Mohon tunggu...
Birgita Alvina
Birgita Alvina Mohon Tunggu... -

anak pertama perempuan satu-satunya dari dua bersaudara dan sedang berusaha foto pake baju kebesaran topi toga pada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sigmund Freud dengan Fase Oral dan Fase Analnya

2 April 2015   00:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:39 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa sudah pukul 00:57 jadi saatnya saya mengucapkan “Halo selamat malam para kompasioner”

Kali ini saya akan menyambung episode yang lalu dengan apa yang akan saya bahas kali ini. 2 minggu yang lalu saya sempat menyinggung siapa itu Sigmund Freud dan teori tentang Id, Ego dan Superego.

Di sini saya akan mengankat sebuah tema tentang “ Sigmund Freud dengan Teori Perkembangan Psikoseksual”  selain teori mengenai Id, Ego dan Superego, Freud juga memiliki teori mengenai Perkembangan Psikoseksual yang terbagi  menjadi 5 fase. Fase tersebut adalah Fase Oral, Fase Anal, Fase Phalic, Fase Latent serta Fase Genital. Tetapi pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Fase Oral dan Fase Anal saja karena materi yang dosen sampikan baru sampai pada kedua fase tersebut.

Oke, yang pertama saya akan membahas apa itu Teori Perkembangan Psikoseksual. Freud percaya bahwa kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan. Menurut Freud kepribadian sesorang di bentuk dalam mas Golden Age. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari. Jika fase-fase dalam psikoseksoal dari seorang anak selesai dengan sukses, maka akan membuahkan hasil berupa kepribadian yang sehat. Jika ada masalah tertentu yang tidak terselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. Fiksasi disini mengandung arti focus yang gigih terhadap awal psikoseksualnya. Sampai konflik ini dapat terpecahkan, individu tersebuat akan tetap “terjebak” dalam tahap ini.

Next, kita akan memasuki Fase oral. Pada fase ini sumber utama adalah anak bayi.  Dalam Fase Oral ini kepuasan oral menjadi pusat dari kehidupan individu dan sesuai dengan kebutuhan dasarnya untuk membantu dia dalam bertahan hidup. Bayi tersebut menikmati kepuasanya dengan menghisap dan menerima rangsangan melalui alat indra pengecap yaitu mulut, sehingga refleks menghisap bagi sang bayi sangat lah penting. Dalam fase ini bayi juga dapat mengembangakan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral. Jika mengalami konflik fiksasi pada fase ini, Freud dengan teorinya akan mengatakn bahwa akan terjadi ketergantungan atau agresi. Fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, makan, merokok atau mengigit kuku.

Fase yang kedua adalah Fase Anal. Pada fase Anal ini Freud mengatakan bahwa focus utama dari fase ini adalah libido. Yang di maksut libido ini adalah hasrat seksual yang di miliki oleh setiap individu. Tahap ini terkadi pada anak usia batita. Fase ini dapat juga di sebut dengan toilet traning, maksutnya adalh masa yang tepat untuk melatih batita dalam buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya. Konflik utama pada fase ini adalah pelatihan toilet jadi anak harus belajar untuk mengendalikam kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan control ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Menurut Freud keberhasilan pada fase ini tergantung pada cara dimana orang tua melakukan pendekapat atau mengajari anak tetang pelatihan toilet. Di fase ini orang tua di tuntut untuk meberi reward atau sebuah pujian untuk menggunakan toilet pada saat yang teapt mendorong hasil yang positif dan membantu anak-anak untuk merasa mampu dan produktif, freud meyakini bahwa pengalam yang positif selama tahap ini dapat menghasilkan dasar orang untuk menjadi manusia dewasa yang berkompeten, produktif dan kreatif. Namun jika orang tua tidak memberikan reward atau pujian kepada sang anak akan mengasilkan dampak yang negative. Jika orang tua mengambil pendekatan terlalu longar maka akan merusak kepribadian dan akan menjadi manusia yang boros. Jika orang tua terlalu ketat dalam toilet traning  maka kepribadian seserorang tersebuta kan menjadi manusia yang tertib, ketat, kaku dan obsesif.

Demikianlah Fase Oral dan Fase Anal yang dapat saya jabarkan kepada kompasioner seluruh Indonesia. Jika ada yang kurang jelas silakan memberikan komentar. Trimakasi selamat beristirahat~

“Dari satu kesalahan ke kesalahn yang lain, manusia akan menemukan kebenaran”

-Sigmund Freud-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun