meneladani sikap sahabat Nabi Abu Bakar yang tanpa ragu membenarkan cerita Nabi karena yakin Nabi tidak berdusta.
Begitu juga dengan kita sebagai orang yang mengaku beriman. Kita mempercayai sepenuhnya bahwa yang disampaikan para ahli itu sebuah kebenaran. Tidak perlu banyak membantah atau menyanggah tanpa punya dasar yang jelas. Apalagi memakai pembelaan-pembelaan konyol yang sering keluar dari konteks yang dibahas.
Seperti halnya peristiwa Isra'Mi'raj, maka serangan virus Corona adalah cara Tuhan menguji keimanan manusia. Dan mereka yang lulus ujian adalah yang tidak menolak fakta tentang kehadiran dan bahaya virus ini.
Yogyakarta,13032021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H