Sebelum saya menulis panjang lebar kali tinggi (Cieeh volume balok kali buuk) tentang pembolangan saya and the gengs kali ini saya mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon maaf lahir dan batin buat seluruh penghuni Kompasiana. Mungkin ada salah-salah kata, salah-salah komen,salah-salah tulis dan salah-salah yang lainnya yang disengaja maupun tidak disengaja saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Baru bisa online Kompasiana lagi karena memang baru buka kantor hari ini, ketahuan nih selama ini numpang ngompasiana pake PC kantor. Heheh.
Libur lebaran saya kali ini lumayan panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga sayang rasanya kalau tidak memplanningkan mbolang bareng teman-teman yang memang sudah cukup lama tidak kita agendakan. Mengingat kebanyakan dari kita tidak ada yang mudik keluar kota, karena memang rata-rata orang tua kami asli daerah Sidoarjo, jadilah kami merencanakan "Mudik Mbolang" ke Kota Blitar yang terkenal dengan pantainya yang cakep-cakep. Yaah meskipun tidak ada saudara yang akan kita kunjungi disana, anggap saja semua orang yang kita temui adalah saudara, saudara dari Nabi Adam. Hehehe.Â
Setelah dirasa selesai bersilaturahim dengan teman-teman saudara-saudara terdekat, Hari Sabtu tanggal 09 Juli 2016 dengan berbekal restu orang tua dan doa (ciellah) meluncurlah kita berdelapan sekitar pukul 06.30 pagi. Kita naik motor beriringan dengan rute keberangkatan melewati Pacet (Mojokerto)--Kota Batu (Malang)--Wlingi (Blitar)--Tambak Rejo (blitar). Satu jam kemudian kita sudah memasuki kawasan Cangar (Pacet, Mojokerto) karena lalu lintas yang masih cukup lengang. Di sepanjang perjalan di pagi yang cukup dingin itu kita disuguhi pemandangan yang bear-benar spektakuler. Kalau tidak mengingat-ingat kita harus jalan terus biar tidak terlalu siang saat sampai di pantai nanti, kita pasti sudah berhenti di pinggir-pinggir jalan, ngapain? ya tentu saja foto-foto. hehehe.
Barisan bukit-bukit, Perkebunan Kol, Bunga Krisan, Kubis dan sebagainya yang ditanam bersusun berteras-teras di sepanjang perjalanan benar-benar menjadi pemandangan yang indah. Jalanan memang sudah mulus beraspal akan tetapi sangat berkelok-kelok, penuh dengan tikungan, tanjakan maupun turunan yang curam. Jadi diperlukan keahlian lebih dalam mengendarai motor maupun mobil dan diperlukan kekuatan mental untuk menaklukkan setiap rintangan (duhh lebbay.heheh). Sekitar 45 menit berkonsentrasi dengan jalanan yang berliku-liku tajam dan pemandangan yang memanjakan mata kita sudah memasuki Kota Batu, Malang. Jalanan memang masih naik turun, tapi sudah tidak se ekstrim di Cangar.
Kita memang menghindari lewat Malang kota, karena pasti jalanan masih padat oleh arus Mudik maupun arus balik. Sehingga meskipun jalur yang kita tempuh cukup berkelok-kelok penuh tanjakan turunan dan membelah hutan rimba tapi lebih cepat sampai karena bebas macet. kira-kira 3.5 jam berkendara kita sudah memasuki Wlingi, kabupaten Blitar. Yaa tujuan kita sudah semakin dekat nih. Kita berhenti sebentar di sebuah SPBU untuk mengisi bahan bakar dan meluruskan kaki sejenak. Karena cukup lama kita tidak mbolang capek juga bersepeda motor jarak jauh seperti ini. Perjalanan berlanjut, kita mulai memasuki kawasan Blitar kota.
Papan penunjuk Pantai Tambak Rejo sudah mulai terlihat. Wiih sebentar lagi sampai nih. Berharapnya sih. Heheheh. Ternyata dari Blitar kota perjalanan yang kita lalui masih cukup panjang. kurang lebih 1.5 jam lagi. karena masih ada bukit-bukit lagi yang harus kita tahlukkan. Semangaat..Kita sudah membayangkan birunya laut, lembutnya pasir putih yang sebentar lagi akan menyambut. Jalanan cukup bagus dan beraspal meskipun dipenuhi tanjakan, turunan dan tikungan tajam. beberapa menit kemudian kita sudah bisa melihat lautan biru dengan buih-buih ombak berwarna putih dari kejauhan menandakan perjalanan kita segera berakhir. Dan tidak lama kemudian kita sudah memasuki gerbang masuk Pantai Tambak Rejo dan membayar tiket masuk yang hanya Rp 5.000/orang.Â
Setelah memarkir motor kami di teras salah satu rumah penduduk yang berderet di pinggir pantai karena tempat parkir yang disediakan pengelola pantai sudah penuh, kami pun bergegas menghambur ke sebuah warung di pinggir pantai yang memiliki pemandangan langsung ke laut lepas. Yellah kita lapar dan haus setelah perjalanan kurang lebih 5 jam. Sesudah melepas lelah, haus dan lapar kami pun langsung berjalan-jalan meyusuri sepanjang pantai. Pemandangan pantai yang memukau perpaduan antara birunya laut bergradasi hijau tosca berpadu dengan birunya langit dan pasir putih benar-bnar membuat kami terpesona.
Tidak sia-sia rasanya perjalanan panjang penuh tikungan yang sudah kami tempuh kalau untuk mengunjungi tempat se keren ini. Tidak menghiraukan matahari yang sedang bersinar terik-terik nya karena jam memang menunjukkan hampir pukul 12.00 tengah hari, kami langsung berselfie sana, berselfie sini, gruphie sana sini. Gini nih kalau anak kota ke pantai (Cieee anak kota..wkwkwk), bukannya berenang malah foto sana sini. Ga papa deh yang penting ga ngrusak sana sini. Heheheh. Emang dasar pemandangan bagus diambil dari sudut manapun hasil foto nya juga pasti bagus. Sebenernya kepingin banget berenang-renang di laut, cuma kalau siang begini ombak lagi ganas-ganas nya sehingga pengunjung tidak diperkenankan berenang. Lain kali mungkin kalau kita ke pantai pagi-pagi kita bisa bermain air pantai sepuasnya.
Ada salah satu spot di Pantai Tambak Rejo ini yang paling keren kalau dipakai berfoto-foto. Di salah satu sudut pantai dimana ombak besar yang datang menghantam Batuan dan karang sehingga menimbulkan semburan air yang cukup tinggi. Resikonya ya memang basah-basah dikit, tapi hasilnya kece badai kan foto ya?. heheheh. Cuma hati-hati saja untuk tidak berdiri terlalu ke pinggir karena tidak ada pagar pembatas dan batu-batu ini cenderung licin. Jadi foto keren sih boleh tapi keselamatan tetap nomor satu ya kompasianer.
Di Pantai Tambak Rejo ini kalau kompasianer mau menikmati menaiki speed boat yang bisa diisi beberapa orang juga ada. Akan tetapi saya tidak sempat survey harga nya karena memang tidak berniat untuk naik speed boat mengingat kunjungan kita yang cukup singkat.
Berjalan menyusuri sepanjang pantai, merasakan hembusan angin laut, menikmati pesona ciptaan-Nya bersama sahabat-sahabat tersayang, maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?. Kalau sudah sampai disini rasanya kepingin menginap saja kalau membayangkan perjalan pulang yang harus kita tempuh nanti. Apalagi pemandangan pantai yang kece badai ini rasanya ga ada bosen-bosennya untuk terus dipandangi selama mungkin. Tapi kita terlanjur tidak minta izin untuk menginap dan tidak ada persiapan untuk menginap.