Liburan lebaran kantor kali ini tidak terlalu lama seperti tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi kurang lengkap rasanya jika liburan tidak kita sisipkan agenda mbolang. Kali ini saya dan teman-teman bermaksud hunting tempat buat tambah koleksi foto di area Surabaya. Sambil menikmati lengangnya kota terbesar nomor 2 di Indonesia ini di musim lebaran dikarenakan banyak warga yang masih mudik di kampung halaman. Berikut beberapa destinasi kami untuk hunting foto:
1. Perumahan Wisata Bukit Mas, Wiyung, Surabaya Barat
Yaps, seperti saya sebutkan di atas ini adalah sebuah kompleks perumahan elit di area Surabaya Barat. Yang menjadikan tempat ini menarik untuk dijadikan spot foto adalah tema setiap blok perumahan yang menggunakan nama negara, sehingga ada ikon-ikon setiap negara di masing-masing pintu gerbang. Sekitar 1,5 jam perjalanan naik motor dari tempat tinggal kami, sampailah di blok pertama dari perumahan ini. Dikarenakan ini adalah sebuah kompleks perumahan maka untuk memasukinya terlebih dahulu harus ijin ke pos sekuriti. Untuk keperluannya tentu saja untuk mengambil foto. Sekuriti mempersilakan kami masuk dengan beberapa peraturan, di antaranya dilarang berisik dan tidak boleh terlalu lama di satu spot. The Colosseum adalah spot pertama yang kami jadikan objek pengambilan gambar.Â
Di gerbang blok Itali ini memang ada bangunan yang mirip ikon Colosseum yang ada di Kota Roma, Itali. Mulailah kami bergantian mengambil foto dengan berbagai gaya. dan ternyata sudah banyak juga anak-anak muda yang sudah lebih dahulu sampai dan berfoto-foto. Hari gini memang hunting foto sudah menjadi hobi sebagian besar pemuda. Gapapa lah ya guys asalkan tetap positif dan tidak merugikan pihak lain, why not? Dan menurut info di blok ini juga ada waterpark yang cocok dijadikan tempat rekreasi keluarga.
Next, puas dengan "Paris", kami pun memutuskan hunting ke sisi lain dari Kota surabaya, tepatnya di Jalan Gula, area Surabaya Timur. Sebelum itu let's check hasil foto-foto kita ya..
Buat sebagian warga surabaya Jalan Gula pasti sudah menjadi tempat yang tidak asing lagi. Saya sendiri tidak begitu tahu bagaimana sejarahnya jalan ini dinamakan Jalan Gula. Karena jika dilihat sekeliling jalan yang lebarnya hanya sekitar 2 meter ini tidak terdapat tanda-tanda bekas pabrik gula atau agen gula. Hehehe.Â
Pertama kali tertarik dengan tempat ini adalah ketika saya mebuka-buka album kenangan milik adik saya sewaktu duduk di sekolah menengah atas. Ada satu kelas yang mengambil photoshoot di lokasi ini dan entah karena totalitas penampilan mereka yang mengambil tema 80-an atau karena efek kamera dan editing yang ciamik foto-foto mereka terlihat sangat menarik.Â
Nuansa tempo doeloe terpampang nyata sesuai dengan tema yang mereka pilih. Berbekal Google Maps sekitar 1 jam perjalanan dari spot foto pertama sampailah kami di Jalan Gula. Awalnya kami agak underestimate dengan tempat tersebut karena memang cuma sebuah gang yang kanan kirinya terdapat bangunan tua yang mungkin sudah tidak berpenghuni. Ada sebuah tempat parkir yang memang disediakan untk mereka yang mau berfoto-foto tapi tidak ada penjaganya, mungkin masih libur lebaran. Ada juga tulisan tempat persewaan sepeda kuno untuk properti Foto. tapi masih tutup juga. Mungkin masih mudik juga. Heheh.
Karena tujuan utama kita ke sini adalah untuk berfoto ria, maka mulailah kita keluarkan handphone, pose sana pose sini untuk mendapatkan angle foto terbaik dan instagramable tentunya. Tidak lama kemudian ada juga sekelompok ABG yang datang dan berfoto-foto seperti kita. Spot yang satu ini memang terbilang kurang menarik pada awalnya. tapi setelah melihat-lihat hasil jepretan kamera handphone seadanya dengan gaya sesuka kita ternyata hasilnya cukup menarik juga. Lumayanlah koleksi foto kita bertambah dengan nuansa tempo doeloe.Â
Setelah puas berfoto-foto kami pun melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya yaitu "Surabaya North Quay" sekaligus mencari tempat untuk shalat dzuhur. Inilah beberapa hasil jepret-jepret kita.
Kali ini kami pun masih mengandalkan Google Maps. Tetapi mungkin karena efek lapar belum makan siang ditambah cuaca yang panas luar biasa beberapa kali kami berputar-putar di jalan yang sama tanpa menemukan arah yang benar. Akhirnya kami pun memutuskan berhenti di sebuah SPBU untuk shalat dzuhur.Â
Setelah sholat dan beristirahat sejenak untuk mempelajari kembali arah ke SNQ kami pun melanjutkan perjalanan. Namun kali ini cobaan perjalanan lain datang, ban motor yang saya naiki berboncengan dengan teman saya ternyata bocor. Untung tambal ban tidak terlalu jauh dari tempat kami. sambil menunggu tukang tambal ban kami akhirnya makan siang di sebuah warung soto di daerah Dupak, Surabaya yang kebetulan bersebelahan dengan tukang tambal ban.
Perjalanan pun berlanjut tanpa hambatan yang berarti karena papan penunjuk arah sudah mulai terlihat. Artinya sebentar lagi kita akan sampai di Surabaya North Quay, dan apabila sesuai rencana kita bisa mengambil foto dengan latar belakang senja di dermaga yang tentunya akan sangat instagramable. Dan kalau kita beruntung bisa berpose dengan latar belakang kapal pesiar yang kerap merapat di sini. Karena sejatinya Surabaya North Quay adalah dermaga yang dikelola oleh PT Pelni yang dikhususkan untuk kapal-kapal pesiar.
Salah satu kelalaian kami adalah kenapa tidak mengecek jadwal buka pelabuhan melalui Google, hanya mengecek petunjuk arahnya saja. Mungkin kali ini memang kita belm ditakdirkan untuk kesana. Hari sudah cukup sore mau cari tujuan lain juga tidak ada referensi. Akhirnya kami berhenti sebentar di Taman Bungkul untuk meratapi nasib sambil tertawa-tawa mengingat betapa sialnya kita. Hehehe.