Berjalan-jalan di wilayah kota Klaten tak lengkap rasanya tanpa mencicipi Sate Kambing Muda Pak Codot. Warung milik Harjanto ini cocok bagi pecinta makanan dari berbagai olahan daging kambing mulai dari sate, gulai, tengkleng hingga tongseng.
Aroma daging kambing menguar yang beradu dengan panas arang menimbulkan asap yang dapat menarik pengendara untuk berhenti atau sekedar menoleh di warung yang terletak sekitar 50 meter ke arah utara dari simpang empat Markas Kepolisian Sektor Kota (Mapolsekta) Klaten.Â
"Pelanggan rata- rata PNS pegawai Pemda Klaten dan para polisi. Pernah juga dipesan oleh Pemda Klaten untuk menjamu Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) usai mampir berkampanye di Bantul (DIY). Enggak mampir, beliau makannya tetap di restoran yang disiapkan pemda," cerita Harjanto.
"Bumbunya ada resep khusus, tapi enggak bisa kami beberkan. Karena ini warisan simbah saya dari Gunungkidul. Dulu dia juga jualan sate kambing keliling di Klaten, tapi masih pikulan. Nah, nama Codot ini pemberian dari simbah. Karena saat masih bayi saya enggak doyan makan bubur, tapi doyannya makan pisang," ujar Harjanto merahasiakan bumbu kecapnya.
Warung sate kambing yang terletak di Jalan Bhayangkara itu sudah berdiri sejak tahun 2000. Tiap hari, kecuali Minggu dan tanggal merah, dia menyediakan dua ekor kambing berukuran tanggung untuk memuaskan lidah pengunjung.Â
Menurut warga Kampung Pondok, Kelurahan Kabupaten, Klaten Tengah ini, dari dua daging kambing tersebut bisa diolah menjadi 800-1.000 tusuk sate. Adapun tiap porsinya pelanggan bisa menikmati lima tusuk sate kambing dan sepiring nasi putih.
"Sekali nyoba, pasti cocok," kata pria yang sebelum berdagang sate ini bekerja sebagai sales di salah satu penerbit dan percetakan di Kabupaten Klaten.
Salah seorang pelanggan, Angga mengaku, paling menyukai menu makanan sate kambing Pak Codot. Warga Perumahan Griya Prima, Klaten Utara ini menilai, daging kambing yang diolah tidak terlalu amis dan empuk. Apalagi olesan bumbu kecapnya sungguh manis di lidah. "Kekurangannya hanya satu, nasinya kurang banyak," ujar karyawan swasta ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H