Identitad vs Kebingungan Peran (12 tahun -- 18 tahun)
- Dalam tahap ini, anak berdampingan dengan masa pubertas menuju dewasa, dimana anak banyak sekali memiliki peran baru, status baru sebagai orang dewasa, pekerjaan dan lainnya. Jika anak menjajaki peran secara positif, maka identitas anak akan tercapai, dan hal-hal positifpun banyak digapai. Namun jika ketidakpastian terhadap identitas diri tidak tercpai maka dapat menyebabkan kebingungan peran di masa depan. Seperti contoh : siapa saya, masa depan saya mau jadi apa, tujuan saya apa, dsb.
Keintiman vs Isolasi (18 tahun -- 40 tahun)
- Keintiman dalam tahap ini merupakan identitas personal yang sangat kuat antara wanita dan pria. Yang dimana tahap ini sebagai tahap seksual mutuality atau kematangan seksual.
- Jika hubungan ini berhasil, maka seseorang akan memiliki teman atau pasangan hidup dan melanjutkan hubungannya menjadi sebuah komitmen. Namun bagi mereka yang memiliki kepekaan diri yang kurang tinggi, maka cenderung memiliki kekurangan dalam berkomitmen dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan merasa keterasingan dengan orang lain.
Generativitas vs Stagnasi (40 tahun -- 65 tahun)
- Pada tahap ini seseorang akan melanjutkan kehidupannya dan berfokus terhadap karir dan keluarga. Jika berhasil melewati tahap ini, maka seseorang akan memberikan kontribusi terhadap lingkungannya dengan berpartisipasi dalam lingkungannya dan komunitasnya.
- Jika gagal dalam melewati tahap ini, maka seseorang akan merasa tidak produktif, dan stagnasi yang berkaitan dengan rasa kecewa dan menumbuhkan sikap egois pada diri. Sehingga rasa penyesalan lah yang membuat setiap individu dalam tahap ini mengisolasi dirinya dari lingkungan di sekitarnya.
Integritas vs Keputusasaan (65 tahun keatas)
- dalam tahap ini, cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu setiap individu. Pada tahapan ini, merupakan rumusan dari semua tahapan di masa lalunya.
- Jika seseorang yang banyak memiliki keberhasilan pada tahap-tahap yang lalu maka mencerminkan keberhasilan dan kebijaksanaan. Namun jika banyak tahapan yang tidak berhasil, maka merasa bahwa hidupnya hanyalah percuma dan memiliki banyak penyesalan serta keputusasaan.
Menurut penulis, dalam perkembangan Psikososial menurut teori Erik Erikson mempunyai banyak kelebihan dan kekurangannya antara lain adalah:
Teori yang diberikan Erik Erikson lebih realistis dikarenakan gagasan pengembangan kepribadiannya dapat dengan perspektif dalam menguraikan tahapan -- tahapan yang diberikan. Sehingga teori Erikson memiliki validitas muka yang baik, dimana banyak orang menemukan berbagai tahap siklus hidup melalui pengalamannya sendiri.
Namun, dari kelebihan itu semua, kekurangan pada teori ini adalah Erikson tidak cukup menjelaskan tentang perkembangan social dan emosional yang bagaimana dan mengapa perkembangan itu terjadi yang mempengaruhi satu tahap psikososial terhadap tahap kepribadian selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H