Mohon tunggu...
Bipasha BilbinaRislam
Bipasha BilbinaRislam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis Berita

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ribuan Sampah yang Mengendap di Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke

7 Januari 2024   18:40 Diperbarui: 7 Januari 2024   18:43 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Muara Angke, 7 Januari 2024 - Kawasan hutan mangrove di Muara Angke tengah menghadapi tantangan serius dengan terkumpulnya ribuan sampah yang mengendap di sepanjang wilayah ini. Fenomena ini mengundang keprihatinan dan kekhawatiran akan dampak seriusnya terhadap ekosistem mangrove dan lingkungan sekitarnya.

Pemandangan yang seharusnya penuh dengan keindahan alam dan keanekaragaman hayati, kini menjadi suram dengan limbah-limbah plastik, botol bekas, dan berbagai jenis sampah lainnya yang menutupi hutan mangrove. Komunitas Mangrove Muara Angke yang melakukan pemantauan secara rutin menemukan bahwa kondisi ini semakin memburuk dan memerlukan tindakan cepat.

Hutan mangrove memiliki peran vital dalam menjaga ekosistem pesisir. Fungsi filter alaminya membantu mengurangi dampak air asin dan memberikan tempat berlindung bagi berbagai jenis biota laut, termasuk ikan, kepiting, dan burung migran. Namun, kehadiran sampah yang merusak ini mengancam keseimbangan alam dan keberlanjutan ekosistem mangrove.

Pemerintah setempat langsung merespons keadaan darurat ini dengan membentuk tim khusus untuk menangani pembersihan dan restorasi kawasan mangrove yang terkena dampak sampah. Tim ini terdiri dari petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, warga sekitar yang tergabung dalam komunitas mangrove Muara Angke, dan pihak terkait lainnya yang bekerja keras untuk mengatasi permasalahan ini.

Salah satu tantangan utama dalam membersihkan kawasan mangrove adalah skala yang luas dan sifat alamiah lingkungan tersebut. Proses pembersihan tidak hanya memerlukan tenaga manusia, tetapi juga teknologi yang ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak selama proses ini berlangsung.

Dokpri
Dokpri
Menurut Syamsul Alam, Salah satu pengurus Mangrove Muara Angke juga memberikan pendapat bahwa penumpukan sampah di hutan mangrove ini dikarenakan dampak dari posisi lahan mangrove yang berada di samping muara sungai kali adem, yang mana jika air turun dari hulu sungai hingga ke hilir muara sungai dapat membawa sampah dan mengendap hingga terjadi nya lahan yang timbul di sekitaran pesisir.

Seiring dengan upaya pembersihan, penting bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan menetapkan kebijakan yang lebih ketat terkait manajemen sampah di wilayah sekitar Muara Angke. Program edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan juga perlu ditingkatkan untuk menciptakan kesadaran akan dampak negatif dari perilaku menggunakan plastik secara berlebihan.

Pengelolaan sampah yang efisien melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, pemerintah harus berkolaborasi dengan warga, kelompok masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat untuk menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Selain itu, perusahaan dan industri yang beroperasi di sekitar Muara Angke perlu lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan oleh aktivitas mereka. Pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan penerapan praktik ramah lingkungan harus menjadi bagian dari kebijakan korporat untuk mendukung pelestarian ekosistem mangrove dan menjaga keseimbangan alam.

Selama proses pembersihan, penting juga untuk memahami bahwa restorasi ekosistem mangrove memerlukan waktu yang cukup lama. Pembangunan kembali keanekaragaman hayati dan peningkatan kualitas tanah membutuhkan perawatan yang teliti dan berkelanjutan.

Dokpri
Dokpri

Syamsu Alam juga menceritakan Awal mula keberhasilan penanaman hutan mangrove di muara angke ini dilakukan pada saat 2011, saat itu pertama kali bekerja sama dengan CSR Nusantara Power di kegiatan perawatan tanaman mangrove, dan luas nya mencapai 2,3 hektar. Total pohon mangrove yang tertanam sampai saat ini sekitar 78.000 pohon, dan tingkat kegagalan saat penanaman sekitar 30% diakibatkan oleh kegagalan dari cuaca dan iklim panas serta gelombang pasang air laut yang tinggi dikarenakan posisi lahan yang berada tepat di pesisir pantai dan bibit mangrove yang masih lemah akarnya. Terkadang jika terkena pasang laut terangkat dari tanah dan jika gelombang laut datang merobohkan tanaman cuaca panas membuat bibit yang mudah lemah layu dan bisa sampai mati akibat dari sampah yang menghalangi atau menghambat pertumbuhan tanaman akar yang terhalang oleh plastik.

Selain itu, Rahmat Zainal warga setempat memberikan solusi untuk menyelamatkan mangrove dari lautan sampah dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat sekitaran hutan mangrove pentingnya kelestarian dan merawat hutan mangrove, bersama masyarakat pemerintah dan kelompok pecinta lingkungan pesisir dalam menjaga dan merawat hutan mangrove.


Penting untuk menyadari bahwa masalah sampah di kawasan mangrove Muara Angke bukan hanya masalah lokal, melainkan juga mencerminkan tantangan global terkait manajemen sampah dan perlindungan lingkungan. Oleh karena itu, kerjasama internasional dan pertukaran pengetahuan antar negara dapat membantu mengatasi permasalahan ini secara lebih efektif.

Melalui kejadian ini, kita semua diingatkan akan urgensi untuk mengubah pola pikir dan perilaku kita terkait sampah plastik. Pergeseran menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi kunci untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Dalam mengatasi masalah ini, peran media massa juga sangat penting. Melalui liputan yang mendalam dan edukatif, media dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari pencemaran plastik terhadap lingkungan. Selain itu, media juga dapat menjadi wadah untuk mendukung kampanye pelestarian lingkungan dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam upaya menjaga kelestarian alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun