Mohon tunggu...
Heru Heu
Heru Heu Mohon Tunggu... Jurnalis - Heu itu saya

Menulis untuk kesenangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dinamika Buruh Bank BRI Tahun 1953

27 Agustus 2020   14:31 Diperbarui: 27 Agustus 2020   14:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUmber foto: Dok. pribadi

Pagi ini saya mendapatkan majalah atau tepatnya buletin tua, namanya Gema S.S.B.R.I. Ini buletin milik Serikat Sekerja Bank Rakjat Indonesia (SSBRI), yang terbit Juli-Agustus tahun 1953. Cukup tua kan? Buletin sedikit banyak menggelitik saya karena kesadaran berserikat dan bermedia di kalangan pekerja sudah sedemikian baik di saat itu. Gema SSBRI sebagai  alat juang mereka. Menurutku itu luar biasa.

Setidaknya ada tiga hal yang menarik menurutku di buletin itu. Pertama, laporan kunjungan  ke Serikat Buruh Bank di Tiongkok, tulisan soal kredit khususnya Kredit Tani dan tulisan tentang kemerdekaan menulis. Tiga poin itu sudah bisa menggambar suasana politik, sosial ekonomi masyarakat Indonesia saat itu.

Kunjungan ke Tiongkok, di antaranya melaporkan poin-poin jaminan sosial yang diterima serikat buruh negara itu. Misalnya jaminan kesehatan dan pengobatan, "Tarip pembajaran sengadja dibuat semurah-murahnja, setidaknya separoh atau setengahnja bila dibandingkan dengan tarip rumah sakit umum," demikian petikan tulisan laporan.

Juga diungkap adanya jaminan sarana rekreasi pada masa itu. "Gedung2 untuk itu didikan di pegunungan jang sedjuk hawanja, di pantai atau di pinggir-pinggir danau."

Kemudian dilaporkan pula fasilitas rumah makan dan toko-toko negara berharga murah untuk buruh dan rumah penitipan anak untuk buruh. "Di rumah penitipan Serikat Buruh Bank di Nanking misalnja, ongkos penitipan jang pertama hanya sebesar 5000 yen (djadi Rp  2.50) atau 1% dari gadji si ajah," demikian mengenai ongkis penitipan anak.  Juga diungkap adanya bantuan untuk serikat buruh dari pihak Bank.

SUmber foto: Dok. pribadi
SUmber foto: Dok. pribadi
Tulisan kedua yang menarik adalah soal kredit tani oleh pimpinan Cabang BRI Yogyakarta. Dalam tulisan itu diungkap kesiapan BRI menjalankan kredit tani.

... kami kemukakan bahwa penjelenggaraan prekreditan ketjil lewat saluran BRI dipenuhi:

1. dengan perantaraan bank desa. Untuk keperluan ini harus ada putusan DPR Kelurahan berdasarkan peraturan2 jang berlaku..... dst

Tulisan itu setidaknya bukti sejarah BRI bahwa sudah memiliki komitmen kuat membantu perekonomian rakyat kecil di dasa warsa pertama kemerdekaan RI. 

Artikel menarik ketiga adalah soal jurnalistik dan kemerdekaan menulis. Pengelola Gema agaknya sudah memiliki kesadaran berjurnalistik yang baik ala jurnalis profesional.

Sebagai bukti, satu pengelola Gema SSBRI menjadi siswa angkatan pertama Akademi Wartawan Djakarta tahun 1950/1951.  "Tegasnja disamping segala kebebasan, di samping segala kemerdekaan menulis dsb, kita sebagai buruh dan anggota organisasi jang terhormat, wadjib kita mengetahui dan menghormati kesusilaan dari karang-mengarang atau menulis..." demikian sebut artikel itu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun