Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Resep Warisan Bumbu Kecap Sate Kambing Muda Pak Codot

10 Agustus 2020   08:15 Diperbarui: 10 Agustus 2020   08:28 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok foto Local Guide Fachrudin


Berjalan-jalan di wilayah kota Klaten tak lengkap rasanya tanpa mencicipi Sate Kambing Muda Pak Codot. Warung milik Harjanto ini cocok bagi pecinta makanan dari berbagai olahan daging kambing mulai dari sate, gulai, tengkleng hingga tongseng.

Aroma daging kambing menguar yang beradu dengan panas arang menimbulkan asap yang dapat menarik pengendara untuk berhenti atau sekedar menoleh di warung yang terletak sekitar 50 meter ke arah utara dari simpang empat Markas Kepolisian Sektor Kota (Mapolsekta) Klaten. 

"Pelanggan rata- rata PNS pegawai Pemda Klaten dan para polisi. Pernah juga dipesan oleh Pemda Klaten untuk menjamu Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) usai mampir berkampanye di Bantul (DIY). Enggak mampir, beliau makannya tetap di restoran yang disiapkan pemda," cerita Harjanto.

Warung sate Pak Codot saat masih berjualan di trotoar/dok pribadi
Warung sate Pak Codot saat masih berjualan di trotoar/dok pribadi
Tidak jauh berbeda dengan masakan sate daging pada umumnya, Harjanto menggunakan kipas beranyaman bambu saat membakar potongan daging yang ditusuk rapi di atas bara arang anglo. Begitu selesai dibakar, kelezatan sate semakin lengkap dengan ditemani irisan kubis, tomat, bawang merah, taburan merica, dan bumbu kecap manis ala Pak Codot.

"Bumbunya ada resep khusus, tapi enggak bisa kami beberkan. Karena ini warisan simbah saya dari Gunungkidul. Dulu dia juga jualan sate kambing keliling di Klaten, tapi masih pikulan. Nah, nama Codot ini pemberian dari simbah. Karena saat masih bayi saya enggak doyan makan bubur, tapi doyannya makan pisang," ujar Harjanto merahasiakan bumbu kecapnya.

Warung sate kambing yang terletak di Jalan Bhayangkara itu sudah berdiri sejak tahun 2000. Tiap hari, kecuali Minggu dan tanggal merah, dia menyediakan dua ekor kambing berukuran tanggung untuk memuaskan lidah pengunjung. 

Menurut warga Kampung Pondok, Kelurahan Kabupaten, Klaten Tengah ini, dari dua daging kambing tersebut bisa diolah menjadi 800-1.000 tusuk sate. Adapun tiap porsinya pelanggan bisa menikmati lima tusuk sate kambing dan sepiring nasi putih.

"Sekali nyoba, pasti cocok," kata pria yang sebelum berdagang sate ini bekerja sebagai sales di salah satu penerbit dan percetakan di Kabupaten Klaten.

Salah seorang pelanggan, Angga mengaku, paling menyukai menu makanan sate kambing Pak Codot. Warga Perumahan Griya Prima, Klaten Utara ini menilai, daging kambing yang diolah tidak terlalu amis dan empuk. Apalagi olesan bumbu kecapnya sungguh manis di lidah. "Kekurangannya hanya satu, nasinya kurang banyak," ujar karyawan swasta ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun