Mohon tunggu...
Birgaldo Sinaga
Birgaldo Sinaga Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang ingin setiap anak bangsa maju berkembang tanpa ada intimidasi, perbedaan perlakuan dan ketidak adilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Risma Sandiaga vs Ahok Heru, Klimaks Pesta Pilkada DKI 2017

3 Agustus 2016   18:49 Diperbarui: 3 Agustus 2016   21:24 10297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Ino (dokpri)

Saya terkesan dengan ucapan Ahok bahwa menjadi pejabat itu mulia karena bisa menolong banyak orang dengan kebijakannya. Menjadi pengusaha kamu bisa kaya dan membantu orang tapi tidak akan mampu menolong banyak orang miskin dan susah. Menjadi pejabat akan mampu menolong dan memperbaiki kehidupan orang banyak asal bekerja dengan baik dan jujur. Itulah alasan Ahok mengapa Ia ingin menjadi pejabat publik.

Saya juga pernah membaca seruan Anies Baswedan saat masa pilpres lalu bahwa kejahatan itu berkembang karena orang baik diam dan mendiamkannya. Anies menyerukan agar anak anak muda mau berpolitik dan membantu calon pemimpin yang baik untuk menang. Mendiamkan kejahatan berkembang sesungguhnya membiarkan masa depan anak cucu kita menderita.

Dua pesan ini mempengaruhi banyak orang, hingga akhirnya banyak orang baik turun membantu calon pemimpin baik menang. Jokowi adalah contoh sahih betapa orang orang baik akhirnya mau turun langsung membantu perjuangan memenangkan Jokowi pada pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2014 lalu.

Para relawan yg mengorbankan waktu, materi, tenaga dan pikiran tiada henti bersuara menyuarakan harapannya. Menyuarakan suaranya tentang Jokowi sebagai jawaban bagi perubahan bangsa negara. Sangat massiv, militan dan bergelora.

Pada perhelatan pilkada DKI 2017 ini seorang anak muda bernama Sandiaga Uno mencoba mengikuti seruan Ahok dan Anies. Sandiaga mendengar seruan seniornya itu dan berani terjun masuk gelanggang politik. Meski minim pengalaman dalam kebijakan publik namun keberaniannya patut diapresiasi.

Tidak banyak anak muda seumuran Sandiaga berani turun bertarung melawan seniornya yang sudah punya nama besar dan peluang menang tinggi.

Awal kehadiran Sandiaga setahun lalu saya pikir hanya buat geger sementara saja. Tidak serius. Unjuk gigi gagah gagahan saja. Siapa yang kenal anak muda culun ini? Siapa yang pernah membaca pikiran pikirannya tentang tata kota dan kompleksitas masalah sosial publik Ibukota?

Saya suka memelototi berita politik media mainstream dan medsos, rasanya belum pernah membaca tulisan buah pikirannya tentang impian kota versi Sandiaga. Minim sekali literasi narasi Sandiaga Uno atas pembangunan ibukota Jakarta.

Namun, setelah mendapat tiket dari Prabowo, underestimate itu hilang. Profesor Yusril yang bisa disebut mahaguru soal politik bahkan kandas direrumputan dalam perebutan tiket DKI I.

Prof Yusril kalah ditikungan cantik oleh anak muda yang datang entah darimana. Hanya bermodal wajah tampan berlatar pengusaha muda dan punya senyum simpatik, Sandiaga Uno berhasil merebut hati Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Yusril gagal maning gagal maning son.

Politic is art of possibility. Ahok pada pilkada 2017 tidaklah sepopuler sekarang ini. Banyak orang tidak mengenal Ahok meskipun Ia pernah menjadi Bupati Belitong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun