Mohon tunggu...
Birgitta Wastu
Birgitta Wastu Mohon Tunggu... Guru - Do good. And good will come to you.

Be kind, be fair, be honest, be true, and all of these things will come back to you.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Pendidikan Melalui Pengalaman Menurut John Dewey

17 September 2021   23:53 Diperbarui: 17 September 2021   23:58 13394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

John Dewey merupakan salah satu figur yang sangat penting di dunia pendidikan, dia juga termasuk filosof yang sangat berpengaruh di amerika. John Dewey memperkenalkan konsep pendidikannya melalui Experiential Learning, dimana pendidikan dapat di peroleh melalui pengalaman. Karena bagi John Dewey pendidikan itu berarti sebagai bentuk kehidupan. Dewey menjelaskan bahwa pendidikan berarti perkembangan yang sudah tumbuh sejak lahir hingga menjelang kematian.

Ada beberapa prinsip mendasar yang ditawarkan oleh John Dewey yaitu  prinsip kebebasan yang diarahkan kepada peserta didik dalam melakukan eksperimen dan menentukan kebenaran. 

Pendidikan melalui pengalaman (Experience) merupakan nilai yang sangat penting karena belajar melalui "pengalaman" adalah  "sarana dan tujuan pendidikan" (John Dewey, 2004) .

 Hal itu merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan usaha untuk terus-menerus menyusun kembali (reconstruction) dan menata ulang (reorganization) pengalaman hidup, sehingga peserta didik terus tumbuh dan diperkaya oleh pengalaman-pengalaman yang di dapat dalam hidupnya. 

Teori John Dewey tentang Experiential Learning mempunyai banyak kelebihan, yaitu belajar yang langsung berpusat pada pemikirannya, yang dimana peserta didik dapat melakukan kegiatan menurut minatnya. Selain itu, melalui teori ini, peserta didik dapat belajar bersama, mengajarkan peserta didik pada tingkat yang lebih personal untuk mendapatkan keterampilan baru, sikap baru serta cara berpikir yang baru. 

John Dewey juga memberikan keyakinan, bahwa dalam belajar melalui pengalaman; peserta didik harus berproses aktif sehingga dapat terlibat langsung dalam mengerjakan tugas serta dalam menjalani tantangan kehidupan yang nyata. Karena pendidikan yang baik harus memiliki tujuan untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga dapat terefleksikan prinsip-prinsip dan gagasan yang memotivasi masyarakan dalam memperoleh pengetahuan. 

Dewey berpendapat tentang metode pendidikan  dalam Experiential learning adalah upaya menanamkan sikap disiplin, tetapi bukan otoritas. Yang terpenting adalah mengantrol anak melalui kekuatan eksternal. 

Disiplin dalam pendidikan memancar dari keinginan peserta didik, yang merupakan suatu tempat berlangsungnya aktivitas peserta didik dalam usaha bersama mencapai tujuan pendidikan.  

Peran guru di sini sangat diperlukan dengan membangkitkan "impulse" peserta didik sehingga dalam belajar dapat mencapai "mastery' (ketuntasan), menumbuhkan kecakan dan minat setiap peserta didik terhadap pelajaran yang berbeda-beda, serta guru harus menciptakan situasi di kelas sehingga peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses belajar. 

Adapun kelemahan dalam teori Experiential learning ini adalah masih bersifat subjektif dan tidak diberikannya petunjuk yang memadai  serta hanya berfokus kepada peserta didik saja.

Bagi John Dewey, pendidikan harus memampukan peserta didik dalam memaknai rangkaian pengalamannya, sehingga peserta didik teruk bertumbuh dan diperkaya oleh pengalaman tersebut. Disamping itu diperlukan juga komponen pendidikan lainnya seperti pandangan dalam kurikulum, metode pendidikannya, peserta didik dan peran guru juga menjadi inti dalam mendukung terwujudnya idealisasi pendidikan yang menempatkan pengalaman sebagai basis orientasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun